Terminal Peti Kemas Koja (TPK Koja) berperan penting dalam kelancaran arus barang di Pelabuhan Tanjung Priok, pusat distribusi logistik nasional. Namun, gangguan teknis berulang seperti kerusakan crane, overheating gantry, dan spreader yang tidak berfungsi, serta koordinasi tim yang kurang efektif telah menurunkan produktivitas dan meningkatkan risiko keselamatan. Permasalahan ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara tuntutan operasional dan kemampuan operator, yang dipengaruhi oleh pengalaman kerja, kualitas pelatihan, serta kompetensi kerja. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pengalaman kerja dan pelatihan terhadap kinerja operator melalui kompetensi kerja sebagai variabel mediasi. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei terhadap 220 operator TPK Koja. Data dianalisis menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis) dan uji Sobel untuk menguji hubungan langsung maupun tidak langsung antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman kerja dan pelatihan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja operator dan kompetensi kerja (p < .001). Kompetensi kerja juga terbukti berpengaruh signifikan terhadap kinerja operator serta memediasi hubungan pengalaman dan pelatihan dengan kinerja. Temuan ini menegaskan pentingnya pelatihan terstruktur, evaluasi kompetensi yang berkelanjutan, dan penguatan pengalaman kerja guna meningkatkan efisiensi operasional, keselamatan, dan daya saing industri logistik nasional.