Wijayanti, Wenny
Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA DALAM BUKU AJAR CERDAS BERBAHASA INDONESIA UNTUK KELAS X SMA/MA KARANGAN ENGKOS KOSASIH Wijayanti, Wenny
Widya Warta No. 01 Tahun XLI/Januari 2017
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Kampus Kota Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.357 KB)

Abstract

This research was to describe (1) the linguistic politeness and (2) the kind of politeness shift in Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X written by Engkos Kosasih. This research used descriptive-qualitative research design. The data of the research were descriptive; they were the form of utterances and sentences stated in each sections of the handbook. The result of the research was that there were 219 utterances which obeyed and violated the politeness principles. 152 utterances obeyed the politeness principles especially the tact maxim. 15 utterances were the polite imperative utterances but they violated the modesty maxim. The forms of violations found in the handbook were 50 utterances with the modesty maxim violation, while the other 2 utterances with the modesty maxim violations and at once the tact maxim violations. Most utterances found in the handbook obeyed the politeness principles. It seems that the imperative utterances in the handbook are polite.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF KOMPETENSI MEMPRODUKSI TEKS PROSEDUR KOMPLEKSYANG BERMUATAN KESANTUNAN BAGI PESERTA DIDIK KELAS X SMA/MA Wijayanti, Wenny; Zulaeha, Ida; Rustono, Rustono
Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4 No 2 (2015): November 2015
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.845 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar interaktif kompetensi memproduksi teks prosedur kompleks yang bermuatan kesantunan merupakan bahan ajar penting untuk pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan bahan ajar interaktif kompetensi memproduksi teks prosedur kompleks dapat memudahkan peserta didik dalam memahami teks prosedur kompleks sehingga peserta didik mampu memproduksi teks prosedur kompleks secara mandiri sesuai dengan struktur dan kaidah yang tepat. Adapun pengintegrasian nilai kesantunan dalam bahan ajar ini dimaksudkan agar peserta didik tidak hanya menguasai materi teks prosedur kompleks melainkan mampu memahami dan mengaplikasikan nilai kesantunan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan desain penelitian research and development. Bahan ajar interaktif kompetensi memproduksi teks prosedur kompleks yang bermuatan kesantunan bagi peserta didik kelas X SMA/MA dinyatakan efektif guna membimbing peserta didik dalam memproduksi teks prosedur kompleks yang terdapat nilai kesantunan di dalamnya.
KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Febriasari, Diani; Wijayanti, Wenny
KREDO : Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra Vol 2, No 1 (2018): JURNAL KREDO VOLUME 2 NO 1 TAHUN 2018
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.836 KB) | DOI: 10.24176/kredo.v2i1.2557

Abstract

Di dalam lingkungan sekolah, siswa harusnya lebih bisa mengendalikan tuturan mereka. Hal ini terjadi karena di lingkungan sekolah adalah tempat mereka menuntut ilmu dan membentuk karakter. Akan tetapi pada kenyataannya dalam proses pengajaran masih ditemukan beberapa siswa yang menggunakan bahasa tidak santun kepada teman bahkan kepada guru. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk pematuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa dialog maupun konversasi siswa dengan temannya dan siswa dengan guru. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, teknik rekam, dan wawancara. Dari hasil penelitian ditemukan adanya tuturan siswa yang mematuhi  maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim permufakatan, dan maksim kesimpatisan. Akan tetapi adapula tuturan siswa yang melanggara maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim permufakatan, dan  maksim kesimpatisan.Kata kunci: kesantunan berbahasa, pembelajaran
PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP KEKERASAN VERBAL OLEH GURU DI SMP SE-KOTA MADIUN Wijayanti, Wenny; Djokowidodo, Agustinus
Jurnal Ilmiah FONEMA : Jurnal Edukasi Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : FKIP - Universitas Dr. Soetomo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.574 KB) | DOI: 10.25139/fn.v2i2.1715

Abstract

Dalam kegiatan pembelajaran bentuk tuturan yang mengarah pada kekerasan verbal sudah sering ditemukan. Dampak kekerasan verbal bukan menjadi sesuatu yang tak perlu diperhitungkan. Meskipun kekerasan verbal tidak berdampak pada kerusakan fisik, tetapi berakibat pada luka psikis bagi korbannya. Oleh karena itu diharapkan dalam kegiatan pembelajaran tidak terjadi kekerasan baik itu kekerasan verbal maupun kekerasan fisik. Berkaitan dengan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik, mendeskripsikan faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan verbal, dan dampak yang diakibatkan oleh tindakan kekerasan verbal oleh guru terhadap peserta didik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan data penelitian ini berupa angket. Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat diketahui bahwa bentuk kekerasan verbal yang dilakukan oleh guru bermacam-macam antara lain mengancam, memarahi, mengumpat, memaki, dan sebagainya. Faktor yang mempengaruhi kekerasan verbal tersebut berasal dari peserta didik dan guru, Faktor peserta didik yang paling banyak mempengaruhi terjadinya kekerasan verbal dalam pembelajaran.
Persepsi Peserta Didik Terhadap Kekerasan Verbal oleh Guru di SMP se-Kota Madiun Wijayanti, Wenny; Djokowidodo, Agustinus
Jurnal Ilmiah FONEMA : Jurnal Edukasi Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : FKIP - Universitas Dr. Soetomo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.574 KB) | DOI: 10.25139/fn.v2i2.1715

Abstract

Dalam kegiatan pembelajaran bentuk tuturan yang mengarah pada kekerasan verbal sudah sering ditemukan. Dampak kekerasan verbal bukan menjadi sesuatu yang tak perlu diperhitungkan. Meskipun kekerasan verbal tidak berdampak pada kerusakan fisik, tetapi berakibat pada luka psikis bagi korbannya. Oleh karena itu diharapkan dalam kegiatan pembelajaran tidak terjadi kekerasan baik itu kekerasan verbal maupun kekerasan fisik. Berkaitan dengan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik, mendeskripsikan faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan verbal, dan dampak yang diakibatkan oleh tindakan kekerasan verbal oleh guru terhadap peserta didik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan data penelitian ini berupa angket. Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat diketahui bahwa bentuk kekerasan verbal yang dilakukan oleh guru bermacam-macam antara lain mengancam, memarahi, mengumpat, memaki, dan sebagainya. Faktor yang mempengaruhi kekerasan verbal tersebut berasal dari peserta didik dan guru, Faktor peserta didik yang paling banyak mempengaruhi terjadinya kekerasan verbal dalam pembelajaran.
KESANTUNAN BERBAHASA MAHASISWA UNIKA WIDYA MANDALA MADIUN DALAM TUTURAN LANGSUNG Wijayanti, Wenny
Widya Warta No. 01 Tahun XLIV/Januari 2020
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Kampus Kota Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Language  has  function  as  acommunication  tool.  As  a  communication  tool,  there  are  several principles  that  need  to  be  considered  when  using  language.  In  college,  Bahasa  Indonesia becomes the compulsory course taken by the students. When using spoken language, students are likely to choose the incorrect words, do not know the situation when they communicate, and do not know the social status with the interlocutors. Based on these situations, the study aims to describe the form of compliance and the violation of the language use in the afternoon class and morning class. This research was a qualitative descriptive study with the data were in the form of students’ direct speech and the source of data was derived from the students taking the general course of Bahasa Indonesia. From the results of the research, it is  known that there are the  compliances  and  violations  of  the  politeness  principles.  The  compliances  of  politeness principles in the afternoon class were the compliances to the maxim of the agreement, tact, and approbation,  while  the  compliances  of  politeness  principles  in  the  morning  class  were  the compliances  to  the  maxim  of  agreement,  tact,  and  sympathy.  The  violations  of  politeness principles conducted by the students in the afternoon class were the violations to the maxim of approbation, sympathy, and tact, while the violations of politeness principles conducted by the students  in  the  morning  class  were  the  violations  to  the  maxim  of  tact,  modesty,  and approbation.
Implementasi Kesantunan Berbahasa Mahasiswa dalam Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Wijayanti, Wenny; Saputra, Ardi Wina
Jurnal Sastra Indonesia Vol 10 No 3 (2021): November
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v10i3.47207

Abstract

Keberadaan virus corona telah menjadi pandemi global sejak Maret 2020. Semua sektor terdisrupsi secara masif, termasuk sektor pendidikan. Pendidik yang dalam hal ini guru dan dosen, berbondong-bondong untuk mengganti strategi pembelajaranya menjadi strategi pembelajaran daring. Bahasa merupakan instrumen dalam komunikasi. Melalui bahasa, simbol dan konsesus bersusun-susun menjadi pesan yang disampaikan oleh komunikator. Dalam berbahasa diperlukan kesantunan berbahasa. Kesantunan berbahasa merupakan prasayarat utama dalam proses komunikasi. Ketika pembelajaran daring berlangsung, kesantunan berbahasa merupakan hal utama yang patut untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsi pematuhan dan pelanggaran kesantunan berbahasa yang terjadi selama pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan metodologis dan teoretis. Data penelitian ini berupa tuturan (tulis) yang diungkapkan mahasiswa melalui LMS (Bella), sumber data penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (Kampus Kota Madiun) Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa mahasiswa telah memahami prinsip kesantunan berbahasa pada saat berkomunikasi terutama dalam ranah formal (pembelajaran). Hal itu terbukti dari interaksi belajar mengajar, penutur (mahasiswa) telah banyak menerapkan prinsip kesantunan berbahasa, terutama mematuhi bidal ketimbangrasaan, bidal kemurahhatian, bidal kesetujuan, dan bidal keperkenaan. Dalam interaksi pembelajaran juga terjadi pelanggaran kesantunan berbahasa yang dikemukakan oleh mahasiswa (penutur) yaitu pelanggaran bidal ketimbangrasaan dan bidal kesetujuan. Jumlah pelanggaran kesantunan berbahasa yang dilakukan oleh penutur (mahasiswa) lebih sedikit dibandingkan jumlah pemenuhan (pematuhan) prinsip kesantunan berbahasa. Adapun bentuk pematuhan kesantunan berbahasa yang dilakukan mahasiswa yaitu pemanfaatan penanda kesantunan berbahasa “selamat pagi, selamagt siang, mohon maaf, terima kasih, dan Ibu”.
Persepsi Peserta Didik Terhadap Kekerasan Verbal oleh Guru di SMP se-Kota Madiun Wijayanti, Wenny; Djokowidodo, Agustinus
Jurnal Ilmiah FONEMA : Jurnal Edukasi Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : FKIP - Universitas Dr. Soetomo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.574 KB) | DOI: 10.25139/fn.v2i2.1715

Abstract

Dalam kegiatan pembelajaran bentuk tuturan yang mengarah pada kekerasan verbal sudah sering ditemukan. Dampak kekerasan verbal bukan menjadi sesuatu yang tak perlu diperhitungkan. Meskipun kekerasan verbal tidak berdampak pada kerusakan fisik, tetapi berakibat pada luka psikis bagi korbannya. Oleh karena itu diharapkan dalam kegiatan pembelajaran tidak terjadi kekerasan baik itu kekerasan verbal maupun kekerasan fisik. Berkaitan dengan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik, mendeskripsikan faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan verbal, dan dampak yang diakibatkan oleh tindakan kekerasan verbal oleh guru terhadap peserta didik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan data penelitian ini berupa angket. Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat diketahui bahwa bentuk kekerasan verbal yang dilakukan oleh guru bermacam-macam antara lain mengancam, memarahi, mengumpat, memaki, dan sebagainya. Faktor yang mempengaruhi kekerasan verbal tersebut berasal dari peserta didik dan guru, Faktor peserta didik yang paling banyak mempengaruhi terjadinya kekerasan verbal dalam pembelajaran.
Realisasi Kesantunan Imperatif Guru Dalam Pembelajaran Wenny Wijayanti; Ardi Wina Saputra
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 5, No 7: JULI 2020
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v5i7.13782

Abstract

Abstract: This study aims to determine and describe the shape of the teacher's imperative speech in learning and find out the factors that cause violations of the imperative politeness by the teacher towards students in learning. This research is a qualitative descriptive study with data in the form of teacher's speech in learning. Data collection techniques using listening techniques, note taking, and interviews, while data analysis techniques using qualitative analysis techniques. The results showed that in reality the teacher violated more politeness in language when using imperative speech to students. This can be seen from the number of utterances. Speeches were found as many as 120, while those that violated 102 speeches, 18 were speeches that obeyed politeness in language. The factors that cause the occurrence of imperative politeness violations committed by teachers are mostly caused by the lack of teacher understanding of the importance of imperative language politeness in learning.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan wujud tuturan imperatif guru dalam pembelajaran dan mengetahui faktor yang menyebabkan pelanggaran kesantunan imperatif oleh guru terhadap peserta didik dalam pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan data berupa tuturan guru dalam pembelajaran. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak, catat, dan wawancara, sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kenyataannya guru lebih banyak melanggar kesantunan berbahasa pada saat menggunakan tuturan imperatif kepada peserta didik. Hal tersebut dapat diketahui dari jumlah tuturan. Tuturan yang ditemukan sebanyak 120, sedangkan yang melanggar sebanyak 102 tuturan dan 18 tuturan yang mematuhi kesantunan berbahasa. Faktor yang menyebabkan terjadinya pelanggaran kesantunan imperatif yang dilakukan oleh guru paling banyak disebabkan oleh kurangnya pemahaman guru akan pentingnya kesantunan berbahasa imperatif dalam pembelajaran.
KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Diani Febriasari; Wenny Wijayanti
KREDO : Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra Vol 2, No 1 (2018): JURNAL KREDO VOLUME 2 NO 1 TAHUN 2018
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.836 KB) | DOI: 10.24176/kredo.v2i1.2557

Abstract

Di dalam lingkungan sekolah, siswa harusnya lebih bisa mengendalikan tuturan mereka. Hal ini terjadi karena di lingkungan sekolah adalah tempat mereka menuntut ilmu dan membentuk karakter. Akan tetapi pada kenyataannya dalam proses pengajaran masih ditemukan beberapa siswa yang menggunakan bahasa tidak santun kepada teman bahkan kepada guru. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk pematuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa dialog maupun konversasi siswa dengan temannya dan siswa dengan guru. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, teknik rekam, dan wawancara. Dari hasil penelitian ditemukan adanya tuturan siswa yang mematuhi  maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim permufakatan, dan maksim kesimpatisan. Akan tetapi adapula tuturan siswa yang melanggara maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim permufakatan, dan  maksim kesimpatisan.Kata kunci: kesantunan berbahasa, pembelajaran