Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENTINGNYA SOFT SKILLS TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR GEN Z BAGI SISWA/I SMK KARYA NASIONAL, KAB. KUNINGAN JAWA BARAT Umi Hanik Makmuroh; Venny Oktaviany; Eka Ahadiyat Suryana; Nunung Kurniasih; Wati Rahayu
JURNAL ABDIMAS PLJ Vol. 4 No. 2 (2024): JURNAL ABDIMAS PLJ, Desember 2024
Publisher : POLITEKNIK LP3I JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34127/japlj.v4i2.1276

Abstract

The aim of this Community Service (PKM) is to provide knowledge and skills regarding Soft Skills to students SMK Karya Nasional, Kab. Kuningan Jawa Barat. Especially in improving their skills through guidance in improving Soft Skills abilities. The prospect of improving Soft Skills aims to train personality, communication skills or personal attributes that are needed to be able to provide good performance in a job or business. The Soft Skills they process will make it easier for students to interact with the environment they enter. The activities of this community service program are to provide outreach to students at SMK Karya Nasional as Generation Z, providing guidance or counseling which can improve Soft Skills through many supportive activities. This was done as an effort  to improve Soft Skills  for generation z in order to face the era of industrial revolution 4.0
Sosialisasi Bahaya Pernikahan Dini Sebagai Upaya Pencegahan Stunting di Desa Selaawi Kecamatan Pasawahan Salsabila Khairunnisa; Nunung Kurniasih; Akke Azhar Annisa; Gussevi, Sofia
Bhumiputra: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Global Vol. 2 No. 2 (2025): Juni
Publisher : Yayasan Cendekia Gagayunan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63142/bhumiputra.v2i2.149

Abstract

Nowadays, times have become modern with many changes in traditions and the social environment, as well as regulations that have been updated, but it cannot be denied that there are still many people who adhere to old traditions such as marrying off their children quickly where the children have not yet reached the age of readiness for marriage, both legally and health wise, so the number of early marriages in Indonesia continues to increase every year. Factors that cause early marriage in society are based, among other things, on inadequate economic conditions and low levels of education. The aim of community service through early marriage outreach is to provide education to teenagers in Selaawi village about the dangers of early marriage as an effort to prevent stunting. The method used is observation, planning and socialization by presenting the material followed by a question and answer session. As a result of this socialization activity, teenagers become aware of and understand the negative impacts of early marriage, such as health, psychological, educational, economic and social impacts and their relationship to the causes of stunting. They also become aware of the factors that influence early marriage, namely economic factors, family factors, educational factors, environmental factors, mass media factors, promiscuity factors, and thought/mindset factors.
LOTION TABIR SURYA BERBAHAN DASAR EKSTRAK ETANOL DAUN BASIL HIJAU (Ocimum basilicum) HASNA RIZKIA RAMADHANI; NUNUNG KURNIASIH; TINA DEWI ROSAHDI
Gunung Djati Conference Series Vol. 58 (2025): Seminar Nasional Kimia Tahun 2025
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Paparan sinar ultraviolet (UV) secara berlebihan dapat menyebabkan penuaan dini, hiperpigmentasi, hingga kanker kulit. Di sisi lain, penggunaan tabir surya berbahan kimia sintetis sering menimbulkan iritasi, sehingga diperlukan bahan alami yang lebih aman. Daun basil hijau (Ocimum basilicum) mengandung berbagai senyawa fitokimia seperti flavonoid, tanin, dan terpenoid yang berpotensi sebagai pelindung UV dan antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa fitokimia dalam ekstrak etanol daun basil hijau, mengevaluasi mutu fisik lotion yang diformulasikan, serta menilai tingkat kesukaan panelis terhadap lotion tersebut. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol redes, kemudian dilakukan skrining fitokimia untuk mengidentifikasi kandungan metabolit sekunder. Lotion diformulasikan dengan konsentrasi ekstrak 0%, 1%, 2%, dan 3% (F0–F3), lalu dilakukan evaluasi mutu berdasarkan parameter SNI 16-4399-1996, seperti uji pH, daya sebar, homogenitas, stabilitas emulsi, bobot jenis, serta cemaran mikroba. Uji kesukaan dilakukan terhadap 40 panelis yang menilai aroma, warna, dan tekstur sediaan. Hasil skrining menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun basil hijau mengandung flavonoid, tanin, saponin, steroid, terpenoid, dan alkaloid. Seluruh formulasi lotion memenuhi standar mutu SNI, dengan pH berkisar 7,1-7,9, homogenitas baik, dan cemaran mikroba di bawah batas maksimum. Hasil uji kesukaan menunjukkan bahwa formulasi F2 (2% ekstrak) paling disukai berdasarkan aroma, warna, dan tekstur. Dengan demikian, ekstrak etanol daun basil hijau berpotensi digunakan sebagai bahan aktif alami dalam formulasi lotion tabir surya.
LOTION TABIR SURYA BERBASIS EKSTRAK ETANOL DAUN BASIL UNGU (Ocimum basilicum var. Purpurascens) NAFITA IZZATUL ULYA; NUNUNG KURNIASIH; TINA DEWI ROSAHDI
Gunung Djati Conference Series Vol. 58 (2025): Seminar Nasional Kimia Tahun 2025
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia sebagai negara tropis memiliki paparan sinar matahari tinggi sepanjang tahun, yang dapat meningkatkan risiko gangguan kulit seperti penuaan dini hingga kanker. Lotion tabir surya umum digunakan sebagai pelindung, namun banyak yang masih mengandung bahan kimia sintetis berisiko efek samping dan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, penggunaan bahan alami yang lebih aman dan ramah lingkungan menjadi fokus dalam pengembangan lotion tabir surya. Penelitian ini bertujuan menganalisis sediaan lotion tabir surya berbasis ekstrak etanol daun basil ungu. Proses ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol, kemudian dilanjutkan dengan uji fitokimia untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder. Formulasi lotion dibuat dalam empat variasi konsentrasi ekstrak, yaitu 0% untuk F0, 1% untuk F1, 2% untuk F2, dan 3% untuk F3. Evaluasi mutu sediaan lotion dilakukan sesuai SNI 16-4399-1996 tentang sediaan tabir surya melalui uji karakteristik fisik, mikrobiologis, serta preferensi pengguna melalui uji hedonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak mengandung senyawa flavonoid, tanin, saponin, dan terpenoid. Warna lotion mengalami perubahan seiring peningkatan konsentrasi ekstrak, dari putih (F0) menjadi hijau tosca (F3), dengan aroma khas daun basil ungu pada formula F1 hingga F3. Tekstur semua sediaan tergolong lembut dan bentuknya berupa krim kental. Seluruh formula memiliki karakteristik homogen, pH dalam rentang 7,2–7,4, daya sebar 6,5–6,8 cm, stabilitas emulsi antara 82,94–87,06%, dan cemaran mikroba jauh di bawah batas maksimum yang ditetapkan. Uji hedonik menunjukkan bahwa formula F1 paling disukai dari segi warna, sedangkan F2 lebih disukai dari segi tekstur dan aroma. Meskipun demikian, seluruh formula memiliki bobot jenis yang melebihi standar SNI (0,95–1,05 g/mL), sehingga perlu diperhatikan dalam pengembangan lebih lanjut.
COOKIES BERBAHAN TEPUNG BIJI KECIPIR (Psopocarpus tetragonolobus L.) DAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL NAJLA RAFIFAH DLIAULHAQ; NUNUNG KURNIASIH; ASSYIFA JUNITASARI
Gunung Djati Conference Series Vol. 58 (2025): Seminar Nasional Kimia Tahun 2025
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cookies merupakan kue kering berbentuk bulat kecil, bertekstur renyah, dan memiliki rasa manis atau sedikit gurih. Umumnya cookies yang beredar menggunakan bahan utama tepung terigu, namun penggunaannya sebagian besar bergantung pada impor gandum. Selain itu, produk cookies umumnya memiliki kandungan gluten yang tinggi, tetapi rendah kandungan serat dan protein. Sehingga diperlukan alternatif bahan baku lokal yang memiliki potensi gizi dan fungsional yang tinggi untuk mensubstitusi tepung terigu, seperti biji kecipir dan ubi jalar ungu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar proksimat dan mengetahui daya terima cookies berbahan tepung biji kecipir dan ubi jalar ungu. Cookies dengan kombinasi tepung biji kecipir dan ubi jalar ungu dibuat dengan beberapa formulasi yaitu A1 (30%:70%), A2 (40%:60%), A3 (50%:50%), A4 (60%:40%), dan A5 (70%:30%). Pada penelitian ini analisis proksimat yang dilakukan yaitu analisis kadar air (termogravimetri), abu (pengabuan langsung), lemak (soxhletasi), protein (Kjeldahl), karbohidrat (by difference), dan serat kasar (gravimetri) serta uji organoleptik. Hasil analisis proksimat abu, lemak, karbohidrat dan serat kasar akan dibandingkan dengan SNI 01-2973-1992, sedangkan hasil analisis proksimat air dan protein akan dibandingkan dengan SNI 2973:2022. Hasil analisis proksimat yang diperoleh yaitu formulasi A1 (30%:70%) memiliki kandungan abu terendah dan karbohidrat tertinggi masing-masing sebesar 1,21% dan 70,89%, sedangkan formulasi A5 (70%:30%) memiliki kandungan air terendah sebesar 2,93% dan kandungan protein, lemak, dan serat kasar tertinggi masing-masing sebesar 12,72%; 23,24%; dan 5,36%. Hasil uji organoleptik menunjukan cookies dengan penambahan tepung biji kecipir dan ubi jalar ungu yang paling disukai panelis pada parameter warna, rasa, dan tekstur yaitu cookies A3 secara berturut-turut 4,03; 3,77; dan 4,17. Sedangkan untuk parameter aroma terdapat nilai yang sama yaitu pada cookies A3 dan A4 sebesar 3,63.