Permana, Muhammad Rizal
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Eyelid and Lacrimal Canaliculus Rupture in an Elderly Patient: A Case Report and Management Approach Kosasih, Bay Hepi; Rima, Anissya; Permana, Muhammad Rizal; Juwita, Oktarina Nila
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i2.23389

Abstract

Canalicular lacerations resulting from eyelid or periorbital area injuries are considered ophthalmologic emergencies. This condition transcends age groups and primarily affects the lower canaliculi, potentially leading to canaliculus stenosis and lacrimal dysfunction characterized by epiphora if not promptly addressed. In this medical journal abstract, we present a case study involving an elderly male patient who sustained eyelid and lacrimal canaliculus injuries. The management approach consisted of inserting a silicone tube and using a 6-0 nylon suture for eyelid reconstruction. Notably, the procedure was successful without any complications, resulting in a favorable outcome for the patient. This case underscores the importance of timely intervention and the efficacy of the described surgical technique in addressing canalicular lacerations.
Ensefalitis dengan status epileptikus: case report Permana, Muhammad Rizal; Sunaryo, Sunaryo; Yakin, Moh Niko Fajrul; Aditya, Klinandhi Jason; Kosasih, Bay Hepi
Health Sciences and Pharmacy Journal Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : STIKes Surya Global Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32504/hspj.v8i2.988

Abstract

Ensefalitis adalah suatu proses inflamasi pada parenkim otak yang biasanya merupakan suatu proses akut. Ensefalitis merupakan hasil dari inflamasi parenkim otak yang dapat menyebabkan disfungsi serebral. Status Epilepticus (SE) pada keadaan ensefalitis memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan SE karena etiologilain. Jenis penelitian ini adalah laporan kasus. Laporan kasus ini cenderung memperhatikan permasalahan dan gambaran penatalaksanaanya, terhadap kasus yang ingin. Studi ini dilaksanakan berdasarkan surat uji etik yang dikeluarkan oleh UPT RSUD R.A.A Soewondo Pati No. 800/4192/013 pada tanggal 21 Desember 2023. Subjek dalam laporan kasus ini yaitu seorang seorang laki-laki usia 23 tahun dibawa keluarganya datang ke IGD dengan keluhan penurunan kesadaran. Alat pemeriksaan yang dilakukan yakni pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis, dan pemerikaan penunjang laboratorium dan radiologi pada pasien. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil laporan kasus menunjukkan diagnosa status epilepticus. Pasien kemudian diberikan antikonvulsan fenitoin untuk kontrol kejang. Selain pengobatan SE itu sendiri, perlu juga dilakukan pengobatan terhadap penyebabnya, dalam hal ini mencakup antimicrobial. Idealnya, punksi lumbal harus dilakukan segera pada pasien yang diduga mengalami infeksi otak, dan pengobatan empiris segera dimulai setelahnya.
Gangguan Kesehatan Mental pada Mahasiswa Kedokteran: Sebuah Kajian Studi Potong Lintang Salah Satu Fakultas Kedokteran di Jakarta Barat Biromo, Anastasia Ratnawati; Novendy, Novendy; Lonan, Gilbert Alfredo Delano; Ariani, Vera; Permana, Muhammad Rizal
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 7 (2023): Volume 3 Nomor 7 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.78 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v3i7.10620

Abstract

ABSTRACT Medical education requires physical and mental resilience because of the long journey of the study itself. Enduring various pressures can lead to serious mental health disorders such as stress, anxiety, and depression. There is currently no data on the proportion of mental health disorders in Universitas Tarumanagara’s medical faculty. This study was conducted to obtain data on the proportion of mental health disorders among Universitas Tarumanagara’s medical students. The research design was a cross-sectional descriptive. The SQR-20, PHQ-9, PSS-10, and DASS-21 questionnaires were used to assess mental health disorders, stress, anxiety, and depression. The study found that 49.9% of respondents had mental health disorders (SQR-20 questionnaire), 12.8% of respondents reported moderate to severe depression (PHQ-9 questionnaire), and 69.4% of respondents were under moderate stress (PSS-10 questionnaire). According to the DASS-21 questionnaire results, 26.8% of respondents had moderate-to-severe stress, 58.9% had moderate-to-severe anxiety, and 37.6% had moderate-to-severe depression. It can be concluded that the high proportion of mental health disorders such as stress, anxiety, and depression among Universitas Tarumanagara’s medical faculty students requires special attention. This must be addressed immediately, and students must seek assistance to ensure that they won’t experience more severe conditions in the future. Keywords: Mental Health, Stress, Anxienty, Depression  ABSTRAK Menempuh pendidikan di fakultas kedokteran memerlukan kekuatan fisik dan mental yang kuat karena perjalanan studi yang panjang. Berbagai tekanan yang dihadapi dapat menimbulkan gangguan kesehatan mental yang serius seperti stress, kecemasan hingga depresi. Sampai saat ini masih belum diperoleh data mengenai kejadian gangguan kesehatan mental di fakultas kedokteran Universitas Tarumanagara. Maka dengan itu dilakukan penelitian ini untuk mendapat data proporsi kejadian gangguan kesehatan mental pada mahasiswa di fakultas kedokteran Universitas Tarumanagara. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif potong lintang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner SQR-20, PHQ-9, PSS-10 dan DASS-21 untuk menilai gangguan kesehatan mental, stress, kecemasan dan depresi. Penelitian ini mendapatkan sebanyak 49.9% reponden mengalami gangguan kesehatan mental (kuesioner SQR-20), sebanyak 12.8% responden mengalami depresi sedang-berat (kuesioner PHQ-9), dan sebanyak 69.4% responden mengalami stress sedang (kuesioner PSS-10). Hasil kuesioner DASS-21 didapatkan sebanyak 26.8% responden mengalami stress sedang-sangat berat, 58.9% mengalami kecemasan sedang-sangat berat dan 37.6% mengalami depresi sedang-sangat berat. Dapat disimpulkan bahwa tingginya angka kejadian gangguan kesehatan mental berupa stress, kecemasan dan depresi pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Tarumanagara perlu mendapat perhatian khusus dari institusi pendidikan terkait. Hal ini harus segera ditangani dan mahasiswa perlu mendapatkan pertolongan supaya tidak menimbulkan kondisi yang lebih berat dikemudian hari. Kata Kunci: Kesehatan Mental, Stress, Kecemasan, Depresi