Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Integrasi Ajaran Islam dan Kristen : Reinterpretasi Teologis Pertanian Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan Moh. Masnur
Jurnal Tadzakkur Vol. 6 No. 2 (2024): Jurnal Tadzakkur
Publisher : Institute Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi konsep pertanian berkelanjutan ramah lingkungan dalam perspektif Islam dan Kristen. Pertanian berkelanjutan muncul sebagai respons terhadap krisis lingkungan dan degradasi lahan yang mengancam keberlanjutan planet dan kesejahteraan umat manusia. Penelitian ini bertujuan menggali nilai-nilai dan prinsip-prinsip kedua agama dalam konteks pertanian, serta menawarkan sintesis yang mendukung praktik pertanian holistik dan berkelanjutan. Pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus komparatif digunakan untuk menganalisis teks-teks keagamaan, serta analisis konten dan interpretasi dilakukan untuk menggali makna dan implikasi teologis terkait pertanian berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan keselarasan antara prinsip pertanian berkelanjutan dengan nilai-nilai Islam dan Kristen. Islam melalui konsep khalifah (pemimpin bumi) dan mizan (keseimbangan) mendorong pengelolaan alam yang bijaksana dan berkelanjutan. Kristen, melalui konsep stewardship (penatalayanan) dan shalom (kedamaian dan keutuhan) mengajarkan tanggung jawab manusia merawat ciptaan Tuhan. Kedua agama memandang alam sebagai anugerah Ilahi. Pertanian ramah lingkungan menjadi manifestasi kesalehan ekologis, perwujudan nilai ihsan (berbuat baik) dalam Islam, dan kasih dalam Kristen. Prinsip-prinsip agama ini memiliki makna teologis dan etis mendalam. Konsep khalifah, mizan, dan amanah dalam Islam, serta stewardship dan shalom dalam Kristen, membingkai pertanian sebagai panggilan suci, bukan sekadar aktivitas ekonomi. Pertanian berkelanjutan selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), terutama terkait pengentasan kelaparan, konsumsi dan produksi bertanggung jawab, serta penanganan perubahan iklim. Penelitian ini mengajak refleksi teologis tentang relasi manusia dengan alam, serta mendorong praktik pertanian yang menghormati ciptaan, menjaga keseimbangan ekologis, dan mewujudkan keadilan sosial. Kolaborasi lintas disiplin dan iman menjadi kunci dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan yang membawa manfaat bagi seluruh makhluk dan memuliakan Sang Pencipta.
Integrasi Ajaran Islam dan Kristen Reinterpretasi Teologis Pertanian Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan Moh. Masnur
Jurnal Tadzakkur Vol 5 No 1 (2025): Jurnal Tazakkur
Publisher : Institute Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57113/taz.v5i1.393

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi konsep pertanian berkelanjutan ramah lingkungan dalam perspektif Islam dan Kristen. Pertanian berkelanjutan muncul sebagai respons terhadap krisis lingkungan dan degradasi lahan yang mengancam keberlanjutan planet dan kesejahteraan umat manusia. Penelitian ini bertujuan menggali nilai-nilai dan prinsip-prinsip kedua agama dalam konteks pertanian, serta menawarkan sintesis yang mendukung praktik pertanian holistik dan berkelanjutan. Pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus komparatif digunakan untuk menganalisis teks-teks keagamaan, serta analisis konten dan interpretasi dilakukan untuk menggali makna dan implikasi teologis terkait pertanian berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan keselarasan antara prinsip pertanian berkelanjutan dengan nilai-nilai Islam dan Kristen. Islam melalui konsep khalifah (pemimpin bumi) dan mizan (keseimbangan) mendorong pengelolaan alam yang bijaksana dan berkelanjutan. Kristen, melalui konsep stewardship (penatalayanan) dan shalom (kedamaian dan keutuhan) mengajarkan tanggung jawab manusia merawat ciptaan Tuhan. Kedua agama memandang alam sebagai anugerah Ilahi. Pertanian ramah lingkungan menjadi manifestasi kesalehan ekologis, perwujudan nilai ihsan (berbuat baik) dalam Islam, dan kasih dalam Kristen. Prinsip-prinsip agama ini memiliki makna teologis dan etis mendalam. Konsep khalifah, mizan, dan amanah dalam Islam, serta stewardship dan shalom dalam Kristen, membingkai pertanian sebagai panggilan suci, bukan sekadar aktivitas ekonomi. Pertanian berkelanjutan selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), terutama terkait pengentasan kelaparan, konsumsi dan produksi bertanggung jawab, serta penanganan perubahan iklim. Penelitian ini mengajak refleksi teologis tentang relasi manusia dengan alam, serta mendorong praktik pertanian yang menghormati ciptaan, menjaga keseimbangan ekologis, dan mewujudkan keadilan sosial. Kolaborasi lintas disiplin dan iman menjadi kunci dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan yang membawa manfaat bagi seluruh makhluk dan memuliakan Sang Pencipta
Integrasi Ajaran Islam dan Kristen Reinterpretasi Teologis Pertanian Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan Moh. Masnur
Jurnal Tadzakkur Vol 5 No 1 (2025): Jurnal Tazakkur
Publisher : Institute Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57113/taz.v5i1.393

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi konsep pertanian berkelanjutan ramah lingkungan dalam perspektif Islam dan Kristen. Pertanian berkelanjutan muncul sebagai respons terhadap krisis lingkungan dan degradasi lahan yang mengancam keberlanjutan planet dan kesejahteraan umat manusia. Penelitian ini bertujuan menggali nilai-nilai dan prinsip-prinsip kedua agama dalam konteks pertanian, serta menawarkan sintesis yang mendukung praktik pertanian holistik dan berkelanjutan. Pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus komparatif digunakan untuk menganalisis teks-teks keagamaan, serta analisis konten dan interpretasi dilakukan untuk menggali makna dan implikasi teologis terkait pertanian berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan keselarasan antara prinsip pertanian berkelanjutan dengan nilai-nilai Islam dan Kristen. Islam melalui konsep khalifah (pemimpin bumi) dan mizan (keseimbangan) mendorong pengelolaan alam yang bijaksana dan berkelanjutan. Kristen, melalui konsep stewardship (penatalayanan) dan shalom (kedamaian dan keutuhan) mengajarkan tanggung jawab manusia merawat ciptaan Tuhan. Kedua agama memandang alam sebagai anugerah Ilahi. Pertanian ramah lingkungan menjadi manifestasi kesalehan ekologis, perwujudan nilai ihsan (berbuat baik) dalam Islam, dan kasih dalam Kristen. Prinsip-prinsip agama ini memiliki makna teologis dan etis mendalam. Konsep khalifah, mizan, dan amanah dalam Islam, serta stewardship dan shalom dalam Kristen, membingkai pertanian sebagai panggilan suci, bukan sekadar aktivitas ekonomi. Pertanian berkelanjutan selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), terutama terkait pengentasan kelaparan, konsumsi dan produksi bertanggung jawab, serta penanganan perubahan iklim. Penelitian ini mengajak refleksi teologis tentang relasi manusia dengan alam, serta mendorong praktik pertanian yang menghormati ciptaan, menjaga keseimbangan ekologis, dan mewujudkan keadilan sosial. Kolaborasi lintas disiplin dan iman menjadi kunci dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan yang membawa manfaat bagi seluruh makhluk dan memuliakan Sang Pencipta
Analisis Usahatani Padi Hibrida Varietas Mapan P05 Terhadap Pendapatan Petani (Studi Kasus Desa Susukan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara) Moh. Masnur; Widawati, Enny; Chandra, Jimmy; Heikal, Jerry; Hadi, Pramono; Rachmawatie, Srie Juli
AGRINUS : Jurnal Agro Marin Nusantara Vol. 1 No. 2 (2024): AGRINUS: JURNAL AGRO MARIN NUSANTARA
Publisher : Yayasan Pengembangan Dan Pemberdayaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62180/hfjzy081

Abstract

This study examines the profitability of Mapan P05 hybrid rice farming and the impact of production costs on farmers' income in Susukan Village, Banjarnegara Regency, Indonesia. Employing a quantitative approach with a field survey design, data were collected from 78 Mapan P05 rice farmers through structured interviews. Descriptive and multiple linear regression analyses were utilized to analyze the data. The findings reveal that Mapan P05 rice farming in Susukan Village is profitable, with an average net income of 17.3 million Rupiah per hectare per cropping season. The regression analysis further elucidated the significant role of efficient resource allocation, particularly in labor (coefficient 1.389) and land preparation (coefficient 5.109) influence farmer income, in augmenting farmers' profitability. The empirical model derived is Y = -19,997,135 + 5,420X1 + 0,198X2 + 0,540X3 + 1,389X4 + 5,109X5 + e, where Y represents farmer income, X1 denotes seed costs, X2 signifies fertilizer expenses, X3 represents pesticide costs, X4 denotes labor costs, and X5 signifies land preparation costs. The regression analysis underscoring the importance of efficient labor utilization and optimal investment in land preparation to enhance the profitability of Mapan P05 rice farming. This study provides empirical evidence that adopting high-yielding varieties like Mapan P05 seed can bolster production and income for farmers. However, it also highlights that the success of rice farming is contingent upon other factors. Keywords: Banjarnegara, Hybrid Rice Farming, Mapan P05, Farmer Income, Agriculture Economic