Pendahuluan: Inflammatory Bowel Disease (IBD) merupakan kelompok penyakit inflamasi kronis pada saluran pencernaan. Terapi konvensional seperti aminosalisilat dan kortikosteroid seringkali menimbulkan efek samping dan belum optimal dalam meningkatkan kualitas hidup pasien. Probiotik mulai dilirik sebagai terapi adjuvan karena potensinya dalam memodulasi mikrobiota usus dan respons imun. Tinjauan ini bertujuan mengevaluasi efektivitas probiotik sebagai terapi tambahan pada pasien IBD. Metode: Tinjauan sistematis ini disusun berdasarkan pedoman PRISMA dengan pencarian literatur pada PubMed, Science Direct, dan Scopus. Studi yang diinklusikan adalah uji klinis terkontrol acak (RCT) lima tahun terakhir yang membandingkan probiotik dengan plasebo atau terapi standar pada pasien IBD. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik studi, jenis dan dosis probiotik, lama perlakuan, serta outcome klinis, imunologis, dan kualitas hidup. Pembahasan: Delapan studi RCT terpilih menunjukkan bahwa pemberian probiotik atau sinbiotik, khususnya multi-strain seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium, secara konsisten meningkatkan remisi klinis, menurunkan skor aktivitas penyakit, memperbaiki parameter inflamasi (penurunan IL-6, IL-8, TNF-?), perbaikan status nutrisi (BMI, albumin), dan kualitas hidup pasien (skor IBDQ, SF-36). Simpulan: Probiotik terbukti bermanfaat sebagai terapi adjuvan pada pasien IBD ringan hingga sedang, baik dalam meningkatkan remisi klinis, menurunkan inflamasi, maupun memperbaiki kualitas hidup dan status nutrisi. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan strain, dosis, dan durasi terapi probiotik yang paling optimal pada populasi IBD.