Irawati Dinasari Retnaningtyas
Unknown Affiliation

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

KAJIAN USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU BERDASARKAN LOKASI DAN SPESIES (Artikel Riview) Mohammad Zakariyyah; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Madu adalah produk alami hutan Indonesia memiliki sumber daya hutan yang cukup kaya sehingga menawarkan potensi yang lebih besar. Perekonomian Indonesia saat ini perlu ditingkatkan agar dapat dimanfaatkan untuk mengelola sumber daya hutan dan menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing.Tawon madu tersebar hampir di seluruh dunia kecuali benua Antartika. Setiap wilayah benua memiliki karakteristik tawon yang beraneka ragam baik kuantitas maupun kualitasnya. jenis tawon ada berbagai macam yaitu: Trigona sp, Apis Melifera, Apis Cerana dengan Lokasi yang disukai tawon alas yaitu tempat terbuka dan terdapat banyak tumbuhan yang berbunga dikarenakan pakan tawon adalah nektar, tepung sari dan air. Salah satu syarat pendukung dalam mendukung perkembangan koloni tawon madu ialah dengan menjaga supaya ketersediaan pakan tawon tetap secara berkesinambungan. Break Event Point digunakan sebagai alat menganalisis titik dimana suatu usaha tidak menghasilkan keuntungan maupun kerugian. Pada titik ini, pendapatan yang diterima oleh usaha sama dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga usaha tidak mengalami kerugian.Jumlah setup pada Trigona sp 47-159 buah, Apis Melifera 84-240 dan Apis Cerana 10-20 telah memberikan keuntungan yang berarti usaha tersebut layak untuk dijalankan dan dikembangkan. Hal ini terbukti melalui analisis finansial yang meliputi B/C (Benefit Cost Ratio) serta BEP (Break Event Point). Biaya variabel memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pendapatan yang diperoleh oleh peternak. Untuk mencapai kondisi BEP yang dipengaruhi oleh besarnya biaya tetap, semakin besar jumlah biaya tetap maka semakin banyak pula penjualan produk yang diperlukan untuk menutupi biaya tetap tersebut.Kata Kunci : Kelayakan Usaha, Trigona sp, Apis Melifera, Apis Cerana, Setup
PENGARUH PEMBERIAN LENGKUAS (Alpinia galanga) DALAM PEREBUSAN BAKSO SAPI TERHADAP pH DAN UJI ORGANOLEPTIK Robby Rizaldi Maulana; Oktavia Rahayu Puspitarini; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh pemberian lengkuas (Alpinia galanga) dalam perebusan bakso sapi terhadap pH dan uji organoleptik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Islam Malang dari 24 September hingga 24 Oktober 2023 dengan menggunakan daging sapi (4000 gram), lengkuas (225 gram), air (3 liter), tepung tapioka, es batu, bawang putih, garam, merica, penyedap, dan putih telur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan  5 ulangan, P0 = tanpa lengkuas, P1 = lengkuas 50g, P2 = lengkuas 75g, P3 = lengkuas 100g. Variabel yang diamati adalah nilai pH dan uji organoleptik. Analisis data di uji menggunakan ANOVA. Hasil analisis ragam pemberian lengkuas berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pH dan uji organoleptik. Adapun nilai rata-rata nilai pH  masing-masing perlakuan yaitu P0 = 6,38d, P1 = 6,32c,  P2 = 6,22b, P3 = 6,18a. Nilai rata – rata organoleptik rasa pada masing-masing perlakuan yaitu  P0 = 3,34a, P1 = 3,54b, P2 = 3,66c P3 = 3,72c. Nilai warna  P0 = 2,54a P1 = 3,34b, P2 = 4,24c, P3 = 4,94d. Nilai Aroma P0 = 1,78a, P1 = 2,42b, P2 = 4,24c, P3 = 4,88d. Nilai kesukaan P0 = 2,74c, P1 = 3,76d, P2 = 2,46b, P3 = 2,16a. Kesimpulan penelitian bahwa pemberian lengkuas dalam perebusan bakso sapi mempengaruhi nilai pH dan nilai organoleptik rasa, warna, aroma dan kesukaan. Pada pemberian 50g lengkuas di setiap 3 liter air pada proses perebusan bakso, lengkuas dapat menurunkan pH dan meningkatkan kualitas bakso sapi menjadi lebih optimal.Kata kunci : bakso sapi, lengkuas, nilai pH, uji organoleptik. 
PENGARUH PENAMBAHAN JENIS MADU DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI PADA YOGHURT TERHADAP TOTAL ASAM TERTITRASI DAN UJI ORGANOLEPTIK Muhammad Wahyu Indra c Lasmana; Oktavia Rahayu Puspitarini; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Universitas Islam Malang. Pada tanggal 26 Februari sampai 30 Maret 2024. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh penambahan jenis madu dengan berbagai konsentrasi pada yoghurt terhadap total asam tertitrasi (TAT) dan uji organoleptik. Materi yang digunakan adalah susu, starter kerja, madu klanceng dan madu randu. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola tersarang (nested) 2 x 4. Faktor utama yaitu jenis madu (MK: madu klanceng dan MR: madu randu) dan konsentrasi (P0: 0%, P1: 5%, P2: 10% dan P3: 15%) sebagai faktor tersarang. Variabel yang diamati adalah total asam tertitrasi dan uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan jenis madu dengan berbagai konsentrasi pada yoghurt berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap total asam tertitrasi dan uji organoleptik. Rata-rata yoghurt pada penambahan jenis madu dengan berbagai konsentrasi terhadap total asam tertitrasi yaitu nilai terendah pada perlakuan kontrol 0,77% dan nilai tertinggi pada perlakuan MRP3 2,81%. Kualitas organoleptik warna yoghurt nilai terendah pada perlakuan kontrol 1,00 dan nilai tertinggi pada perlakuan MKP3 3,00. Kualitas organoleptik rasa yoghurt nilai terendah pada perlakuan MKP3 2,00 dan nilai tertinggi pada perlakuan MKP1 4,00. Kualitas organoleptik aroma yoghurt nilai terendah pada perlakuan MKP3 2,00 dan nilai tertinggi pada perlakuan kontrol 4,00. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu bahwa penambahan jenis madu dengan berbagai konsentrasi dalam yoghurt mempengaruhi total asam tertitrasi dan uji organoleptik. Penambahan madu klanceng dengan konsentrasi 15% menghasilkan kualitas yoghurt terbaik. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan variabel anti bakteri patogen dan kadar kimiawi. Kata Kunci : susu, yoghurt, madu klanceng, madu randu dan total asam tertitrasi
PENGARUH PENAMBAHAN JENIS MADU DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI PADA YOGHURT TERHADAP NILAI pH DAN TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT Khusnul Fatimah; Dedi Suryanto; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Riset berikut dilaksanakan di Laboratorium Universitas Islam Malang. Riset dijalankan mulai 26 Februari hingga 10 April 2024. Riset berikut tujuannya guna menganalisa pengaruh penambahan jenis madu dengan berbagai konsentrasi pada yoghurt terhadap nilai pH dan total bakteri asam laktat. Materi yang dipakai ialah susu sebanyak 5.250 ml, starter kerja Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus 3%, madu klanceng 225 ml dan madu randu 225 ml, aquades, MRS (Man Rogosa and Sharpe) agar, buffer 4 dan 7, alkohol 70% dan alumunium foil. Metode yang dipakai ialah eksperimen melalui pemakaian RAL (Rancangan Acak Lengkap) pola tersarang (nested) 2 x 4. Faktor utama yakni jenis madu (MK: madu klanceng dan MR: madu randu) dan konsentrasi (P0: 0%; P1: 5%; P2: 10% dan P3: 15%) sebagai faktor tersarang. Hasil riset memaparkan bahwasanya berdasarkan analisis ragam penambahan jenis madu dengan berbagai konsentrasi pada yoghurt berdampak sangat nyata (P<0,01) pada nilai pH dan total bakteri asam laktat. Adapun rata-rata nilai pH yaitu kontrol= 4,510, MKP1= 4,470, MKP2= 4,310, MKP3= 4,150, MRP1= 4,400, MRP2= 4,180 dan MRP3= 4,130. Bobot rerata total bakteri asam laktat yaitu kontrol= 7,949 CFU/ml, MKP1= 8,578 CFU/ml, MKP2= 9,142 CFU/ml, MKP3= 9,468 CFU/ml, MRP1= 9,394 CFU/ml, MRP2= 9,702 CFU/ml dan  MRP3= 9,783 CFU/ml. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu bahwa penambahan jenis madu dengan berbagai konsentrasi pada yoghurt berdampak pada nilai pH dan total bakteri asam laktat. Pada perlakuan MRP3 menghasilkan kualitas terbaik dengan nilai pH 4,130 dan total bakteri asam laktat 9,783 CFU/ml. Disarankan pembuatan yoghurt dengan penambahan madu randu menggunakan konsentrasi 15% untuk meningkatkan kualitas yoghurt. Kata Kunci : susu, yoghurt, madu klanceng, madu randu, nilai pH dan total bakteri asam laktat
PENGARUH METODE THAWING DAN LAMA THAWING TERHADAP NILAI pH DAN SUSUT MASAK DAGING BEKU BEBEK HIBRIDA Yudha Apridho Al Ghani; Oktavia Rahayu Puspitarini; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 5, No 02 (2022): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh metode thawing dan lama thawing terhadap nilai pH dan susut masak pada daging beku bebek Hibrida. Materi yang digunakan daging bebek hibrida (peking dan mojosari) bagian paha, aquades, larutan buffer dan air PDAM. Metode percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) nested terdiri dari 2 perlakuan dan 3 kali ulangan. Faktor A thawing terdiri atas A1= pada suhu ruangan (25-26°C), A2= pada air mengalir (27-28oC) dan A3= pada air hangat (50°C). Faktor B lama thawing terdiri atas : B1= 20, B2= 40 dan B3= 60 menit. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji ANOVA (Analysis of Variance), apabila berpengaruh dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil penelitian menunjukkan metode thawing berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap nilai pH daging bebek A1= 5,94a, A3= 6,31b dan A2= 6,76c dan lama thawing dalam metode thawing tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai pH A1B1= 5,80, A1B2= 5,90, A1B3 6,13, A2B1= 7,07, A2B2= 6,63, A2B3= 6,57, A3B1= 6,43, A3B2= 6,13, A3B3= 6,37. Metode thawing dan lama thawing berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap nilai susut masak daging bebek dengan rataan nilai susut masak (%) A1= 31a, A2= 33b dan A3= 36c. Rataan susut masak (%) A1B1= sebesar 29a, A1B2= 31b, A1B3= 34cde, A2B1= 33bc, A2B2= 33cd A2B3= 34cde. A3B1= 33cde, A3B2= 35de, A3B3= 41e. Kesimpulan dari penelitian metode thawing berpengaruh terhadap nilai pH dan susut masak. Pada lama thawing dalam metode thawing berpengaruh terhadap susut masak sedangkan lama thawing dalam metode thawing tidak berpengaruh terhadap nilai pH. Metode thawing terbaik dalam menjaga nilai pH dan susut masak adalah metode thawing dengan suhu ruangan (25-26°C) dengan lama waktu 20 menit. Kata kunci : susut masak, nilai pH, daging bebek
EFEK PENAMBAHAN TEPUNG RUMPUT LAUT PADA BAKSO DAGING AYAM KAMPUNG TERHADAP KEEMPUKAN DAN UJI ORGANOLEPTIK Imas Dzarkasih; Sri Susilowati; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan mengetahui efek penambahan tepung rumput laut dengan presentase terbaik pada keempukan dan uji organoleptik bakso ayam kampung. Materi yang digunakan adalah daging ayam kampung betina yang berumur 8 bulan ( bagian paha),  tepung rumput laut, tepung tapioka, es batu, bawang putih, garam, merica, penyedap, putih telur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah  Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan.Variabel yang diamati yaitu keempukan dan uji organoleptik. P0 = tepung tapioka 10%, tanpa tepung rumput laut (kontrol), P1 = tepung tapioka 10% + 5% tepung rumput laut, P2 = tepung tapioka 10% + 10% tepung rumput laut, P3 = tepung tapioka 10% + 15% tepung rumput laut, P4 = tepung tapioka 10% + 20% tepung rumput laut. Variabel yang diamati adalah keempukan dan uji organoleptik (warna,rasa,aroma) yang diperoleh dari analisa uji ANOVA (Analysis of Varians). Apabila hasil analisis ragam menujukkan pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT untuk menentukan perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan analisis ragam penambahan tepung rumput laut  tidak berpengaruh  nyata (P>0,05) terhadap keeempukan dan warna namun berpengaruh sangat nyata (P<0,01) pada rasa dan aroma. Rata-rata nilai keempukan (P0)=2,28, (P1)=2,18, (P2)=3,15, (P3)= 3,13 dan (P4)= 3,15. Rata-rata nilai warna (P0)=2,56, (P1)=2,59,(P2)= 2,62, (P3)=2,63, (P4)=2,63. Berdasarkan rata-rata nilai rasa (P0)=3,39a, (P1)= 3,52b, (P2)= 3,65c, (P3)= 3,83d dan (P4)= 4,18e. Rata-rata nilai aroma (P0)=3,38a, (P1)= 3,51b, (P2)=3,65c, (P3)=3,83d dan (P4)=4,18e. Kesimpulan hasil dari penelitian bahwa efek penambahan tepung rumput laut tidak mempengaruhi hasil uji keempukan dan warna namun mempengaruhi uji organoleptik (rasa, dan aroma) bakso daging ayam kampung. Organoleptik rasa dan aroma tertinggi pada P4 = 4,18e dengan penambahan rumput laut sebanyak 20% memiliki rasa yang sangat gurih, dan nilai tertinggi pada aroma yaitu P4= 3,60e dengan penambahan tepung rumput laut sebanyak 20% memiliki aroma yang sangat harum.kata kunci: Tepung rumput laut, bakso ayam kampung, keempukan, organoleptik.
HUBUNGAN PENAMPILAN FISIK SAPI TERHADAP HARGA JUAL BAKALAN SAPI POTONG LIMOUSIN CROSS DI PASAR HEWAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO Mohammad Yani Permana Firman Sanjaya1, Dedi Suryanto2, Irawati Dinasari2 Mohammad Yani Permana Firman Sanjaya; Dedi Suryanto; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penampilan fisik sapi terhadap harga jual bakalan sapi potong di pasar hewan daerah Kabupaten Mojokerto. Materi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peternak yang memilih bakalan sapi potong berbangsa Limousin cross yang berumur 1,5 – 2,5 tahun dan memiliki bobot badan antara 250-350 kg. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif, cara pengambilan data dilakukan dengan metode purposive sampling yang dilakukan dengan wawancara dan pengisian kuesioner oleh para peternak sapi Limousin cross sebanyak 35 responden. Pada hasil penelitian yang telah dilakukan, nilai BCS penampilan fisik bakalan sapi potong  Limousin cross terhadap harga jual masuk dalam kategori kuat dan 63,09% dipengaruhi oleh nilai BCS. Persamaan regresinya adalah Y=100.000+6.840.476X. Pada variabel umur bakalan sapi potong Limousin cross terhadap harga jual masuk dalam kategori sedang dan 28,5% dipengaruhi oleh umur. Persamaan regresinya adalah Y=2.437.555+617.526X. Kesimpulan dalam penelitian ini, nilai BCS memiliki hubungan yang masuk dalam kategori kuat dan memiliki pengaruh sebesar 63,09% pada harga jual. Pada variabel umur sapi Limousin cross memiliki hubungan yang masuk dalam kategori sedang dan memiliki pengaruh sebesar 28,5% pada harga jual.Kata kunci: BCS, Umur, Harga Jual Sapi
PENGARUH PERENDAMAN DAGING SAPI BRAHMAN DENGAN ASAM GELUGUR TERHADAP NILAI pH DAN JUMLAH MIKROORGANISME Nur laily romdlaniyah arifin; Dedi Suryanto; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perendaman daging sapi Brahman dengan  asam gelugur terhadap nilai pH dan jumlah mikroorganisme. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 9 Oktober-9 November 2023 di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Islam Malang. Materi dalam penelitian ini menggunakan daging sapi Brahman, Asam gelugur, Nutrien Agar (NA), Buffer Pepton Water (BPW). Metode penelitian percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan diantaranya yaitu, P0: Kontrol, P1: Larutan asam gelugur 10%, P2: Larutan asam gelugur 12,5% dan P3: Larutan asam gelugur 15%. Variabel yang diamati adalah nilai pH dan jumlah mikroorganisme. Data dari hasil dianalisis ragam menggunakan ANOVA. Hasil analisis ragam menunjukkan perendaman daging sapi Brahman dengan asam gelugur berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai pH dan jumlah mikroorganisme. Rataan nilai pH perlakuan P0 = 5,60b, P1 = 5,52b, P2 = 5,38b dan P3 = 5,04a. Rata-rata jumlah mikroorganisme (log cfu/gr) perlakuan P0 = 7,5d x 105 CFU/gr, P1 = 2,5c x 105 CFU/gr, P2 = 0,84b x 105CFU/gr,  dan P3 = 0,12a x 105 CFU/gr. Kesimpulan penelitian bahwa perendaman daging sapi dengan asam gelugur 15% dapat menurunkan nilai pH dan jumlah mikroorganisme.Kata kunci : Daging sapi, Asam gelugur, nilai pH, jumlah mikroba
EVALUASI PEMBERIAN IMMUNE HERBAL PROBIOTIK TERHADAP NILAI EKONOMIS RANSUM PADA AYAM KUB-2 Elsa Tsaniyatul Mubarokah; Nurul Humaidah; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian Immune Herbal Probiotik terhadap Nilai Ekonomis Ransum meliputi : Income Over Feed and Chick Cost (IOFCC) dan Relative Feed Cost (RFC) pada Ayam KUB-2. Materi dalam penelitian ini adalah Ayam KUB-2 berjenis kelamin jantan yang berumur 21 hari dan berjumlah 192 ekor, dan Immune Herbal Probiotik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 4 ulangan terdiri dari P0 = Kontrol (tidak ada penambahan Immune Herbal Probiotik), P1 = 2 ml/L, P2 = 4 ml/L, P3 = 6 ml/L. Data yang diperoleh dianalisa dengan ANOVA (Analysis Of Variance) dan dilanjut dengan Uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan Pemberian Immune Herbal Probiotik berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap Income Over Feed and Chick Cost (IOFCC) dan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap Relative Feed Cost (RFC). Nilai rata-rata IOFCC (Rp/ekor) setiap perlakuan yaitu P0 : 118,8 ± 111,1a , P1 : 962,0 ± 578,3a , P2 : 3178,3 ± 1506,2b , P3 : 1804,0 ± 1776,6ab. Sedangkan nilai rata-rata RFC (Rp/kg) setiap perlakuan yaitu P0 : 32233,7 ± 1142,2a , P1 : 30083,8 ± 927,5ab, P2 : 27505,5 ± 1409,3a , P3 : 29572,0 ± 2232,3ab. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian Immune Herbal Probiotik pada air minum berpengaruh terhadap Nilai Ekonomis Ransum meliputi : Income Over Feed and Chick Cost (IOFCC) dan Relative Feed Cost (RFC) Pada Ayam KUB-2 yang berumur 21 hari selama 5 minggu. Pemberian terbaik diberikan pada air minum sebanyak 4ml/L. Kata Kunci: Ayam KUB-2, Income Over Feed and Chick Cost (IOFCC), Relative Feed Cost (RFC)
ANALISIS KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN KIMIA TELUR ASIN DENGAN METODE PENGOLAHAN YANG BERBEDA Surya Jaya Wibawa; Sri Susilowati; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kualitas organoleptik dan kimia telur asin dengan metode pengolahan yang berbeda yakni dikukus, diasap dan dioven. Materi yang digunakan adalah telur asin bebek yang sudah diolah dengan metode pengolahan berbeda. Metode penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui survei secara langsung ke lapang sebagai wawancara kepada peternak sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil uji laboratorium BSPJI Surabaya (Balai Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri). Pada hasil penelitian menunjukkan bahwasannya telur asin yang diolah dengan metode berbeda menunjukkan nilai organoleptik yang tidak sama dibandingkan lainnya dimana telur asin yang diolah dengan cara diasap memiliki perbedaan yang sangat mencolok terutama pada warna kulit telur yang cenderung coklat, rasanya asin dan khas asap, bau telur khas asap serta bertekstur sangat masir. Hasil uji kualitas kimia menunjukkan telur asin yang diolah dengan cara diasap memiliki kandungan protein dan kadar NaCl paling tinggi masing-masing bernilai 15,50% dan 2,80%, sedangkan telur asin oven menunjukkan kadar lemak paling tinggi yakni 19,10% akan tetapi memiliki kadar air paling rendah 48,31%. Kesimpulan penelitian ini yakni pengolahan yang berbeda terhadap telur asin (dikukus, diasap dan dioven) mempengaruhi nilai organoleptik terutama rasa, bau, warna dan tekstur serta berpengaruh terhadap kandungan kualitas kimia telur asin.Kata kunci: Telur Asin Bebek, Organoleptik, Kualitas Kimia