Irawati Dinasari Retnaningtyas
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KAJIAN USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU BERDASARKAN LOKASI DAN SPESIES (Artikel Riview) Mohammad Zakariyyah; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Madu adalah produk alami hutan Indonesia memiliki sumber daya hutan yang cukup kaya sehingga menawarkan potensi yang lebih besar. Perekonomian Indonesia saat ini perlu ditingkatkan agar dapat dimanfaatkan untuk mengelola sumber daya hutan dan menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing.Tawon madu tersebar hampir di seluruh dunia kecuali benua Antartika. Setiap wilayah benua memiliki karakteristik tawon yang beraneka ragam baik kuantitas maupun kualitasnya. jenis tawon ada berbagai macam yaitu: Trigona sp, Apis Melifera, Apis Cerana dengan Lokasi yang disukai tawon alas yaitu tempat terbuka dan terdapat banyak tumbuhan yang berbunga dikarenakan pakan tawon adalah nektar, tepung sari dan air. Salah satu syarat pendukung dalam mendukung perkembangan koloni tawon madu ialah dengan menjaga supaya ketersediaan pakan tawon tetap secara berkesinambungan. Break Event Point digunakan sebagai alat menganalisis titik dimana suatu usaha tidak menghasilkan keuntungan maupun kerugian. Pada titik ini, pendapatan yang diterima oleh usaha sama dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga usaha tidak mengalami kerugian.Jumlah setup pada Trigona sp 47-159 buah, Apis Melifera 84-240 dan Apis Cerana 10-20 telah memberikan keuntungan yang berarti usaha tersebut layak untuk dijalankan dan dikembangkan. Hal ini terbukti melalui analisis finansial yang meliputi B/C (Benefit Cost Ratio) serta BEP (Break Event Point). Biaya variabel memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pendapatan yang diperoleh oleh peternak. Untuk mencapai kondisi BEP yang dipengaruhi oleh besarnya biaya tetap, semakin besar jumlah biaya tetap maka semakin banyak pula penjualan produk yang diperlukan untuk menutupi biaya tetap tersebut.Kata Kunci : Kelayakan Usaha, Trigona sp, Apis Melifera, Apis Cerana, Setup
PENGARUH PENAMBAHAN JENIS MADU DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI PADA YOGHURT TERHADAP TOTAL ASAM TERTITRASI DAN UJI ORGANOLEPTIK Muhammad Wahyu Indra c Lasmana; Oktavia Rahayu Puspitarini; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Universitas Islam Malang. Pada tanggal 26 Februari sampai 30 Maret 2024. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh penambahan jenis madu dengan berbagai konsentrasi pada yoghurt terhadap total asam tertitrasi (TAT) dan uji organoleptik. Materi yang digunakan adalah susu, starter kerja, madu klanceng dan madu randu. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola tersarang (nested) 2 x 4. Faktor utama yaitu jenis madu (MK: madu klanceng dan MR: madu randu) dan konsentrasi (P0: 0%, P1: 5%, P2: 10% dan P3: 15%) sebagai faktor tersarang. Variabel yang diamati adalah total asam tertitrasi dan uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan jenis madu dengan berbagai konsentrasi pada yoghurt berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap total asam tertitrasi dan uji organoleptik. Rata-rata yoghurt pada penambahan jenis madu dengan berbagai konsentrasi terhadap total asam tertitrasi yaitu nilai terendah pada perlakuan kontrol 0,77% dan nilai tertinggi pada perlakuan MRP3 2,81%. Kualitas organoleptik warna yoghurt nilai terendah pada perlakuan kontrol 1,00 dan nilai tertinggi pada perlakuan MKP3 3,00. Kualitas organoleptik rasa yoghurt nilai terendah pada perlakuan MKP3 2,00 dan nilai tertinggi pada perlakuan MKP1 4,00. Kualitas organoleptik aroma yoghurt nilai terendah pada perlakuan MKP3 2,00 dan nilai tertinggi pada perlakuan kontrol 4,00. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu bahwa penambahan jenis madu dengan berbagai konsentrasi dalam yoghurt mempengaruhi total asam tertitrasi dan uji organoleptik. Penambahan madu klanceng dengan konsentrasi 15% menghasilkan kualitas yoghurt terbaik. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan variabel anti bakteri patogen dan kadar kimiawi. Kata Kunci : susu, yoghurt, madu klanceng, madu randu dan total asam tertitrasi
PENGARUH PENAMBAHAN JENIS MADU DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI PADA YOGHURT TERHADAP NILAI pH DAN TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT Khusnul Fatimah; Dedi Suryanto; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Riset berikut dilaksanakan di Laboratorium Universitas Islam Malang. Riset dijalankan mulai 26 Februari hingga 10 April 2024. Riset berikut tujuannya guna menganalisa pengaruh penambahan jenis madu dengan berbagai konsentrasi pada yoghurt terhadap nilai pH dan total bakteri asam laktat. Materi yang dipakai ialah susu sebanyak 5.250 ml, starter kerja Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus 3%, madu klanceng 225 ml dan madu randu 225 ml, aquades, MRS (Man Rogosa and Sharpe) agar, buffer 4 dan 7, alkohol 70% dan alumunium foil. Metode yang dipakai ialah eksperimen melalui pemakaian RAL (Rancangan Acak Lengkap) pola tersarang (nested) 2 x 4. Faktor utama yakni jenis madu (MK: madu klanceng dan MR: madu randu) dan konsentrasi (P0: 0%; P1: 5%; P2: 10% dan P3: 15%) sebagai faktor tersarang. Hasil riset memaparkan bahwasanya berdasarkan analisis ragam penambahan jenis madu dengan berbagai konsentrasi pada yoghurt berdampak sangat nyata (P<0,01) pada nilai pH dan total bakteri asam laktat. Adapun rata-rata nilai pH yaitu kontrol= 4,510, MKP1= 4,470, MKP2= 4,310, MKP3= 4,150, MRP1= 4,400, MRP2= 4,180 dan MRP3= 4,130. Bobot rerata total bakteri asam laktat yaitu kontrol= 7,949 CFU/ml, MKP1= 8,578 CFU/ml, MKP2= 9,142 CFU/ml, MKP3= 9,468 CFU/ml, MRP1= 9,394 CFU/ml, MRP2= 9,702 CFU/ml dan  MRP3= 9,783 CFU/ml. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu bahwa penambahan jenis madu dengan berbagai konsentrasi pada yoghurt berdampak pada nilai pH dan total bakteri asam laktat. Pada perlakuan MRP3 menghasilkan kualitas terbaik dengan nilai pH 4,130 dan total bakteri asam laktat 9,783 CFU/ml. Disarankan pembuatan yoghurt dengan penambahan madu randu menggunakan konsentrasi 15% untuk meningkatkan kualitas yoghurt. Kata Kunci : susu, yoghurt, madu klanceng, madu randu, nilai pH dan total bakteri asam laktat
PENGARUH METODE THAWING DAN LAMA THAWING TERHADAP NILAI pH DAN SUSUT MASAK DAGING BEKU BEBEK HIBRIDA Yudha Apridho Al Ghani; Oktavia Rahayu Puspitarini; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 5, No 02 (2022): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh metode thawing dan lama thawing terhadap nilai pH dan susut masak pada daging beku bebek Hibrida. Materi yang digunakan daging bebek hibrida (peking dan mojosari) bagian paha, aquades, larutan buffer dan air PDAM. Metode percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) nested terdiri dari 2 perlakuan dan 3 kali ulangan. Faktor A thawing terdiri atas A1= pada suhu ruangan (25-26°C), A2= pada air mengalir (27-28oC) dan A3= pada air hangat (50°C). Faktor B lama thawing terdiri atas : B1= 20, B2= 40 dan B3= 60 menit. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji ANOVA (Analysis of Variance), apabila berpengaruh dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil penelitian menunjukkan metode thawing berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap nilai pH daging bebek A1= 5,94a, A3= 6,31b dan A2= 6,76c dan lama thawing dalam metode thawing tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai pH A1B1= 5,80, A1B2= 5,90, A1B3 6,13, A2B1= 7,07, A2B2= 6,63, A2B3= 6,57, A3B1= 6,43, A3B2= 6,13, A3B3= 6,37. Metode thawing dan lama thawing berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap nilai susut masak daging bebek dengan rataan nilai susut masak (%) A1= 31a, A2= 33b dan A3= 36c. Rataan susut masak (%) A1B1= sebesar 29a, A1B2= 31b, A1B3= 34cde, A2B1= 33bc, A2B2= 33cd A2B3= 34cde. A3B1= 33cde, A3B2= 35de, A3B3= 41e. Kesimpulan dari penelitian metode thawing berpengaruh terhadap nilai pH dan susut masak. Pada lama thawing dalam metode thawing berpengaruh terhadap susut masak sedangkan lama thawing dalam metode thawing tidak berpengaruh terhadap nilai pH. Metode thawing terbaik dalam menjaga nilai pH dan susut masak adalah metode thawing dengan suhu ruangan (25-26°C) dengan lama waktu 20 menit. Kata kunci : susut masak, nilai pH, daging bebek
EFEK PENAMBAHAN TEPUNG RUMPUT LAUT PADA BAKSO DAGING AYAM KAMPUNG TERHADAP KEEMPUKAN DAN UJI ORGANOLEPTIK Imas Dzarkasih; Sri Susilowati; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan mengetahui efek penambahan tepung rumput laut dengan presentase terbaik pada keempukan dan uji organoleptik bakso ayam kampung. Materi yang digunakan adalah daging ayam kampung betina yang berumur 8 bulan ( bagian paha),  tepung rumput laut, tepung tapioka, es batu, bawang putih, garam, merica, penyedap, putih telur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah  Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan.Variabel yang diamati yaitu keempukan dan uji organoleptik. P0 = tepung tapioka 10%, tanpa tepung rumput laut (kontrol), P1 = tepung tapioka 10% + 5% tepung rumput laut, P2 = tepung tapioka 10% + 10% tepung rumput laut, P3 = tepung tapioka 10% + 15% tepung rumput laut, P4 = tepung tapioka 10% + 20% tepung rumput laut. Variabel yang diamati adalah keempukan dan uji organoleptik (warna,rasa,aroma) yang diperoleh dari analisa uji ANOVA (Analysis of Varians). Apabila hasil analisis ragam menujukkan pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT untuk menentukan perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan analisis ragam penambahan tepung rumput laut  tidak berpengaruh  nyata (P>0,05) terhadap keeempukan dan warna namun berpengaruh sangat nyata (P<0,01) pada rasa dan aroma. Rata-rata nilai keempukan (P0)=2,28, (P1)=2,18, (P2)=3,15, (P3)= 3,13 dan (P4)= 3,15. Rata-rata nilai warna (P0)=2,56, (P1)=2,59,(P2)= 2,62, (P3)=2,63, (P4)=2,63. Berdasarkan rata-rata nilai rasa (P0)=3,39a, (P1)= 3,52b, (P2)= 3,65c, (P3)= 3,83d dan (P4)= 4,18e. Rata-rata nilai aroma (P0)=3,38a, (P1)= 3,51b, (P2)=3,65c, (P3)=3,83d dan (P4)=4,18e. Kesimpulan hasil dari penelitian bahwa efek penambahan tepung rumput laut tidak mempengaruhi hasil uji keempukan dan warna namun mempengaruhi uji organoleptik (rasa, dan aroma) bakso daging ayam kampung. Organoleptik rasa dan aroma tertinggi pada P4 = 4,18e dengan penambahan rumput laut sebanyak 20% memiliki rasa yang sangat gurih, dan nilai tertinggi pada aroma yaitu P4= 3,60e dengan penambahan tepung rumput laut sebanyak 20% memiliki aroma yang sangat harum.kata kunci: Tepung rumput laut, bakso ayam kampung, keempukan, organoleptik.
ANALISA KUALITAS DAGING SAPI BALI BERDASARKAN UMUR POTONG DI RPH LESTARI, KECAMATAN LIBURENG KABUPATEN BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN Andi Kausar Arisandi; Oktavia Rahayu Puspitarini; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sapi Bali merupakan sapi lokal khas Indonesia yang memiliki banyak keistimewaan, salah satunya terletak di kualitas dagingnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisa kualitas daging sapi Bali berdasarkan umur potong di RPH Lestari, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Digunakan sebanyak 3 kg bagian has luar dari daging sapi Bali sebagai materi, serta oven, kertas Whatman, kertas grafik, timbangan analitik, 2 buah kaca tebal, wadah/cawan, beban seberat 35 kg, pH meter dan ATK sebagai alat dalam penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) berdasarkan bobot badan. Terdapat 3 perlakuan pada penelitian ini, dengan P1: daging sapi Bali berumur < 1,5 tahun, P2: daging sapi Bali berumur 2-3 tahun, P3: daging sapi Bali berumur > 5 tahun. Setiap perlakuan dilakukan perulangan sebanyak 4 kali. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah bau, warna, nilai pH, kadar air, dan Water Holding Capacity (WHC). Analisis data yang digunakan adalah analisis ragam satu arah dilanjutkan dengan analisis Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) apabila didapati pengaruh. Hasil yang diperoleh untuk rata-rata bau daging sapi Bali adalah P1= 4,00a, P2= 3,75b, dan P3= 2,50c; untuk rata-rata warna daging sapi Bali adalah P1= 3,00c(3), P2= 5,00b(5), dan P3= 7,75a(7-8); untuk rata-rata nilai pH daging sapi Bali adalah P1= 5,53b, P2= 5,38ab, dan P3= 5,31a; untuk rata – rata kadar air (%) daging sapi bali adalah P1= 73,76c, P2= 71,85b, dan P3= 70,92a; dan untuk Water Holding Capacity (WHC) (%) adalah P1= 24,19b, P2=23,95b, dan P3= 21,52a. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara umur daging sapi Bali terhadap kualitas daging sapi Bali di RPH Lestari.Kata kunci: daging sapi bali, umur potong daging, studi kasus, kualitas daging.  
ANALISIS JUMLAH POPULASI AYAM TERHADAP KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR (Gallus sp) (Artikel Riview) Ina Dwi Istiqomah; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 6, No 01 (2023): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi kelayakan merupakan analisis untuk menentukan layak atau tidak layak suatu rencana usaha yang mencakup aspek SDM, pemasaran, operasi, keuangan, lingkungan dan yuridis. Tingkat pendidikan, jenis kelamin, umur, pengalaman beternak dan skala usaha merupakan faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha peternakan ayam petelur. Obat – obatan, pakan, jumlah tenaga kerja serta bibit merupakan hal yang berpengaruh terhadap produksi ayam ras (layer). Faktor dari pendapatan peternakan ayam ras (layer) antara lain : tenaga kerja, modal, harga jual dan jumlah produksi. Analisis finansial diperlukan untuk mengetahui biaya dan penerimaan peternak dengan memperkirakan usaha yang sedang dijalankan untung atau rugi, yang terdiri dari : R / C ( Revenue Cost Ratio ), B / C ( Benefi Cost Ratio ), BEP ( Break Event Point ) yang terdiri dari BEP Harga dan BEP produksi. Untuk populasi 990 sampai 65.500 ekor ayam ras petelur sudah mendapatkan keuntungan artinya sudah layak untuk dijalankan dan dikembangkan hal ini sudah dibuktikan melalui analisis finalsial yang terdiri dari analisis R / C ( Revenue Cost Ratio ), B /  C (Benefi Cost Ratio )serta BEP ( Break Event Point ). Biaya variabel sangat berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan yang diperoleh peternak. Guna mencapai BEP, peternak menjual produknya (telur) di atas harga BEP, semakin besar biaya produksi maka semakin banyak produk yang harus dijual, dan begitupun sebaliknya. 
PENGARUH PERENDAMAN ASAM GELUGUR TERHADAP KADAR AIR, WATER HOLDlNG CAPAClTY (WHC), DAN SUSUT MASAK PADA DAGlNG SAPI BRAHMAN CROSS Nadyah Maharani Amir Hamzah; Dedi Suryanto; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 6, No 2 (2023): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi dampak perendaman asam gelugur terhadap Kadar Air, Water HoIding Capacity (WHC), dan Susut Masak pada daging sapi Brahman Cross. Sampel yang digunakan dalam peneIitian ini adalah daging sapi Brahman Cross jantan berumur 4-5 tahun, khususnya pada bagian paha, dengan berat 506 gram, serta menggunakan 75 gram asam gelugur kering. Penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang melibatkan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Keempat perlakuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: P0 = daging sapi Brahman Cross + tanpa asam gelugur (0%), P1 = daging sapi Brahman Cross + konsentrasi asam gelugur 10%, P2 = daging sapi Brahman Cross + konsentrasi asam gelugur 12,5%, dan P3 = daging sapi Brahman Cross + konsentrasi asam gelugur 15%. VariabeI yang diamati dalam peneIitian ini mencakup kadar air, Water HoIding Capacity (WHC), dan susut masak pada daging sapi Brahman Cross. Data penelitian dianaIisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Jika hasil ANOVA menunjukkan pengaruh yang signifikan, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman dengan konsentrasi asam gelugur sebanyak 15% pada daging sapi Brahman Cross memiliki pengaruh yang sangat signifikan (P˂0,01) terhadap kadar air, WHC, dan susut masak. Rata-rata nilai kadar air (%) pada setiap perlakuan adalah (P0) 59,15a , (P1) 65,45b , (P2) 70,15c , (P3) 75,25d . Nilai WHC (%) adalah (P0) 30,15a , (P1) 29,41b , (P2) 28,29c , (P3) 25,22d . Sementara nilai susut masak (%) adalah (P0) 46,64a , (P1) 49,14b , (P2) 49,66c , (P3) 50,89d . Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa perendaman dengan asam gelugur dapat signifikan meningkatkan kadar air dan susut masak, namun sebaliknya dapat menurunkan nilai WHC pada daging sapi Brahman Cross jantan berumur 4-5 tahun. Meskipun demikian, nilai-nilai ini masih dalam kisaran normal. Kata kunci: asam gelugur, daging sapi Brahman Cross, kadar air, WHC, susut masak.