Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Upaya Meningkatkan Pelayanan Pendidikan Melalui Perancangan Gedung Perpustakaan Di Universitas Medan area dinata, alfi -; saraswaty, rina -; -, suprayitno -
JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH Vol 1, No 1 (2017): JAUR OKTOBER
Publisher : JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1082.391 KB)

Abstract

AbstrakSeiring dengan pesatnya perkembangan penduduk yang ada di Indonesia maka secara langsung hal ini mempengaruhi permintaan masyarakat terhadap pendidikan yang semakin meningkat. Secara tidak langsung masyarakat menuntut berbagai Lembaga Pendidikan khususnya pada tingkat Perguruan Tinggi untuk memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik disertai dengan sistem pelayanan pendidikan yang bermutu ideal. Pada proses perancangan suatu bangunan atau kawasan, pemberian tema oleh setiap perancang adalah wajib hukumnya. Kegunaan tema sendiri untuk membantu para perancang dalam merancang bangunannya. Pada perancangan gedung Perpustakaan ini akan diterapkan tema Arsitektur Tropis. Tema akan diterapkan pada bangunan dengan mengutamakan atau memaksimalkan pencahayaan alami. Rencana pembangunan Perpustakaan Universitas Medan Area beserta sarana dan prasarananya akan ditempatkan diatas tanah seluasa 675.84 m2. Secara umum perancangan Perpustakaan terdiri dari 5 ruang utama bagi umum yaitu ruang baca perpustakaan, perpustakaan elektronik, ruang auditorium, ruang penyimpanan skripsi, dan test room. 3 ruang pengelola yaitu ruang kepala perpustakaan, ruang staff pengelola, dan ruang rapat pengelola. Kata Kunci : Pembangunan Gedung Perpustakaan Universitas Medan Area, Arsitektur Tropis.  Abstract Along with the rapid development of the existing population in Indonesia, this directly affects the demand of the public to the ever increasing education. Indirectly the community demanded various Education Institutions, especially at the level of Higher Education to provide the best education services accompanied by an ideal quality education service system. In the process of designing a building or area, the theme by each designer is obligatory. Usefulness own theme to help the designers in designing the building. In the design of this Library building will be applied the theme of Tropical Architecture. The theme will be applied to the building by prioritizing or maximizing natural lighting. The construction plan of University of Medan Area Library along with its facilities and infrastructure will be placed on the land of 675.84 m2. In general, the design of the Library consists of 5 main space for the public library reading room, electronic library, auditorium room, thesis storage space, and test room. 3 management rooms are library headroom, management staff room, and manager meeting room. Kata Kunci : Construction of University Library Building Area, Tropical Architecture.
Pengembangan Pondok Pesantren Salman Al Farisi Terpadu Di Dolok Masihul Dengan Tema arsitektur Islam sitepu, muchlis adro; maulana, sherlly; saraswaty, rina
JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH Vol 1, No 1 (2017): JAUR OKTOBER
Publisher : JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (866.496 KB)

Abstract

AbstrakPondok Pesantren pada awalnya adalah lembaga dakwah yang digunakan para wali untuk menyebarkan agama islam. Namun, pada perkembangan pesantren menjadi lembaga pendidikan islam. Didalam pesantren bisa mempelajari agama islam dengan cara mengkaji karya karya ulama klasik. Sampai saat ini keberadaan pesantren masih belum begitu diperhatikan oleh masyarakat. Maka tujuan Pondok Pesantren salman alfarisi  bermaksud untuk mengembangkan fasilitas yang ada karena kapasitas siswa santri yang meningkat saat ini, Pesantren sudah menerima siswa santri sebanyak ± 500 siswa. Sementara kapasitas Pesantren hanya dapat menampung ± 360 siswa. Selain itu Pesantren Terpadu Al Farisi bermaksud untuk meningkatkan keunggulan dengan megembangkan konsep agrobisnis sebagai bagian dari mpendidikan formal dan informalnya. Kata Kunci : membangun dan mengembangkan pondok pesatren dalam penerapan tema arsitektur islam AbstractPondok Pesantren was originally a dawah institution used by the wali to spread the religion of Islam. However, in the development of Islamic boarding schools into educational institutions. In the pesantren can learn the religion of Islam by reviewing the work of the classical ulama. Until now the existence of pesantren still not so paid attention by society. So the purpose of Pondok Pesantren salman alfarisi intends to develop existing facilities because of the capacity of students who are increasing nowadays, Pesantren has received students santri as many as ± 500 students. While the capacity of Pesantren can only accommodate ± 360 students. In addition, Al Farisi Integrated Pesantren intends to increase excellence by developing agribusiness concept as part of formal and informal education. Keywords : build and develop pesok hut in the implementation of Islamic architecture theme 
Perencanaan Sport Center Di Kota Medan Dengan Tema Arsitektur Difabel pertiwi, ulia said; maulana, sherlly; maulana, sherlly; saraswaty, rina; saraswaty, rina
JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH Vol 1, No 1 (2017): JAUR OKTOBER
Publisher : JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1160.405 KB)

Abstract

AbstrakIndonesia merupakan negara yang menghargai perbedaan pendapat, kepercayaan, suku, dan budaya antar manusia, sehingga muncul keanekaragaman aktifitas yang dilakukan manusia di suatu tempat. Salah satu aktifitas yangg sering dilakukan manusia adalah berolahraga. Namun, pengembangan dan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan aktifitas tersebut sering tidak mempertimbangkan pengguna yang memiliki perbedaan kemampuan (difabel). Peraturan pemerintah tentang difabel sudah ada sejak tahun 1997 yaitu UU no.4 tahun 1997. Oleh karena itu, pengembangan dan pembangunan di tempat-tempat publik/umum harus di rancang dengan memikirkan aktifitas kaum difabel. Perancangan sport center menggunakan pendekatan  perancangan arsitektur difabel. Bangunan yang dirancang ramah terhadap masyarakat berkebutuhan khusus sehingga pengguna yang memiliki keterbatasan kemampuan dapat menggunakan fasilitas dengan mandiri. Tahapan yang digunakan dalam perencanaan sport center ini adalah pengumpulan data, analisis, konsep dan desain.Penataan tapak dan bangunan dirancang untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan pengguna berkebutuhan khusus menggunakan fasilitas yang tersedia pada sport center. Bentuk massa bangunan respon terhadap bentuk tapak yaitu bentuk persegi. Massa bangunan kemudian dibagi menjadi 2 lantai dengan sirkulasi vertikal nya menggunakan tangga dan ram. Lantai 1 massa bangunan dimundurkan sebagian ruangnya untuk memberikan bayangan dan mengurangi paparan langsung sinar matahari ke dalam bangunan. Lantai 1 memiliki fungsi sebagai area fasilitas pendukung sport center, yaitu ruang informasi, restoran, retail, toilet dan mushola. Lantai 2 difungsikan untuk arena olahraga. Kata Kunci : Sport Center, Difabel, Arsitektur Difabel AbstractIndonesia is a country that respects differences of opinion, beliefs, tribes, and cultures among human beings, resulting in the diversity of human activities performed somewhere. One of the activities that people often do is exercise. However, development and development to meet the needs of these activities often do not consider users who have different abilities (disfabel). The government regulation on the disabled has been in existence since 1997, namely Law No.4 of 1997. Therefore, development and development in public places must be designed by considering the activities of the disabled people. Designing a sports center using a design approach difabel architecture. The buildings are designed to be friendly to the community with special needs so that users with limited ability can use the facility independently. Stages used in the planning of this sports center is the collection of data, analysis, concepts and design. Site and building design is designed to provide comfort and ease of users with special needs using the facilities available at the sports center. The form of building mass response to the shape of the tread is square shape. The mass of the building is then divided into 2 floors with its vertical circulation using stairs and ram. The 1st floor of the mass of the building was reversed partly to give shadows and reduce the direct exposure of sunlight into the building. 1st floor has a function as a support facility for sports center, which is information room, restaurant, retail, toilet and prayer room. 2nd floor functioned for sports arena. Keywords : Sport Center, Difabel, Disabled Architecture
Perencanaan Sport Center Di Kota Medan Dengan Tema Arsitektur Difabel pertiwi, ulia said; maulana, sherlly; maulana, sherlly; saraswaty, rina; saraswaty, rina
JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH Vol 1, No 1 (2017): JAUR OKTOBER
Publisher : JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1160.405 KB)

Abstract

AbstrakIndonesia merupakan negara yang menghargai perbedaan pendapat, kepercayaan, suku, dan budaya antar manusia, sehingga muncul keanekaragaman aktifitas yang dilakukan manusia di suatu tempat. Salah satu aktifitas yangg sering dilakukan manusia adalah berolahraga. Namun, pengembangan dan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan aktifitas tersebut sering tidak mempertimbangkan pengguna yang memiliki perbedaan kemampuan (difabel). Peraturan pemerintah tentang difabel sudah ada sejak tahun 1997 yaitu UU no.4 tahun 1997. Oleh karena itu, pengembangan dan pembangunan di tempat-tempat publik/umum harus di rancang dengan memikirkan aktifitas kaum difabel. Perancangan sport center menggunakan pendekatan  perancangan arsitektur difabel. Bangunan yang dirancang ramah terhadap masyarakat berkebutuhan khusus sehingga pengguna yang memiliki keterbatasan kemampuan dapat menggunakan fasilitas dengan mandiri. Tahapan yang digunakan dalam perencanaan sport center ini adalah pengumpulan data, analisis, konsep dan desain.Penataan tapak dan bangunan dirancang untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan pengguna berkebutuhan khusus menggunakan fasilitas yang tersedia pada sport center. Bentuk massa bangunan respon terhadap bentuk tapak yaitu bentuk persegi. Massa bangunan kemudian dibagi menjadi 2 lantai dengan sirkulasi vertikal nya menggunakan tangga dan ram. Lantai 1 massa bangunan dimundurkan sebagian ruangnya untuk memberikan bayangan dan mengurangi paparan langsung sinar matahari ke dalam bangunan. Lantai 1 memiliki fungsi sebagai area fasilitas pendukung sport center, yaitu ruang informasi, restoran, retail, toilet dan mushola. Lantai 2 difungsikan untuk arena olahraga. Kata Kunci : Sport Center, Difabel, Arsitektur Difabel AbstractIndonesia is a country that respects differences of opinion, beliefs, tribes, and cultures among human beings, resulting in the diversity of human activities performed somewhere. One of the activities that people often do is exercise. However, development and development to meet the needs of these activities often do not consider users who have different abilities (disfabel). The government regulation on the disabled has been in existence since 1997, namely Law No.4 of 1997. Therefore, development and development in public places must be designed by considering the activities of the disabled people. Designing a sports center using a design approach difabel architecture. The buildings are designed to be friendly to the community with special needs so that users with limited ability can use the facility independently. Stages used in the planning of this sports center is the collection of data, analysis, concepts and design. Site and building design is designed to provide comfort and ease of users with special needs using the facilities available at the sports center. The form of building mass response to the shape of the tread is square shape. The mass of the building is then divided into 2 floors with its vertical circulation using stairs and ram. The 1st floor of the mass of the building was reversed partly to give shadows and reduce the direct exposure of sunlight into the building. 1st floor has a function as a support facility for sports center, which is information room, restaurant, retail, toilet and prayer room. 2nd floor functioned for sports arena. Keywords : Sport Center, Difabel, Disabled Architecture
PEMBERDAYAAN NAPI PEREMPUAN DI LP TANJUNG GUSTA KECAMATAN MEDAN HELVETIA, MEDAN, SUMATERA UTARA Rina Saraswaty; Suprayitno; Salamiah Sari Dewi
Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 3 (2020): Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jrt.v3i3.644

Abstract

Lembaga Pemasyarakatan sebagai wadah pembinaan warga narapidana melalui pendidikan, rehabilitasi dan reintegrasi narapidana. Sistem pemasyarakatan bertujuan untuk mengembalikan Warga Binaan Pemasyarakatan sebagai warga yang baik, juga bertujuan untuk melindungi masyarakat terhadap kemungkinan diulangi kembali tindak pidana oleh Warga Binaan Pemasyarakatan. Setiap narapidana didalam Lembaga Pemasyarakatan dibina agar dapat menggali potensinya dan mengembangkannya menjadi narapidana yang baik dan taat kepada hukum,menjunjung tinggi nilai-nilai moral sebagai bekal hidup dikemudian hari apabila sudah keluar dari Lembaga Permasyarakatan. Kelompok Dosen Fakultas Teknik Universitas Medan Area telah melaksanakan pengabdian kepada masyarakat melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan mengadakan pelatihan keterampilan menjahit di Lapas Kelas IIa Tanjung Gusta.Tujuan kegiatan pembekalan pelatihan ini untuk memberdayakan Narapidana Perempuan Kelas IIa Tanjung Gusta Medan agar memiliki keahlian sebagai bekal berwira usaha untuk meningkatkan produktifitas dan ekonomi setelah bebas nanti disamping untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Program ini juga diharapkan menjadi program berkelanjutan pada mitra binaan.Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan memberikan pengetahuan dan pelatihan keterampilan berupa mendesain pola (patron) untuk dijahit menjadi pakaian yang dapat dipakai dan dapat dipasarkan.Selanjutnya dilakukan pembinaan secara periodik melalui koordinasi dengan pihak lapas. Kegiatan ini dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Tanjung Gusta Medan dalam waktu 8 bulan efektif dan diikuti oleh narapidana sebanyak 20 orang yang memiliki masa tahanan akan berakhir. Kegiatan dilaksanakan sekali dalam seminggu dengan materi pelatihan dan praktik mendesain dan membuat pola (patron) pakaian dan menjahit. Kegiatan ini akan dievaluasi efektifitasnya dengan mengacu kepada peningkatan keahlian mereka didalam mendesain pola pakaian dan produk hasil jahitan.
Perancangan Pusat Perbelanjaan dengan Tema Green Architecture di Kota Medan agung wicaksono; Sherlly Maulana; Rina Saraswaty
JAUR (JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH) Vol 2, No 2 (2019): JAUR APRIL
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jaur.v2i2.2283

Abstract

Pusat perbelanjaan merupakan tempat favorit bagi masyarakat untuk berbelanja. pusat perbelanjaan saat ini bukan hanya sebagai sarana tempat berbelanja, tetapi juga menjadi tempat refreshing bagi orang-orang yang lelah melakukan aktifitasnya sehari-hari. Berdasarkan kebutuhan dan daya dukung site, Pusat Perbelanjaan ini berlokasi di jalan Ismail Harun Citraland Bagya City, Medan Area, Kota Medan, Sumatera Utara. Dengan Luas Site ±2Ha. Konsepan dari pusat perbelanjaan ini nantinya ramah lingkungan dan mampu meminimalkan pemakaian energi dalam operasionalnya sehingga lebih efisien, maka mall ini telah menerapkan teknologi untuk memanfaatkan energi alternatif dari alam yang terdapat pada tapak, seperti energi panas sinar matahari yang diubah menjadi sumber energi utama untuk operasional mall dengan menggunakan surya panel, kemudian mall ini juga memanfaatkan alat filtrasi untuk memfilter air dari atap yang menampung air hujan sehingga dapat dimanfaatkan untuk keperluan mall seperti penyiraman kloset, penyiraman taman serta dimanfaatkan untuk alat penanggulangan kebakaran seperti sprinkler dan hydrant. Selain itu mall ini juga memasukkan penghawaan serta pencahayaan alami ke dalam bangunan dengan membuat banyak bukaan sehingga mampu mengurangi konsumsi energi. Tujuan akhir dari perancangan mall agar masyarakat dan semua pihak yang terkait bisa terhibur dengan fungsi Sumatera Mall, yang selain sebagai pusat perbelanjaan yang ramah lingkungan, tempat rekreasi keluarga.
Upaya Meningkatkan Pelayanan Pendidikan Melalui Perancangan Gedung Perpustakaan Di Universitas Medan area alfi - dinata; rina - saraswaty; suprayitno - -
JAUR (JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH) Vol 1, No 1 (2017): JAUR OKTOBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jaur.v1i1.1445

Abstract

AbstrakSeiring dengan pesatnya perkembangan penduduk yang ada di Indonesia maka secara langsung hal ini mempengaruhi permintaan masyarakat terhadap pendidikan yang semakin meningkat. Secara tidak langsung masyarakat menuntut berbagai Lembaga Pendidikan khususnya pada tingkat Perguruan Tinggi untuk memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik disertai dengan sistem pelayanan pendidikan yang bermutu ideal. Pada proses perancangan suatu bangunan atau kawasan, pemberian tema oleh setiap perancang adalah wajib hukumnya. Kegunaan tema sendiri untuk membantu para perancang dalam merancang bangunannya. Pada perancangan gedung Perpustakaan ini akan diterapkan tema Arsitektur Tropis. Tema akan diterapkan pada bangunan dengan mengutamakan atau memaksimalkan pencahayaan alami. Rencana pembangunan Perpustakaan Universitas Medan Area beserta sarana dan prasarananya akan ditempatkan diatas tanah seluasa 675.84 m2. Secara umum perancangan Perpustakaan terdiri dari 5 ruang utama bagi umum yaitu ruang baca perpustakaan, perpustakaan elektronik, ruang auditorium, ruang penyimpanan skripsi, dan test room. 3 ruang pengelola yaitu ruang kepala perpustakaan, ruang staff pengelola, dan ruang rapat pengelola. Kata Kunci : Pembangunan Gedung Perpustakaan Universitas Medan Area, Arsitektur Tropis.  Abstract Along with the rapid development of the existing population in Indonesia, this directly affects the demand of the public to the ever increasing education. Indirectly the community demanded various Education Institutions, especially at the level of Higher Education to provide the best education services accompanied by an ideal quality education service system. In the process of designing a building or area, the theme by each designer is obligatory. Usefulness own theme to help the designers in designing the building. In the design of this Library building will be applied the theme of Tropical Architecture. The theme will be applied to the building by prioritizing or maximizing natural lighting. The construction plan of University of Medan Area Library along with its facilities and infrastructure will be placed on the land of 675.84 m2. In general, the design of the Library consists of 5 main space for the public library reading room, electronic library, auditorium room, thesis storage space, and test room. 3 management rooms are library headroom, management staff room, and manager meeting room. Kata Kunci : Construction of University Library Building Area, Tropical Architecture.
Pengembangan Pondok Pesantren Salman Al Farisi Terpadu Di Dolok Masihul Dengan Tema arsitektur Islam muchlis adro sitepu; sherlly maulana; rina saraswaty
JAUR (JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH) Vol 1, No 1 (2017): JAUR OKTOBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jaur.v1i1.1447

Abstract

AbstrakPondok Pesantren pada awalnya adalah lembaga dakwah yang digunakan para wali untuk menyebarkan agama islam. Namun, pada perkembangan pesantren menjadi lembaga pendidikan islam. Didalam pesantren bisa mempelajari agama islam dengan cara mengkaji karya karya ulama klasik. Sampai saat ini keberadaan pesantren masih belum begitu diperhatikan oleh masyarakat. Maka tujuan Pondok Pesantren salman alfarisi  bermaksud untuk mengembangkan fasilitas yang ada karena kapasitas siswa santri yang meningkat saat ini, Pesantren sudah menerima siswa santri sebanyak ± 500 siswa. Sementara kapasitas Pesantren hanya dapat menampung ± 360 siswa. Selain itu Pesantren Terpadu Al Farisi bermaksud untuk meningkatkan keunggulan dengan megembangkan konsep agrobisnis sebagai bagian dari mpendidikan formal dan informalnya. Kata Kunci : membangun dan mengembangkan pondok pesatren dalam penerapan tema arsitektur islam AbstractPondok Pesantren was originally a da'wah institution used by the wali to spread the religion of Islam. However, in the development of Islamic boarding schools into educational institutions. In the pesantren can learn the religion of Islam by reviewing the work of the classical ulama. Until now the existence of pesantren still not so paid attention by society. So the purpose of Pondok Pesantren salman alfarisi intends to develop existing facilities because of the capacity of students who are increasing nowadays, Pesantren has received students santri as many as ± 500 students. While the capacity of Pesantren can only accommodate ± 360 students. In addition, Al Farisi Integrated Pesantren intends to increase excellence by developing agribusiness concept as part of formal and informal education. Keywords : build and develop pesok hut in the implementation of Islamic architecture theme 
PERUBAHAN BANGUNAN TRADISIONAL KARO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR VERNAKULAR (Studi Kasus : Rumah Tinggal Masyarakat Karo di Desa Doulu, Berastagi, Kabupaten Tanah Karo) Rina Saraswaty; Suprayitno .
Educational Building Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan dan Sipil Vol 3, No 2 DESEMBER (2017): EDUCATIONAL BUILDING
Publisher : Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.709 KB) | DOI: 10.24114/eb.v3i2.8257

Abstract

Rumah tradisional Karo merupakan salah satu kebudayaan peninggalan nenek moyang suatu masyarakat dari masa lalu,  dikenal dengan nama Siwaluh Jabu. Dinamakan Siwaluh Jabu karena rumah tersebut dihuni oleh delapan kepala keluarga. Rumah inilah yang menjadi suatu bukti bagi kita bahwa keterbatasan pengetahuan bukanlah suatu hambatan untuk melakukan sesuatu. Namun pada perkembangannya saat ini, rumah tinggal masyarakat tradisional Karo telah mengalami banyak perubahan, baik dalam bentuk, ruang maupun penggunaan ornamen dan bahan bangunan. Salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan bentuk dan ukuran bangunan rumah tinggal masyarakat Karo tersebut adalah adanya perubahan pola ruang.  Walaupun penelitian tentang rumah tradisional Karo ini telah banyak dilakukan, namum penelitian tentang rumah tradisional Karo dengan perubahan pola ruang sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya perubahan bentuk dan ukuran bangunan sejauh ini belum pernah dilakukan. Lokasi penelitian di Desa Doulu, Berastagi, Kabupaten Tanah Karo. Penelitian ini  bertujuan untuk mengkaji faktor yang penelitian tentang perubahan dengan metode pendekatan arsitektur vernakular melalui pengamatan dan observasi langsung  terhadap obyek penelitian. Adapun urgensi penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan pedoman pada penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pola pemukiman masyarakat Karo. Luaran penelitian berupa artikel ilmiah yang dipublikasikan pada Jurnal lokal berISSN, dan garis besar materi pembelajaran pada pendidikan Arsitektur, khususnya mata kuliah Teori Arsitektur I Perkembangan Arsitektur II dan Arsitektur Nusantara. Kata Kunci :  arsitektur  vernacular, masyarakat karo, perubahan pola ruang, rumah tinggal tradisional,  ABSTRACT Karo traditional house is one of the ancestral heritage culture of a society from the past, known by the name of Siwaluh Jabu. Named Siwaluh Jabu because the house is inhabited by eight families. It is this house that proves to us that the limitation of knowledge is not an obstacle to doing something. But in its current development, the homes of Karo traditional society have undergone many changes, both in the form, space and the use of ornaments and building materials. One of the factors influencing the change of shape and size of residential building of Karo people is the change of spatial pattern. Although research on Karo traditional house has been done a lot, but the research on Karo traditional house with the change of spatial pattern as one of the factors causing the change of shape and the size of the building so far has never been done.Research location in Doulu Village, Berastagi, Tanah Karo District. This study aims to examine the factors that research on changes with the approach method of vernacular architecture through observation and direct observation of the object of research. The urgency of this research is expected to become information and guidance on subsequent research relating to the pattern of settlement Karo society. The research output is in the form of scientific articles published in local journal’s ISSN, and outline of learning materials on the education of Architecture, especially the subjects of Teori Arsitektur I , Perkembangan Asitektur II and Arsitektur Nusantara Keywords: change of room pattern, karo society, traditional residence, vernacular architecture
Penerapan Prinsip Le Corbusier pada Convention and Exhibtion Lisna Sonia Silaban; Rina Saraswaty
Venustas Vol 2 No 1 (2022): November
Publisher : Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik - Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1606.561 KB) | DOI: 10.37195/venustashome.v2i1.259

Abstract

Kota Medan merupakan pusat pembangunan yang penting dalam hal pembangunan di Indonesia. Kota Medan saat ini banyak melakukan kegiatan budaya baik lokal, nasional maupun internasional. Gelar dimulai dengan mempelajari dasar-dasar dan pemahaman tentang kegiatan konvensi dan pameran, standar yang terkait dengan penataan ruang di gedung-gedung pusat konvensi dan pameran, studi banding berbagai gedung konvensi dan pusat pameran di Indonesia, dan studi banding literatur ruang konferensi yang berbeda. Ada juga evaluasi lokasi gedung konvensi dan pameran yang akan berlokasi di Kota Medan. Untuk pembahasan konsep desain menggunakan desain Le Corbusier. Lokasi yang digunakan merupakan hasil pemilihan beberapa alternatif lokasi di Kota Medan yang sesuai dengan kebutuhan ruang pada kawasan di Jalan T. Amir Hamzah. Selain itu, menyangkut massa dan luas bangunan, penampilan bangunan, konstruksi dan peralatan yang digunakan dalam desain "ruang konferensi dan pameran". Konsep desain ditekankan dengan penerapan prinsip Le Corbusier, konsep desain bangunan yang berdiri di tengah lingkungan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan, baik dari waktu konstruksi maupun dari waktu pemeliharaan gedung. Gedung konvensi dan pameran menampilkan dirinya dalam bentuk modern dengan bahan prefabrikasi yang mencerminkan zaman modern. Dalam hal dinding penahan beban diganti dengan kisi-kisi kolom beton bertulang dengan beban pada fasad bangunan, identitas prinsip Le Corbusier yang dimasukkan ke dalam konsep modernisme harus dipertahankan. Untuk bahan bangunan yang akan diterapkan yaitu material yang memiliki sifat fleksibel dan efisien. Secara struktural disadari bahwa dinding penahan tanah digantikan oleh kisi-kisi kolom beton bertulang dengan beban dan penopang atap pada konstruksi space frame dan konstruksi atap lipat.