Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

KENYAMANAN PEJALAN KAKI TERHADAP PEMANFAATAN TROTOAR DI JALAN BRIGJEN KATAMSO MEDAN Saraswaty, Rina
Educational Building: Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan dan Sipil Vol. 3 No. 1 JUNI (2017): EDUCATIONAL BUILDING
Publisher : Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/eb.v3i1.7438

Abstract

ABSTRAKMedan merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi. Tingginya kepadatan lalu lintas menimbulkan banyak permasalahan, baik dari segi ekonomi, sosial dan keamanan serta kenyamanan. Permasalahan tersebut muncul akibat dari kebijakan-kebijakan pemerintah didalam  membuat peraturan sistem transportasi dan sistem lalu lintas dalam tata ruang perkotaan. Karena didalam membuat kebijakan tata ruang suatu perkotaan seharusnya mengikutsertakan seluruh pihak yang terkait, baik pihak swasta, masyarakat dan pemerintah. Disamping itu dapat juga bersumber dari perilaku manusia itu sendiri yang kurang disiplin didalam mematuhi peraturan yang ada. Secara umum, trotoar di kota Medan sebagai jalur transportasi pejalan kaki telah bergeser fungsinya menjadi fungsi yang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana trotoar yang berfungsi sebagai jalur transportasi pejalan kaki  telah beralih fungsi menjadi fungsi lain. Metode yang digunakan  dalam pengumpulan data melalui kuesioner terhadap responden penelitian yaitu pejalan kaki. Daerah penelitian yang diambil adalah sepanjang jalur pedestrian Jalan Brigjend Katamso  dimulai dari simpang Jalan Pandu “ Jalan Letjen Soeprapto (simpang Waspada) hingga simpang Jalan AH. Nasution (simpang Titi Kuning) Medan. Luaran penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan publik khususnya jalur transportasi pejalan kaki dan artikel ilmiah pada Jurnal Lokal ber-ISSN. Kata Kunci : Lalu Lintas, Jalur Transportasi, Pejalan KakiABSTRACT Medan is one of the big cities in Indonesia that has a high traffic density. The high traffic density poses many problems, both in terms of economic, social and security as well as convenience. These problems arise as a result of policies. Because in making a spatial policy a place that should include all relevant parties, both private parties, communities and governments. Besides, it can also be derived from human behaviour itself is less discipline in the existing regulations. In general, sidewalks in the city of Medan as a pedestrian transport path have shifted their function into other functions.The purpose of this research to find out which sidewalks serve as pedestrian transport routes that have become other functions. The method used in completion of data through questionnaires to the research respondents ie pedestrians. The research area is taken along the pedestrian path of Jalan Brigjen Katamso starting from the intersection of Jalan Pandu - Jalan Letjen Soeprapto (intersection Waspada) to intersection of Jalan AH. Nasution (intersection of Titi Kuning) Medan. The output of this research is expected to be an input for the government in terms of honesty public specialist in pedestrian transportation and scientific articles in ISSN Local Journal.Keywords: Pedestrian Transport Routes, Safety and Comfort,Traffic
PERUBAHAN BANGUNAN TRADISIONAL KARO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR VERNAKULAR (Studi Kasus : Rumah Tinggal Masyarakat Karo di Desa Doulu, Berastagi, Kabupaten Tanah Karo) Saraswaty, Rina; ., Suprayitno
Educational Building: Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan dan Sipil Vol. 3 No. 2 DESEMBER (2017): EDUCATIONAL BUILDING
Publisher : Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/eb.v3i2.8257

Abstract

Rumah tradisional Karo merupakan salah satu kebudayaan peninggalan nenek moyang suatu masyarakat dari masa lalu,  dikenal dengan nama Siwaluh Jabu. Dinamakan Siwaluh Jabu karena rumah tersebut dihuni oleh delapan kepala keluarga. Rumah inilah yang menjadi suatu bukti bagi kita bahwa keterbatasan pengetahuan bukanlah suatu hambatan untuk melakukan sesuatu. Namun pada perkembangannya saat ini, rumah tinggal masyarakat tradisional Karo telah mengalami banyak perubahan, baik dalam bentuk, ruang maupun penggunaan ornamen dan bahan bangunan. Salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan bentuk dan ukuran bangunan rumah tinggal masyarakat Karo tersebut adalah adanya perubahan pola ruang.  Walaupun penelitian tentang rumah tradisional Karo ini telah banyak dilakukan, namum penelitian tentang rumah tradisional Karo dengan perubahan pola ruang sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya perubahan bentuk dan ukuran bangunan sejauh ini belum pernah dilakukan. Lokasi penelitian di Desa Doulu, Berastagi, Kabupaten Tanah Karo. Penelitian ini  bertujuan untuk mengkaji faktor yang penelitian tentang perubahan dengan metode pendekatan arsitektur vernakular melalui pengamatan dan observasi langsung  terhadap obyek penelitian. Adapun urgensi penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan pedoman pada penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pola pemukiman masyarakat Karo. Luaran penelitian berupa artikel ilmiah yang dipublikasikan pada Jurnal lokal berISSN, dan garis besar materi pembelajaran pada pendidikan Arsitektur, khususnya mata kuliah Teori Arsitektur I Perkembangan Arsitektur II dan Arsitektur Nusantara. Kata Kunci :  arsitektur  vernacular, masyarakat karo, perubahan pola ruang, rumah tinggal tradisional,  ABSTRACT Karo traditional house is one of the ancestral heritage culture of a society from the past, known by the name of Siwaluh Jabu. Named Siwaluh Jabu because the house is inhabited by eight families. It is this house that proves to us that the limitation of knowledge is not an obstacle to doing something. But in its current development, the homes of Karo traditional society have undergone many changes, both in the form, space and the use of ornaments and building materials. One of the factors influencing the change of shape and size of residential building of Karo people is the change of spatial pattern. Although research on Karo traditional house has been done a lot, but the research on Karo traditional house with the change of spatial pattern as one of the factors causing the change of shape and the size of the building so far has never been done.Research location in Doulu Village, Berastagi, Tanah Karo District. This study aims to examine the factors that research on changes with the approach method of vernacular architecture through observation and direct observation of the object of research. The urgency of this research is expected to become information and guidance on subsequent research relating to the pattern of settlement Karo society. The research output is in the form of scientific articles published in local journal™s ISSN, and outline of learning materials on the education of Architecture, especially the subjects of Teori Arsitektur I , Perkembangan Asitektur II and Arsitektur Nusantara Keywords: change of room pattern, karo society, traditional residence, vernacular architecture