Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

TINJAUAN HADIS NABI TERHADAP UPAYA REBOISASI PERTANIAN Suhendra, Ahmad
ADDIN Vol 7, No 2 (2013): ADDIN
Publisher : P3M STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/addin.v7i2.585

Abstract

TINJAUAN HADIS NABI TERHADAP UPAYA REBOISASI PERTANIAN Suhendra, Ahmad
ADDIN Vol 7, No 2 (2013): ADDIN
Publisher : LPPM IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/addin.v7i2.585

Abstract

KONTESTASI IDENTITAS MELALUI PERGESERAN INTERPRETASI HIJAB DAN ABSTRAK JILBAB DALAM AL QUR’AN Suhendra, Ahmad
PALASTREN Jurnal Studi Gender Vol 6, No 1 (2013): PALASTREN
Publisher : STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/palastren.v6i1.976

Abstract

Artikel ini membahas reinterpretasi yang relevan tentang jilbab. Jilbab adalah pakaian yang telah ada jauh sebelumIslam datang. peradaban Yunani dan Romawi juga akrab dengan jilbab sebagai pakaian kain yang dikenakan oleh perempuan. Bahkan, di beberapa daerah, perempuan sangat ketat memakai  jilbab jika dibandingkan dengan aturan yang diberikan Islam. Setiap peradaban dan agama memiliki interpretasi yang berbeda, seperti orang orang diIndonesia.Apresiasi masyarakat Indonesia pada jilbab juga bergeser.Kata kunci: Hijab, Sejarah, Wanita, Identitas. This article  discusses relevant reinterpretation on veil. Veil is a costume that have existed long before Islam came. Greek and Roman civilization are also familiarwith the veil as a cloth worn by women. In fact, in someareas, women are very tight wearing this if it is compared with the given rules of Islam. Every civilization and religions have its different interpretations, like people inIndonesia and also Indonesian society appreciation on itis also shift.Keywords: hijab, history, veil, women, Identity.
HERMENEUTIKA HADIS KHALED M. ABOU EL FADL Suhendra, Ahmad
Mutawatir : Jurnal Keilmuan Tafsir Hadith Vol. 5 No. 2 (2015): DESEMBER
Publisher : Program Studi Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.717 KB) | DOI: 10.15642/mutawatir.2015.5.2.343-362

Abstract

This paper reviews the hermeneutic Khaled M. Abou El-Fadl, in his work entitled Speaking God?s Name: Authority and Women. This figure is interesting to study because his theory stems from the fact that they experienced. At first he was an admirer salafi, then criticize ideologies. This paper focuses on the thoughts on the meaning and religious texts. To unload thinking Khaled used descriptive-analytical method. Apparently, hermeneutics offered Khaled influenced by several prominent Western hermeneutics, especially Gadamer and Gracia. From there, he formulated the five preconditions which adopted in interpreting the sacred text of someone?s religion.
KRITERIA HADIS HASAN MENURUT AL-SUYûTî DALAM AL-JâMI‘ AL-SAGHîR Suhendra, Ahmad
Mutawatir : Jurnal Keilmuan Tafsir Hadith Vol. 4 No. 2 (2014): DESEMBER
Publisher : Program Studi Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.338 KB) | DOI: 10.15642/mutawatir.2014.4.2.342-355

Abstract

Post Rasulallah died, Islam continues to evolve from scientific and territorial aspects. Tradition as handed down by his teachings was widespread along with it. However, it should be unfortunate, as a result of many factors, the traditions that developed in the Islamic community also infected by a handful of people. At that time already occurred forgery traditions anchored in the Rasulallah. Therefore, to maintain the authenticity of the hadith of the Prophet, the scholars formulate certain criteria in determining the authenticity of a hadith. al-Jâmi? al-Saghîr is one of the books of hadith are considered in the study of hadith. This book is one that is referred to in the hadith search (takhrîj hadîth). al-Suyûtî collect a wide range of hadith from various sources in the book, so that it does not only exist but also the hadîth sahîh but also there is the hadîth hasan. That is the reason this article examines hadîth hasan in al-Jâmi? al-Saghîr. Based on the research of al-Suyûtî in al-Jâmi? al-Saghîr not provide new criteria in the hadîth hasan, but he became a mediator between scholars have different opinions in determining the status of the hadith.
PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA DAN KEISLAMAN DI KALANGAN PELAJAR suhendra, ahmad; Mahrusillah, Moh
Jurnal Bimas Islam Vol 12 No 2 (2019): Jurnal Bimas Islam 2019
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.491 KB) | DOI: 10.37302/jbi.v12i2.96

Abstract

Gerakan radikal agama di Indonesia telah menyusup ke kalangan pelajar. Penyusupan paham itu melalui organisasi-organisasi siswa intra-sekolah dan organisasi kerohanian. Maka tidak heran, saat ini banyak kasus terorisme yang melibatkan anak sekolah SMA. Kota Tangerang sebagai salah satu daerah penyangga Ibu Kota memiliki posisi strategis, secara ekonomi, social maupun politik. Berdasarkan hasil penelitian LP3M STISNU terdapat 115 dari 155 responden yang diteliti sudah masuk terindikasi radikal. Artinya, ada 115 sekolah yang siswanya berorientasi pada radikalisme. Bentuk pengabdian kepada masyarakat terintegrasi ini diberi nama Ngaji Pancasila. Ada lima lembaga pendidikan yang menjadi lokasi pengabdian kepada masyarakat. Sebab itu dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat terintegrasi 2018 ini ditujukan pada pelajar. Metode pengabdian yang dilakukan adalah dengan wawancara, observasi dan ceramah. Adapun bentuk kegiatan dinamakan Ngaji Pancasila. Ngaji Pancasila ini Tim Pengabdian melakukan roadshow ke beberapa sekolah di Tangerang Raya. Di dalamnya, Tim Pengabdian memberikan rekonstruksi pemahaman tentang Pancasila, Keislaman dan Kebangsaan. Ada delapan sekolah yang dijadikan dampingan Ngaji Pancasila, yakni 1) SMK An-Nisiniyyah; 2) SMA Babussalam; 3) MA Al-Hikmah; 4) SMAN 20; 5) SMAN 21; 6) SMK Al-Gina; 7) MA Darussa?adah; dan 8) SMA IT Al-Husaini. Berdasarkan pengamatan di lapangan maka diperlukan adanya penguatan materi tentang Pancasila dan Keislaman Kata Kunci: Radikalisme, Ngaji Pancasila, Pancasila, Islam, Pelajar   Abstract: The radical religious movement in Indonesia has infiltrated among the younger generation, especially students. Infiltration understand that student organizations through intra-organization and spiritual schools. It is no wonder, many current cases of terrorism involving school children high school. Tangerang city as one of the city's capital buffer has a strategic position, in the economic, social or political. Based on the results of the research there were 115 from STISNU LP3M 155 respondents researched already entered they radical. That is, there are 115 schools that their students are oriented on radicalism. The form of the integrated community named Budheg Pancasila. There are five institutions which became the location of the community. Therefore in the implementation of the community's integrated 2018 is aimed at students. The method of devotion that is done with the interview, observation and speaking engagements. As for the form of the activity is called Budheg Pancasila. Budheg Pancasila this Team Devotion do roadshow to some school in Tangerang. In it, the team's understanding of the reconstruction gave the Devotion of Pancasila, the national and Islamic. There are eight schools made dampingan Budheg Pancasila, i.e. 1) CMS's-Nisiniyyah; 2 Babussalam HIGH SCHOOL); 3) MA Al-Hikmah; 4) SMAN 20; 5) SMAN 21; 6 CMS) Al-Gina; 7) MA Darussa'adah; and 8) SMA IT Al-Husaini. Based on observations in the field required the presence of the reinforcement material about Pancasila and Islam Keyword: Radicalism, Ngaji Pancasila, Pancasila, Islam, Student
NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM HADIS: STUDI ATAS HADIS PEREMPUAN MENSTRUASI Suhendra, Ahmad
Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam Vol. 13 No. 2 (2014)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & The Asia Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/musawa.2014.132.99-110

Abstract

Setiap peradaban memiliki pandangan yang berbeda terhadap sosok perempuan. begitu juga dengan setiap  agama berbeda memposisikan perempuan dalam ajarannya. Sebab itu artikel ini akan mengulas respon Islam, terutama hadis, dalam merespon kearifan lokal yang terdapat dalam budaya Arab. Tema itu difokuskan pada masalah respon hadis (Islam) tentang perempuan menstruasi. Perempuan menstruasi mendapatkan stigma melalui mitos-mitos yang sudah menlekat dalam setiap tradisi. Penelitian ini menghasilkan bahwa Islam merespon dan memfilter budaya yang bias gender dengan pendekatan kultural. Hadis yang menjelaskan perempuan menstruasi menciptakan tatanan wacana baru dalam setiap  matannya.
KONTESTASI IDENTITAS MELALUI PERGESERAN INTERPRETASI HIJAB DAN ABSTRAK JILBAB DALAM AL QUR’AN Ahmad Suhendra
PALASTREN Jurnal Studi Gender Vol 6, No 1 (2013): PALASTREN
Publisher : STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/palastren.v6i1.976

Abstract

Artikel ini membahas reinterpretasi yang relevan tentang jilbab. Jilbab adalah pakaian yang telah ada jauh sebelumIslam datang. peradaban Yunani dan Romawi juga akrab dengan jilbab sebagai pakaian kain yang dikenakan oleh perempuan. Bahkan, di beberapa daerah, perempuan sangat ketat memakai  jilbab jika dibandingkan dengan aturan yang diberikan Islam. Setiap peradaban dan agama memiliki interpretasi yang berbeda, seperti orang orang diIndonesia.Apresiasi masyarakat Indonesia pada jilbab juga bergeser.Kata kunci: Hijab, Sejarah, Wanita, Identitas. This article  discusses relevant reinterpretation on veil. Veil is a costume that have existed long before Islam came. Greek and Roman civilization are also familiarwith the veil as a cloth worn by women. In fact, in someareas, women are very tight wearing this if it is compared with the given rules of Islam. Every civilization and religions have its different interpretations, like people inIndonesia and also Indonesian society appreciation on itis also shift.Keywords: hijab, history, veil, women, Identity.
Khilafah Perspektif Ahmadiyah: Studi Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Gondrong, Tangerang, Banten Ahmad Suhendra
JURNAL INDO-ISLAMIKA Vol 5, No 2 (2015)
Publisher : JURNAL INDO-ISLAMIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/idi.v5i2.11749

Abstract

Khilafah Islamiyah merupakan konsep pemerintahan yang pada akhirakhir ini kembali mengemuka dan menjadi tuntutan sebagian umat Islam. Pasca reformasi, tepatnya tahun 2000-an, Hizbut Tahrir di Indonesia mengadakan seminar khilafah pertama kali. Setelah itu, mereka sangat gencar menggaungkan khilafah sebagai sistem negara ideal. Mereka sering melakukan kritik terhadap sistem demokrasi yang dianggapnya sebagai produk Barat. Isu khilafah kembali mencuat setelah gerakan yang menamakan dirinya Islamic State of Iraq and Syam(ISIS) yang mendeklarasikan Umar AlBaghdadi sebagai khalifah.Model yang disebutkan terakhir ini bahkan melayangkan aksi-aksi kekerasan. Jauh sebelum keduanya menggelorakan khilafah di tengah negara modern, Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) sudah menerapkannya. JAI menerapkan khilafah jauh sebelum Ikhwanul Muslimun mewacanakan sistem pemerintahan Islam tersebut.Sebab itu konsep dan sisten khilafah yang diterapkan Ahmadiyah menjadi menarik untuk diteliti. Masalah yang akan dijawab dalam artikel ini adalah bagaimana JAI di Kampung Gondrong menafsirkan dan mengimplementasikan Khilafah ala Minhaji anNubuwwah dalam konteks keindonesiaan? Dan mengapa khilafah ala Ahmadiyah dapat berjalan beriringan dengan sistem politik negara-negara, khususnya dengan sistem negara di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan itu maka dilakukan observasi partisipatif dan wawancara 
Telaah Hermeneutika Hadith Khaled M. Abou El-Fadl dalam Speaking God’s Name: Authority and Women Ahmad Suhendra
Ulumuna Vol 18 No 2 (2014): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/ujis.v18i2.885

Abstract

This paper examines Khaled M. Abou El-Fadl’s hermeneutics in his work entitled Speaking God’s Name: Authority and Women. This figure is interesting to study because his theory stems from his own experience. At first he was an admirer salafi, but later criticizes it. This paper focuses on his thoughts about religious meaning texts and applies descriptive-analytical method. This study shows that El-Fadl’s hermeneutics is influenced by western philosopher, such as Gadamer and Gracia. He formulated a set of condition upon which one has to ground his/her interpretation of religious texts.