Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

HAID (MENSTRUASI) DALAM TINJAUAN HADIS Rahmatullah, Lutfi
PALASTREN Vol 6, No 1 (2013): PALASTREN
Publisher : STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini diarahkan pada studi Ma’ani al hadis.Rumusan masalah dalam penelitian ini mengkaji entang: 1. bagaimana makna hadits menstruasi 2.Bagaimana relevansi hadits tentang masalah kesetaraan gender dan menstruasi perempuan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik-kritis dengan pendekatan historis-hermeneutis. Temuan dari penelitianini adalah: 1. Menstruasi adalah siklus biologisalami yang diberikan oleh Allah kepada perempuan.Sebagaimana tercantum dalam  kitab al-Bukhari nomor hadits 285 Kitab al-Haid, 2. Nabi menghapus pandangan tabu dan mitos seputar wanita yang sedang menstruasi.3. Meskipun agama melarang untuk melaksanakan beberapa ibadah khusus untuk wanita yang sedang menstruasi, tetapi larangan itu tidak mengindikasikan bahwa perempuan itu dalam keadaan “kotor”.kata kunci: Haid, Hadis, Seksualitas, Perempuan. This research is directed at the study of ma’any al hadits.The formulation of the problem in this study are: 1.how is the meaning of the traditions of menstruation(periods)? 2. how is the relevance of the traditions aboutthe equality gender problem of women’s menstruation.This research uses descriptive-analytic-critical method,and gender sensitive historical-hermeneutical approach.The research fids: 1. Menstruation is a natural biologicalgiven by God to women. As contained in the history ofal-Bukhari hadith number 285 Kitab al-Haid, 2. TheProphet removed barriers taboos and myths surroundingwomen menstruation. 3.  Although religion forbids tocarry out some specific worship for menstruating women,but the banning was not intended to show that women are dirty.Keywords: Haid, Hadist, Seksuality, Women.
MENELUSURI KEHENDAK TUHAN MELALUI RAJUTAN BAHASA: STRUKTUR ESTETIKA BAHASA AL-QUR’AN Rahmatullah, Lutfi
EMPIRISMA: JURNAL PEMIKIRAN DAN KEBUDAYAAN ISLAM Vol 24, No 1 (2015): Al-Qur'an dan Paradigma Tafsir
Publisher : STAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/empirisma.v24i1.8

Abstract

This paper aims to explore the significance of ‘language’ in shaping human civilization; even God chose ‘language’ as a medium of communication with His people. It is undeniable that ‘Arabic’ language is the language of theal-Qur’an. Departing from this, this paper will study the aesthetic structures of the Qur’anic language because the language contains divine, absolute dimension of culture and humanity. Using a philosophical approach, this paper will describe the significance of human language existance, while the structure of the aesthetic language of the al-Qur’an.Keywords: Bahasa, Struktur al-Qur’an, Estetika
Eksistensi Sunnah Pada Era Modern Ditengah Pergulatan “Otoritas ReReligius” Di Wilayah Mesir Pakistan (Studi Atas Pemikiran Daniel W Brown) Rahmatullah, Lutfi
Jurnal Studi Ilmu-ilmu Al-Qur'an dan Hadis Vol 18, No 1 (2017): Januari
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.265 KB) | DOI: 10.14421/qh.2017.1801-05

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengelaborasi dinamika eksistensi sunnah yang berakar pada problem utama yang dihadapi ummat Islam pada abad modern yakni “pergulatan otoritas religius”, kondisi yang merupakan implikasi dari proses kebangkitan Islam sebagai buah dari tuntutan modernitas. Konsekuensi dari situsasi ini menggiring kaum Muslim untuk “memikirkan kembali” (rethinking) bahkan menuntut diadakannya reformasi terhadap “fondasi fondasi esensial/sunnah” yang selalu menjadi otoritas referensial bagi mereka. Trending topic dalam pergulatan yang terus berlangsung ini adalah mengenai hakikat, status dan otoritas sunnah. Kondisi ini menempatkan “sunnah/hadis” menjadi isue sentral serta perdebatan kontroversial dalam krisis dunia Islam modern. Daniel W. Brown melalui penelitiannya dengan tema: Rethinking Tradition In Modern Islamic Thought, New York USA: Cambridge University Press, pada tahun 1996. Mengulas secara gamblang perdebatan seputar sunnah dikaitkan dengan serbuan modernitas. Brown melihat secara tajam pengaruh modernitas terhadap persepsi kaum muslim tentang sunnah Nabi, yang kemudian membentuk tipologi sikap mereka yang tetap berakar pada tradisi mereka sendiri. Melalui paper/makalah ini penulis mencoba untuk memaparkan lebih lanjut perdebatan tersebut. Pertanyaan mendasar yang hendak dijawab melalui tulisan ini adalah, apa pokok-pokok fikiran Daniel W Brown yang berkaitan dengan discourses mengenai sunnah pada abad modern khususnya di wilayah Pakistan danMesir, bagaimana relevansi kajian tersebut dari perspektif historisitas sunnah pada masa klasik ?Kata Kunci: Sunnah, Hadis, Otoritas, Modernitas
HAID (MENSTRUASI) DALAM TINJAUAN HADIS Rahmatullah, Lutfi
PALASTREN Jurnal Studi Gender Vol 6, No 1 (2013): PALASTREN
Publisher : STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/palastren.v6i1.977

Abstract

Penelitian ini diarahkan pada studi Ma’ani al hadis.Rumusan masalah dalam penelitian ini mengkaji entang: 1. bagaimana makna hadits menstruasi 2.Bagaimana relevansi hadits tentang masalah kesetaraan gender dan menstruasi perempuan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik-kritis dengan pendekatan historis-hermeneutis. Temuan dari penelitianini adalah: 1. Menstruasi adalah siklus biologisalami yang diberikan oleh Allah kepada perempuan.Sebagaimana tercantum dalam  kitab al-Bukhari nomor hadits 285 Kitab al-Haid, 2. Nabi menghapus pandangan tabu dan mitos seputar wanita yang sedang menstruasi.3. Meskipun agama melarang untuk melaksanakan beberapa ibadah khusus untuk wanita yang sedang menstruasi, tetapi larangan itu tidak mengindikasikan bahwa perempuan itu dalam keadaan “kotor”.kata kunci: Haid, Hadis, Seksualitas, Perempuan. This research is directed at the study of ma’any al hadits.The formulation of the problem in this study are: 1.how is the meaning of the traditions of menstruation(periods)? 2. how is the relevance of the traditions aboutthe equality gender problem of women’s menstruation.This research uses descriptive-analytic-critical method,and gender sensitive historical-hermeneutical approach.The research fids: 1. Menstruation is a natural biologicalgiven by God to women. As contained in the history ofal-Bukhari hadith number 285 Kitab al-Haid, 2. TheProphet removed barriers taboos and myths surroundingwomen menstruation. 3.  Although religion forbids tocarry out some specific worship for menstruating women,but the banning was not intended to show that women are dirty.Keywords: Haid, Hadist, Seksuality, Women.
Eksistensi Hukum Islam di Tengah Keragaman Budaya Indonesia (Perspektif Baru Sejarah Hukum Islam dalam Bingkai Dialektika Nilai-nilai Syariah dan Budaya) Rahmatullah, Lutfi
Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam Vol 10 No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Syariah IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4693.999 KB) | DOI: 10.24090/mnh.v10i1.917

Abstract

Masyarakat multikultural dengan transformasi sosial yang begitu cepat, berdampak pada eksistensi hukum Islam, bahkan tidak jarang terjadi kesenjangan antara hukum Islam yang telah mapan dengan realitas sosial yang terus mengalami perubahan. Kondisi ini memunculkan kegelisahan akademik, yakni bagaimana kemampuan adaptabilitas hukum Islam di tengah masyarakat plural, kemudian sejauh mana hukum Islam mampu mengakomodasi berbagai problem yang muncul akibat perubahan sosial. Sebagai the queen of Islamic sciences, fikih dan ushul fikih memegang peranan penting dan strategis dalam melahirkan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Wajah kaku dan keras ataupun lembut dan manis dari ajaran Islam sangat ditentukan dari bangunan ilmu ini. Dengan mengelaborasi sejarah dinamika pergumulan hukum Islam dengan budaya lokal, ditemukan bahwa; 1) adaptabilitas hukum Islam dalam pengertian perubahan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi baru, menunjukan tingkat adabtabilitas yang tinggi, hal ini terlihat dari sejarah pembentukan hukum Islam dengan adanya perangkat metode penggalian hukum, seperti al-qiyas, al-maslahah, maqasid al-Syari’ah, al-‘urf, di mana perangkat tersebut mengedepankan pertimbangan kondisi sosial dan budaya setempat. 2) perjalanan dialektika nilai-nilai syari’ah dan budaya lokal dalam historisitasnya terbentang sangat konkret dalam perjalanan pembentukan hukum Islam dari masa ke masa, hal ini menunjukkan fleksibelitas hukum Islam. 3) implikasi dari komunikasi antara nilai-nilai syari’ah dan budaya dalam konteks masyarakat Indonesia, memunculkan beragam wacana, dari mulai “Islam pribumi” ataupun “fikih Indonesia”. 4) fikih Indonesia berbasis multikultural dibangun dalam rangka merekonstruksi kembali “Religious and National Culture Indonesia” agar dapat menjadi integrating force yang mengikat seluruh keragaman etnis dan budaya tersebut.
MENELUSURI KEHENDAK TUHAN MELALUI RAJUTAN BAHASA: STRUKTUR ESTETIKA BAHASA AL-QUR’AN Rahmatullah, Lutfi
EMPIRISMA: JURNAL PEMIKIRAN DAN KEBUDAYAAN ISLAM Vol 24, No 1 (2015): Al-Qur'an dan Paradigma Tafsir
Publisher : IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/empirisma.v24i1.8

Abstract

This paper aims to explore the significance of ‘language’ in shaping human civilization; even God chose ‘language’ as a medium of communication with His people. It is undeniable that ‘Arabic’ language is the language of theal-Qur’an. Departing from this, this paper will study the aesthetic structures of the Qur’anic language because the language contains divine, absolute dimension of culture and humanity. Using a philosophical approach, this paper will describe the significance of human language existance, while the structure of the aesthetic language of the al-Qur’an.Keywords: Bahasa, Struktur al-Qur’an, Estetika
Jamaah Ahmadiyah: Ideologi dan Pola Keberagamaan di Tengah Kemajemukan Rahmatullah, Lutfi; Istianah, Istianah
DINIKA : Academic Journal of Islamic Studies Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : IAIN Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22515/dinika.v5i1.2604

Abstract

This study aims to explore the religious patterns of the Jemaat Ahmadiyya in Indonesia, with a focus of the study in the villages of Gondrong, Banten and Manislor, Kuningan, West Java, especially about the views related to religious and state relations, and their existence as a 'minority group' in Indonesia. Based on a phenomenological approach, wherein the data is obtained by involving the researcher directly in the social process of the study subject, the results of this study show that the relationship between religion and state is understood by Ahmadiya in the framework of the concept of Khilafah; a concept that is believed to be inevitable, as a form of continuous moral guidance from the prophetic system. But in term of operationalization is not oriented towards political practice and does not clash with state ideology. Khilafah is understood only in the context of religion, spirituality, and other religious rites. As a minority group living in pluralistic community culture, the Ahmadiyya sees that the various cases of violence that have befallen their followers are a form of manifestation of the maturity level of the Indonesian people in responding to differences. So, the diversity that exists is still a trigger for potential conflict
Abu Bakr Al-Razi di Antara Agama dan Sains Istianah Istianah; Lutfi Rahmatullah
Islamadina : Jurnal Pemikiran Islam ISLAMADINA, Volume 22, No. 2, September 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/islamadina.v22i2.10278

Abstract

Abu Bakr Muhammad Zakariya al-Razi (864-930 M), seorang ilmuan besar khususnya dalam bidang kedokteran yang telah berkontribusi besar dalam dunia science dengan magnum opusnya Al-Hāwī fī al-Ṭibb. Dalam sosok al-Razi terhimpun kualifikasi paradigma teosentris sekaligus paradigma antroposentris tetapi menolak “konsep kenabian” yang menjadikannya berada dalam problem besar dan mendapat vonis al-mulḥid (ateis). Problem utama ini mendasari ketertarikan penulis untuk menelusuri lebih jauh tentang latar belakang munculnya pemikiran tersebut, pandangan al-Razi tentang hubungan religion and science khususnya dalam bidang kedokteran, dan relevansinya dengan perkembangan science di zaman sekarang khusunya dalam bidang kesehatan dan kedokteran. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka (library research) dengan menjadikan karya al-Razi sebagai sumber primer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pemikirannya yang sangat problematis tentang kenabian dan wahyu tersebut tidak menghilangkan nuansa keilahian dalam karyanya di bidang kedokteran. Sedangkan dalam skema Ian G. Barbour, pemikiran tersebut menunjukkan kecondongan terhadap pola hubungan dialog (berkomunikasi) dan integrasi, di mana sains dan agama dapat saling terbuka dan saling menghormati sekaligus saling memahami bahwa kawasan dan tujuan keduanya adalah sama.
HAID (MENSTRUASI) DALAM TINJAUAN HADIS Lutfi Rahmatullah
PALASTREN Jurnal Studi Gender Vol 6, No 1 (2013): PALASTREN
Publisher : STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/palastren.v6i1.977

Abstract

Penelitian ini diarahkan pada studi Ma’ani al hadis.Rumusan masalah dalam penelitian ini mengkaji entang: 1. bagaimana makna hadits menstruasi 2.Bagaimana relevansi hadits tentang masalah kesetaraan gender dan menstruasi perempuan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik-kritis dengan pendekatan historis-hermeneutis. Temuan dari penelitianini adalah: 1. Menstruasi adalah siklus biologisalami yang diberikan oleh Allah kepada perempuan.Sebagaimana tercantum dalam  kitab al-Bukhari nomor hadits 285 Kitab al-Haid, 2. Nabi menghapus pandangan tabu dan mitos seputar wanita yang sedang menstruasi.3. Meskipun agama melarang untuk melaksanakan beberapa ibadah khusus untuk wanita yang sedang menstruasi, tetapi larangan itu tidak mengindikasikan bahwa perempuan itu dalam keadaan “kotor”.kata kunci: Haid, Hadis, Seksualitas, Perempuan. This research is directed at the study of ma’any al hadits.The formulation of the problem in this study are: 1.how is the meaning of the traditions of menstruation(periods)? 2. how is the relevance of the traditions aboutthe equality gender problem of women’s menstruation.This research uses descriptive-analytic-critical method,and gender sensitive historical-hermeneutical approach.The research fids: 1. Menstruation is a natural biologicalgiven by God to women. As contained in the history ofal-Bukhari hadith number 285 Kitab al-Haid, 2. TheProphet removed barriers taboos and myths surroundingwomen menstruation. 3.  Although religion forbids tocarry out some specific worship for menstruating women,but the banning was not intended to show that women are dirty.Keywords: Haid, Hadist, Seksuality, Women.
MENELUSURI KEHENDAK TUHAN MELALUI RAJUTAN BAHASA: STRUKTUR ESTETIKA BAHASA AL-QUR’AN Lutfi Rahmatullah
EMPIRISMA: JURNAL PEMIKIRAN DAN KEBUDAYAAN ISLAM Vol 24, No 1 (2015): Al-Qur'an dan Paradigma Tafsir
Publisher : IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/empirisma.v24i1.8

Abstract

This paper aims to explore the significance of ‘language’ in shaping human civilization; even God chose ‘language’ as a medium of communication with His people. It is undeniable that ‘Arabic’ language is the language of theal-Qur’an. Departing from this, this paper will study the aesthetic structures of the Qur’anic language because the language contains divine, absolute dimension of culture and humanity. Using a philosophical approach, this paper will describe the significance of human language existance, while the structure of the aesthetic language of the al-Qur’an.Keywords: Bahasa, Struktur al-Qur’an, Estetika