Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan pola komunikasi remaja di Desa Sukabares, Kecamatan Waringinkurung, Kabupaten Serang, akibat penggunaan smartphone. Dalam era globalisasi, media digital telah mengubah cara remaja berinteraksi, dari komunikasi langsung menjadi komunikasi termediasi melalui aplikasi seperti WhatsApp dan Instagram. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teori interaksionisme simbolik George Herbert Mead sebagai landasan teori, serta teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi non-partisipatif, dan dokumentasi. Terdapat 2 golongan informan dalam penelitian ini yaitu informan inti dan informan tambahan yang dimana masing-masing informan inti dan tambahan adalah remaja dan orang tua di desa Sukabares. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi secara langsung yang biasa remaja desa Sukabares lakukan telah termediasi dengan menggunakan smartphone dengan menggunakan aplikasi WhatsApp dan Instagram. Sehingga, hal tersebut memengaruhi cara mereka dalam berinteraksi yang mana tak jarang pula remaja desa Sukabares merasa canggung ketika bertemu langsung dengan teman sebayanya. Meskipun komunikasi daring dianggap praktis, sebagian besar remaja tetap menyukai komunikasi langsung karena lebih jelas dan minim kesalahpahaman. Penggunaan simbol digital seperti emoji, stiker, dan singkatan kata telah menjadi bagian dari komunikasi sehari-hari, namun juga berpotensi menimbulkan kesalahpahaman. Selain itu, intensitas penggunaan smartphone juga memengaruhi cara berbicara dan intensitas interaksi langsung. Temuan ini memberikan gambaran bahwa digitalisasi telah membawa perubahan signifikan dalam pola komunikasi remaja di desa, namun komunikasi langsung tetap memiliki nilai penting dalam menjaga kedekatan dan pemahaman antar individu.