Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KARAKTERISTIK STRUKTUR RUANG PERMUKIMAN TRADISIONAL DATARAN TINGGI GAYO STUDI KASUS: KAMPUNG LINGE, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH Wulandari, Elysa; Hidayah, M. Fariq; Arafat, Pratitou; Djamaluddin, Masdar; Muliadi, Muliadi
Arsitekno Vol. 11 No. 2 (2024): Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v11i2.18175

Abstract

Tumbuh kembang suatu permukiman tampak pada struktur ruangnya, yang merupakan  produk budaya yang panjang, yang berkembang sesuai konteks tempat dan dinamika kehidupan sosial budaya masyarakatnya. Kampung Linge sebagai permukiman tradisional tua merupakan peninggalan jejak kerajaan tua sejak abad 13 di pedalaman dataran tinggi Gayo, di kawasan berbukit pergunungan Bukit Barisan Provinsi Aceh, yang dilintasi aliran sungai. Tujuan penelitian untuk melihat faktor-faktor pengaruh dalam proses pembentukan struktur ruang permukiman kampung Linge hingga saat ini. Penelitian ini penting terkait dengan penetapan kampung Linge sebagai kampung adat dalam RTRW Kabupaten Aceh Tengah. Pendekatan penelitian merupakan penelitian etnografi bidang arsitektur, melihat fenomena jejak sejarah arsitektur lingkungan binaan, dengan metoda penelitian kualitatif interpretatif. Data berupa: a) sejarah social budaya dan ekonomi masyarakat, di dapat melalui wawancara dan studi pustaka; b) peta kawasan permukiman, yang di dapat melalui pemetaan ulang dengan Arcgiz dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan 2 hal: 1) Karakter perbukitan mempengaruhi struktur ruang dan olahan tempat permukiman, yang terbagi dalam 2 zona berdasarkan fungsi social budaya.yaitu: Zona Reje di bukit terpisah dan Zona rumah masyarakat biasa di bagian bawah, yang terbagi dalam 4 klan (Pasak); 2) Sebaran fasilitas sakral terkait dengan nilai nilai spiritual tempat dan ancaman banjir dari aliran sungai, Yaitu: makam di atas bukit, masjid di dalam permukiman dan dekat pinggiran aliran air dan persawahan.  Kesimpulan penelitian bahwa karakteristik struktur ruang permukiman tampak pada sistem penzonaan kegiatan berdasarkan nilai sosial budaya yang harmonis dengan kondisi geografis. Sistem tersebut masih terjaga hingga saat.
Kajian Evaluasi Pasar Meukek di Kabupaten Aceh Selatan terhadap Kondisi Fisik Bangunan Hidayah, M. Fariq; Fuady, Zahrul; Sabila, Farisa
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 9, No 1 (2025): Volume 9, No.1, Februari 2025
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimap.v9i1.31783

Abstract

Pasar Meukek merupakan pasar baru yang terletak di Desa Kuta Buloh 1, Kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh Selatan. Setelah diresmikannya Pasar Meukek, hanya ada beberapa pedagang yang pindah untuk sementarawaktu karena musibah kebakaran ruko di pasar lama Meukek. Namun setelah selesai direnovasi, para pedagang kembali berjualan di ruko dan pasar lama mereka, hingga saat ini pada tahun 2024 Pasar Meukek menjadi kosong dan tidak terawat. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor yang mempengaruhi tidak ditempatinya Pasar Meukek yang baru berdasarkan persepsi pedagang. Metode analisis yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan bantuan analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan Pasar Meukek kurang optimal karena berada di belakang ruko pasar lama dan sangat berdekatan dengan pertokoan lainnya sehingga menyebabkan pasar ini kurang terlihat. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa para pedagang menganggap lokasi Pasar Meukek kurang efektif, kios yang terlalu kecil dan sarana prasarana yang masih kurang sehingga perlu adanya penambahan dan perbaikan. Hasil analisis faktor juga menunjukkan ada 4 faktor yang terdiri dari 7 indikator yang mempengaruhi pedagang tidak pindah ke Pasar Meukek yang baru. Faktor utama dengan nilai variance sebesar 37.82% menjadi faktor yang paling berpengaruh dengan indikator ukuran kios yang kurang besar dan sarana prasarana pasar yang kurang baik. Berdasarkan hal ini dalam pemenuhan fasilitas pasar harus sesuai SNI dan direncanakan dengan matang demi kenyamanan penjual dan pembeli, juga perlu dilakukan perawatan pasar dan subsidi agar pedagang mau berpindah ke pasar baru.