Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pelatihan Ketukangan Untuk Membangkitkan Potensi Tukang Desa Dalam Rangka Pelestarian Arsitektur Vernakuler Umah Pitu Ruang di Gayo Aceh Tengah Wulandari, Elysa; Sabila, Farisa; Djamaluddin, Masdar; Arafat, Pratitou; Nasution, Burhan; Nursaniah, Cut
Lentera Karya Edukasi Vol 3, No 1 (2023): Jurnal LENTERA KARYA EDUKASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Pusat Pengembangan dan Kajian Sarana dan Prasarana Pendidikan (P2K Sarprasdik)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/lekaedu.v3i1.60090

Abstract

Tujuan kegiatan untuk melatih tukang desa memahami aspek ketukangan membangun rumah vernakuler Gayo (Umah Pitu Ruang/UPR) yang sudah mulai langka. Diharapkan hasil pelatihan ini memberi kegairahan dalam masyarakat membangun kembali rumah vernakulernya dan membangkitkan kembali identitas budaya berarsitektur masyarakat Gayo, karena masih didukung oleh potensi alamnya. Tahapan Kegiatan pelatihan, yaitu: 1) Tahap persiapan (penelitian arsitektur UPR/1 bulan, membuat modul/2 Minggu, mengundang tukang desa 20 orang/1 minggu), 2) pelaksanaan (1 minggu). Metoda pelaksanaan dalam 3 pola: 1) kuliah tatap muka (2 hari); 2) studi kasus pengamatan UPR (1 hari); 3) praktek ketukangan dibimbing tukang ahli (3 hari).  Manfaat dirasa oleh peserta,  telah memberi pengalaman nyata bertukang dan penjelasan filosofi berarsitektur yang sangat dibutuhkan sebagai bagian dari penghayatan kembali arsitektur vernakuler
KARAKTERISTIK STRUKTUR RUANG PERMUKIMAN TRADISIONAL DATARAN TINGGI GAYO STUDI KASUS: KAMPUNG LINGE, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH Wulandari, Elysa; Hidayah, M. Fariq; Arafat, Pratitou; Djamaluddin, Masdar; Muliadi, Muliadi
Arsitekno Vol. 11 No. 2 (2024): Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v11i2.18175

Abstract

Tumbuh kembang suatu permukiman tampak pada struktur ruangnya, yang merupakan  produk budaya yang panjang, yang berkembang sesuai konteks tempat dan dinamika kehidupan sosial budaya masyarakatnya. Kampung Linge sebagai permukiman tradisional tua merupakan peninggalan jejak kerajaan tua sejak abad 13 di pedalaman dataran tinggi Gayo, di kawasan berbukit pergunungan Bukit Barisan Provinsi Aceh, yang dilintasi aliran sungai. Tujuan penelitian untuk melihat faktor-faktor pengaruh dalam proses pembentukan struktur ruang permukiman kampung Linge hingga saat ini. Penelitian ini penting terkait dengan penetapan kampung Linge sebagai kampung adat dalam RTRW Kabupaten Aceh Tengah. Pendekatan penelitian merupakan penelitian etnografi bidang arsitektur, melihat fenomena jejak sejarah arsitektur lingkungan binaan, dengan metoda penelitian kualitatif interpretatif. Data berupa: a) sejarah social budaya dan ekonomi masyarakat, di dapat melalui wawancara dan studi pustaka; b) peta kawasan permukiman, yang di dapat melalui pemetaan ulang dengan Arcgiz dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan 2 hal: 1) Karakter perbukitan mempengaruhi struktur ruang dan olahan tempat permukiman, yang terbagi dalam 2 zona berdasarkan fungsi social budaya.yaitu: Zona Reje di bukit terpisah dan Zona rumah masyarakat biasa di bagian bawah, yang terbagi dalam 4 klan (Pasak); 2) Sebaran fasilitas sakral terkait dengan nilai nilai spiritual tempat dan ancaman banjir dari aliran sungai, Yaitu: makam di atas bukit, masjid di dalam permukiman dan dekat pinggiran aliran air dan persawahan.  Kesimpulan penelitian bahwa karakteristik struktur ruang permukiman tampak pada sistem penzonaan kegiatan berdasarkan nilai sosial budaya yang harmonis dengan kondisi geografis. Sistem tersebut masih terjaga hingga saat.
Innovation of Aceh songket motifs with the 'tsunami' theme as a disaster education media in the community [Inovasi motif songket aceh dengan tema tsunami sebagai media edukasi kebencanaan di masyarakat] Arafat, Pratitou; Silvalila, Meilya; Zahrah, Aghnia; Nabila, Amira Qisthy
Buletin Pengabdian Vol 5, No 1 (2025): Bull. Community. Serv.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/bulpen.v5i1.44580

Abstract

One of the efforts to reduce disaster risk is through sustainable and long-lasting disaster knowledge transmission. A cultural approach can serve as an effective method to convey disaster-related knowledge across generations. One form of cultural product considered suitable as a medium for delivering tsunami disaster messages in Aceh is the Aceh Songket textile, which has coexisted with the Acehnese community for centuries. This community service aims to create a new design motif for Aceh Songket that carries a reminder message about the 2004 Indian Ocean Tsunami disaster. The activity was conducted in collaboration with an Aceh Songket weaving group, involving the process of motif design and prototype creation. A rational design method was employed, using structured, detailed, and clear steps to achieve an optimal design solution. The outcome of this service is a motif entitled Tsunami, which is expected to be produced by Songket artisans and widely disseminated within the community, thereby serving effectively as a medium for long-term and intergenerational disaster risk awareness and knowledge regarding the Aceh Tsunami. In conclusion, the Aceh Songket motif with the Tsunami theme as a disaster education medium in the community has been successfully developed, with the main product being a tsunami-themed motif for Aceh Songket weaving. This design is anticipated to be broadly adopted by Acehnese weavers as an alternative for new motif development, which has been rarely explored previously.
Integrasi Sustainable Living dalam Perancangan Hunian Vertikal Maqfira, Anggun Citra; Zahrah, Aghnia; Rachmadani, Nisa Putri; Arafat, Pratitou
JALUR: Journal of Architecture, Landscape & Urban Design Vol. 2 No. 2 (2025): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan populasi di Kota Banda Aceh mengakibatkan peningkatan kebutuhan akan perumahan dan permukiman. Salah satu solusi yang dapat dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan lahan, tingginya harga tanah, dan kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) adalah pembangunan hunian vertikal dalam bentuk rumah susun. Hunian vertikal dinilai sebagai alternatif yang efektif bagi MBR yang belum mampu memiliki rumah layak secara mandiri. Hasil penelitian merupakan konsep rancang hunian vertikal yang menggunakan pendekatan rasional. Pendekatan ini dinilai mampu memberikan solusi desain secara sistematis dan terstruktur. Integrasi prinsip Sustainable Living dalam desain bertujuan menciptakan lingkungan hunian yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan. Pendekatan ini diharapkan dapat mendukung pembangunan ekonomi, pengelolaan lingkungan, serta peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan perkotaan.
Strategi Inklusivitas Rumah Subsidi Bertumbuh: Kajian Interdisipliner dalam Konteks Perkotaan Padat Amin, Mikhratz; Zahrah, Aghnia; Arafat, Pratitou; Alvisyahri; Fathi, Syahrul
JALUR: Journal of Architecture, Landscape & Urban Design Vol. 3 No. 1 (2025): September, 2025
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permintaan terhadap hunian terjangkau di kawasan perkotaan terus meningkat akibat pertumbuhan penduduk dan keterbatasan lahan. Program rumah subsidi menjadi salah satu solusi yang ditawarkan pemerintah, namun masih menghadapi tantangan dari sisi harga, kualitas ruang, dan efisiensi sistem bangunan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi strategi penyediaan rumah subsidi yang inklusif dengan pendekatan lintas disiplin, mencakup arsitektur, manajemen konstruksi, dan mekanikal-terapan. Metode yang digunakan adalah kajian literatur terhadap 10 artikel ilmiah terbitan 2015–2025. Hasil kajian menunjukkan bahwa desain rumah tumbuh yang fleksibel dapat meningkatkan fungsi ruang jangka panjang. Dari sisi manajemen konstruksi, strategi seperti pengadaan material bertahap, sistem borongan, dan pengawasan rutin dapat menekan biaya tanpa teknologi tinggi. Sementara itu, sistem mekanikal pasif seperti ventilasi alami, pencahayaan alami, dan insulasi dasar terbukti meningkatkan efisiensi energi dan kenyamanan ruang. Kesimpulannya, rumah subsidi yang inklusif dapat diwujudkan melalui sinergi desain adaptif, pengelolaan proyek yang efisien, dan teknologi sederhana yang sesuai konteks. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pendekatan lintas disiplin untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi rumah subsidi di kawasan perkotaan.
Workshop Ketukangan Material Bambu Untuk Inovasi Bangunan Modern Berbasis Kepariwisataan di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Wulandari, Elysa; Widyojatmoko, Andry; Permana, Asep Yudi; Sari, Laina Hilma; Agustina, Sylvia; Djamaludin, Masdar; Sabila, Farisa; Arafat, Pratitou; Mardhatillah, Rizqi; Aditya, Atika
PESARE: Jurnal Pengabdian Sains dan Rekayasa Vol 3, No 3 (2025): Oktober 2025
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/pesare.v3i3.50195

Abstract

Bamboo is very abundant in the Gayo Highlands, but locals mostly use it for simple things like temporary shelters in rice fields and fences around houses. In the past, before modern materials became widely available, bamboo played a significant role in traditional Gayo buildings, both structurally and culturally. A three-day bamboo workshop was held to revive bamboo as a versatile, sustainable building material for modern architecture, while preserving its cultural significance. The workshop had two main goals: teaching how bamboo can work with modern materials like steel and cement, and showing new designs for tourism buildings using bamboo. Participants learned how to process bamboo, connect pieces, and preserve it. They also created new building ideas combining bamboo with other materials. The workshop helped the community understand bamboos environmental, cultural, and economic importance, supporting sustainable tourism and contributing to global goals for sustainable cities and responsible use of resources.