Sumual, Elisa Nimbo
Unknown Affiliation

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Kepemimpinan Kristen sebagai Katalisator dalam Pendidikan Inklusif: Implementasi Teologis Kepemimpinan Gerejawi dalam Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Sumual, Elisa Nimbo; Arifianto, Yonatan Alex
EPIGRAPHE (Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani) Vol 8 No 2: November 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Torsina Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33991/epigraphe.v8i2.338

Abstract

Inclusive education, which aims to provide equal opportunities for all children, including children with special needs, requires support from various parties, one of which is through Christian leadership based on biblical values. However, research linking Christian leadership with inclusive education, especially for children with disabilities, is limited. This research aims to actualise how inclusive principles in the church context can be applied to create a supportive and welcoming educational environment for children with disabilities. In this research, a literature study approach using a descriptive qualitative method is used.  It can be concluded that inclusive theology in church leadership encourages concrete actions to build a welcoming community for all, regardless of physical or social differences, and to fight stigma against people with disabilities. The church, with a commitment to serve with love, creates a space where every individual is valued, according to the teachings of Christ who involves and respects and values the marginalized, namely children with special needs.   Abstrak Pendidikan inklusif, yang bertujuan memberikan kesempatan yang setara bagi semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK), memerlukan dukungan dari berbagai pihak, salah satunya melalui kepemimpinan Kristen yang berlandaskan nilai-nilai alkitabiah. Namun, penelitian yang menghubungkan kepemimpinan Kristen dengan pendidikan inklusif, khususnya untuk ABK, masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengaktualisasi bagaimana prinsip inklusif dalam konteks gereja dapat diterapkan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung dan ramah bagi ABK. Dalam penelitian ini, pendekatan studi pustaka dalam metode kualitatif deskritif  menjadi metode penulisan.  Dapat disimpulkan bahwa  Teologi inklusif dalam kepemimpinan gereja mendorong tindakan nyata untuk membangun komunitas yang ramah bagi semua, tanpa memandang perbedaan fisik atau sosial, serta melawan stigma terhadap penyandang disabilitas. Gereja, dengan komitmen untuk melayani dengan kasih, menciptakan ruang di mana setiap individu dihargai, sesuai ajaran Kristus yang melibatkan dan menghormati dan menghargai yang termarginalkan yaitu anak berkebutuhan khusus.
Gembala Sidang sebagai Pembela Kemanusiaan: Peran Etis Teologis Kristen dalam Menanggapi Isu HAM dan Tanggung Jawab Sosial Arifianto, Yonatan Alex; Sumual, Elisa Nimbo; Rahayu, Yohana Fajar
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 4 No. 2 (2025): Januari 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v4i2.159

Abstract

Abstracts: Human rights and social justice issues are increasingly dominating global attention, with major challenges in the form of discrimination, economic inequality, and political oppression.  Therefore, the role of pastors as spiritual and moral leaders is essential in guiding Christians to fight for human rights. And socially responsible as part of the value of being a blessing and light of the world. Because the teachings of Christianity and the biblical value of respect for human dignity and worth have great potential to be translated into concrete social action for peacemakers. This article aims at the role of pastors in supporting human rights and social responsibility through religious teachings. Which can be translated by pastors in a broader social context, especially in the face of contemporary social issues and increasingly pressing human rights issues. Using a descriptive qualitative method with a literature study approach, it can be concluded that pastors play an important role in educating people about social justice and human rights, as well as mobilising social actions that support more just social change. This is expressed in knowing the nature and principles of biblical shepherd values. So that the role of shepherds in the defence of human rights and the value of shepherd social responsibility in the contemporary context can integrate religious teachings in social practices that serve as a moral foundation for more just and humane social actions. Abstrak: Isu hak asasi manusia dan keadilan sosial semakin mendominasi perhatian global, dengan tantangan besar berupa diskriminasi, ketidaksetaraan ekonomi, dan penindasan politik.  Oleh sebab itu diperlukan peran gembala sebagai pemimpin rohani dan moral sangat urgnet  dalam membimbing kekristenan untuk memperjuangkan hak asasi manusia. Dan bertanggung jawab secara sosial sebagai bagian dari nilai menjadi berkat dan terang dunia. Sebab ajaran kekristenan dan nilai alkitabiah dalam penghargaan terhadap martabat dan harkat manusia, memiliki potensi besar untuk diterjemahkan menjadi aksi sosial yang konkret bagi jemaat pembawa damai. Artikel ini memiliki tujuan peran gembala dalam mendukung hak asasi manusia dan tanggung jawab sosial melalui ajaran agama. Yang mana hal itu dapat diterjemahkan oleh gembala dalam konteks sosial yang lebih luas, terutama dalam menghadapi isu-isu sosial kontemporer dan masalah hak asasi manusia yang semakin mendesak. Menggunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi pustaka maka dapat disimpulkan bahwa gembala berperan dalam mengedukasi umat tentang keadilan sosial dan hak asasi manusia, serta menggerakkan aksi-aksi sosial yang mendukung perubahan sosial yang lebih adil.  Hal ini dinyatakan dalam mengetahui akan hakikat dan prinsip nilai gembala dalam alkitabiah. Sehingga peran gembala dalam pembelaan hak asasi manusia dan nilai tanggung jawab sosial gembala dalam konteks kontemporer yang dapat mengintegrasi ajaran agama dalam praktik sosial yang berfungsi sebagai landasan moral bagi tindakan sosial yang lebih adil dan berperikemanusiaan.
Menggali Kristologi dalam Konteks Misi: Ajaran Kristus sebagai Landasan Evangelisasi Nainggolan, Jisman; Sumual, Elisa Nimbo
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52489/juteolog.v3i2.211

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi pentingnya Kristologi dalam konteks misi Kristen, terutama dalam menghadapi tantangan globalisasi dan keragaman budaya serta agama. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif. Kristologi, sebagai studi tentang pribadi dan ajaran Yesus Kristus, tidak hanya menjadi landasan teologis tetapi juga pedoman praktis dalam menyampaikan pesan Injil yang relevan kepada masyarakat pluralis. Pendekatan Kristologi "dari bawah ke atas" (Afroma) dan "dari atas ke bawah" (Aflama) membantu pemahaman tentang Kristus sebagai sosok historis dan sebagai Anak Allah yang menyelamatkan manusia. Ajaran kasih, pengampunan, penebusan, dan Kerajaan Allah menjadi inti dari pesan Injil dan landasan bagi strategi misi. Meskipun ajaran Kristus bersifat universal, tantangan budaya dan sosial sering kali menghambat penerapannya. Oleh karena itu, pemahaman budaya lokal dan pendekatan yang empatik menjadi kunci keberhasilan misi. Selain itu, peran Roh Kudus penting dalam memberikan bimbingan dan kekuatan dalam penginjilan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman yang mendalam tentang Kristologi dapat meningkatkan efektivitas misi gereja di tengah masyarakat yang beragam.
Relevansi Pendidikan Kristen dalam Membentuk Resiliensi Iman Remaja Generasi Z terhadap Pemikiran Kristen Progresif dari Bingkai Teologi Kristen Arifianto, Yonatan Alex; Sumual, Elisa Nimbo; Rahayu, Yohana Fajar
Immanuel: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 6, No 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46305/im.v6i1.421

Abstract

Social changes and technological advancements, generation Z (Gen Z) teenagers face issues and challenges maintaining their Christian faith, especially with the emergence of progressive Christian thought that offers reinterpretations of traditional teachings that strongly deviate from doctrinal orthodoxy. This thinking often puts forward values of inclusivity such as including the view that salvation is not only limited to those who explicitly identify as Christians by believing in Jesus, but can also include individuals from other religious backgrounds or beliefs, as long as they live a life of love, kindness, and morality and there is also the value of relativism that has the potential to influence teenagers' faith beliefs. The purpose of this research is to make the relevance of Christian education in strengthening the resilience of Gen Z teenagers' faith against the influence of progressive Christian thought. Using a descriptive qualitative method with a literature study approach, which examines relevant literature on Christian education, faith resilience, and progressive Christian thought. It can be concluded that Christian education based on the teachings of the Bible can actually form the resilience of teenagers' faith against the influence of progressive Christianity. So it is necessary to understand progressive Christianity and its thinking, so that generation Z in the era of globalisation development, can receive teaching from Christian education and the importance of Gen Z teenagers' faith resilience. This starts from the strategic of Christian education in the integrity of teenagers' faith in the midst of the flow of progressive Christian thought and in the midst of the flow of thoughts that continue to develop but deviate. AbstrakPerubahan sosial dan kemajuan teknologi, remaja generasi Z (Gen Z) menghadapi persoalan dan tantangan mempertahankan iman Kristen mereka, terutama dengan munculnya pemikiran Kristen progresif yang menawarkan reinterpretasi ajaran tradisional yang sangat menyimpang dari doktrin ortodoksi. Pemikiran ini sering kali mengedepankan nilai-nilai inklusivitas seperti  mencakup pandangan bahwa keselamatan tidak hanya terbatas pada mereka yang secara eksplisit mengidentifikasi diri sebagai Kristen dengan percaya pada Yesus, tetapi juga dapat mencakup individu dari latar belakang agama atau keyakinan lain, selama mereka menjalani kehidupan yang penuh kasih, kebaikan, dan moralitadan juga ada nilai relativisme yang berpotensi memengaruhi keyakinan iman remaja. Tujuan dari penelitian ini supaya relevansi pendidikan Kristen dalam memperkuat ketahanan iman remaja Gen Z terhadap pengaruh pemikiran Kristen progresif. Menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka, yang mengkaji literatur yang relevan mengenai pendidikan Kristen, resiliensi iman, dan pemikiran Kristen progresif. Dapat disimpulkan pendidikan Kristen yang berbasis pada ajaran Alkitab sejatinya dapat membentuk ketahanan iman remaja terhadap pengaruh Kristen progresif. Maka perlunya memahami Kristen progresif dan pemikirannya, sehingga generasi Z di era perkembangan Globalisasi, dapat menerima pengajaran dari pendidikan Kristen dan pentingnya  resiliensi iman remaja Gen Z. Hal ini dimulai dari  strategis Pendidikan Kristen dalam integritas iman remaja di tengah arus pemikiran  Kristen progresif dan di tengah arus pemikiran yang terus berkembang namun menyimpang.
Pendidikan Kristen dan Moralitas di Dunia Digital:: Integrasi Teologi dalam Pembentukan Etika di Era Teknologi bagi Generasi Alpha Arifianto, Yonatan Alex; Sumual, Elisa Nimbo; Rahayu, Yohana Fajar
MANTHANO: Jurnal Pendidikan Kristen Vol. 4 No. 1 (2025): Pendidikan Kristen
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55967/manthano.v4i1.83

Abstract

Abstract: The development of digital technology has brought significant changes in social and cultural life and spirituality, especially for the Alpha generation who grew up in the digital era and the globalisation of the internet of thoughts. The influence of social media, digital content, and virtual interaction in the gadget world has affected their mindset and moral behaviour. Therefore, Christian education, which is supposed to shape character and morality based on the teachings of Christ, is faced with great challenges in teaching ethical values in the midst of the rapid development of cyberspace which often contradicts moral principles and Christian values. This research aims to examine the role of Christian education in shaping the morality of the Alpha generation in the digital world, with a focus on the integration of theology in relevant theological ethical teaching. Using a descriptive qualitative method with a literature study approach. The conclusion of this study shows that the integration of theological teachings in Christian education can strengthen the foundation of Alpha generation morality, by emphasising biblical values in their digital life. Such as the paradigm of the concept of Christian morality and ethics in the digital context and the existence of morality issues in the digital world for the alpha generation that must be resolved. So that Christianity has an educational role in shaping morality in the digital world, which is based on theology-based Christian education for ethical formation in the digital era. Abstrak: Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan signifikan dalam kehidupan sosial dan budaya serta spiritualitas, khususnya bagi generasi Alpha yang tumbuh dalam era digital dan globalisasi internet of thinks. Pengaruh media sosial, konten digital, dan interaksi virtual dalam gawai telah memengaruhi pola pikir dan perilaku moral mereka. Maka itu pendidikan Kristen, yang seharusnya membentuk karakter dan moralitas berdasarkan ajaran Kristus, dihadapkan pada tantangan besar dalam mengajarkan nilai-nilai etika di tengah pesatnya perkembangan dunia maya yang seringkali bertentangan dengan prinsip moral dan nilai kekristenan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran pendidikan Kristen dalam membentuk moralitas generasi Alpha di dunia digital, dengan fokus pada integrasi teologi dalam pengajaran etis teologis yang relevan. Menggunkan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi pustaka. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi ajaran teologi dalam pendidikan Kristen dapat memperkuat dasar moralitas generasi Alpha, dengan menekankan nilai-nilai alkitabiah dalam kehidupan digital mereka. Moralitas dan etika kristen dalam konteks digital dan adanya persoalan moralitas dalam dunia digital bagi generasi alpha yang harus diselesaikan. Sehingga kekristenan memiliki peran pendidikan dalam membentuk moralitas di dunia digital, yang mana ini didasarkan pada pendidikan Kristen berbasis teologi untuk pembentukan etika di era digital.
Peran Roh Kudus dalam Pembentukan Karakter Kristiani: Sebuah Kajian Teologis Nainggolan, Jisman; Sumual, Elisa Nimbo
Sabda: Jurnal Teologi Kristen Vol 6, No 1 (2025): MEI
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55097/sabda.v6i1.234

Abstract

This article discusses the role of the Holy Spirit in the process of Christian character formation. Through theological studies and literature studies, the author investigates various important aspects of how the Holy Spirit works in the life of a Christian, influencing the understanding of sanctification, growth of faith, and character formation that reflects the nature of Christ. The purpose of this study is to explore and understand how the Holy Spirit works in the lives of Christians, especially in the process of character formation that reflects the nature of Christ. This study uses a qualitative method with a literature review approach to analyze various relevant literature. The results of this study indicate that the contribution of the Holy Spirit in changing, guiding, and strengthening believers in their efforts to live according to Christian principles to become more like Christ, both in thoughts, feelings, and actions. AbstrakArtikel ini membahas peran Roh Kudus dalam proses pembentukan karakter Kristiani. Melalui kajian teologis dan studi literatur, penulis mengidentifikasi berbagai aspek penting bagaimana Roh Kudus bekerja dalam kehidupan seorang Kristen, mempengaruhi pemahaman tentang pengudusan, pertumbuhan iman, dan pembentukan karakter yang mencerminkan sifat Kristus..Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali dan memahami bagaimana Roh Kudus bekerja dalam kehidupan orang Kristen, khususnya dalam proses pembentukan karakter yang mencerminkan sifat Kristus. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan tinjauan pustaka untuk menganalisis berbagai literatur yang relevan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontribusi Roh Kudus dalam mengubah, membimbing, dan menguatkan umat percaya dalam upaya mereka untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Kristen agar semakin serupa dengan Kristus, baik dalam pikiran, perasaan, maupun tindakan.Kata Kunci: Roh Kudus, karakter Kristiani, pembentukan karakter, teologi Kristen.
Perang Komentar dan Kekerasan Simbolik di Era Digital: : Formulasi Teologi Perdamaian sebagai Kerangka Etis dalam Pendidikan Agama Kristen Kontekstual Sumual, Elisa Nimbo; Arifianto, Yonatan Alex; Rahayu, Yohana Fajar
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 5 No. 1 (2025): Juli 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v5i1.240

Abstract

Abstract: The development of digital technology has created new social spaces that not only expand access to communication but also give rise to a form of non-physical violence known as symbolic violence. In this context, comment wars on social media have become one of the manifestations of digital conflict, characterised by hate speech, stigmatisation, and polarisation of opinions. Unfortunately, this symbolic violence has received little attention in theological discourse or contemporary Christian religious education. The increasing phenomenon of digital verbal conflicts among students and religious communities indicates an ethical void that requires a theological and educational response. This study aims to formulate and examine a theology of peace that can be integrated into Christian religious education. Using a descriptive qualitative method with a social media analysis approach and literature review, it can be concluded that the paradigm related to the nature of symbolic violence in digital comment wars is important. So that the principles of peace theology in biblical values can be actualised in Christian Religious Education as an instrument of digital peace ethics. And, of course, as a formulation of an ethical framework for peace theology in the context of digital Christian education. Christian religious education has strategic potential as a means of character formation for peace in the digital age. Thus, this ethical framework is expected to strengthen the role of the church and school in creating a fair and humane digital culture. Abstrak: Perkembangan teknologi digital telah menciptakan ruang sosial baru yang tidak hanya memperluas akses komunikasi, tetapi juga memunculkan bentuk kekerasan non-fisik yang dikenal sebagai kekerasan simbolik. Dalam konteks ini, perang komentar di media sosial menjadi salah satu manifestasi konflik digital yang sarat dengan ujaran kebencian, stigmatisasi, dan polarisasi opini. Sayangnya, kekerasan simbolik ini masih kurang mendapatkan perhatian dalam diskursus teologis maupun pendidikan agama Kristen kontemporer. Fenomena meningkatnya konflik verbal digital di kalangan peserta didik dan umat beragama menandakan adanya kekosongan etis yang perlu direspons secara teologis dan edukatif. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan dan mengkaji teologi perdamaian yang dapat diintegrasikan ke dalam Pendidikan Agama Kristen. Menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisi media sosial dan studi pustaka. Dapat disimpulkan bahwa pentingnya paradigma terkait hakikat kekerasan simbolik dalam perang komentar digital. Supaya prinsip-prinsip teologi perdamaian dalam nilai alkitabiah dapat diaktualisasikan dalam pendidikan agama Kristen sebagai instrumen etika perdamaian digital. dan tentunya sebagai formulasi kerangka etis teologi perdamaian untuk konteks pendidikan kristen digital. Pendidikan Agama Kristen memiliki potensi strategis sebagai sarana pembentukan karakter damai di era digital. Dengan demikian, kerangka etis ini diharapkan mampu memperkuat peran gereja dan sekolah dalam menciptakan budaya digital yang adil dan manusiawi.
Reflektif Teologi Digital di Era Pasca Pandemi dan Post-Truth:: Strategi Edukasi Iman dan Kritik terhadap Kultur Digital Arifianto, Yonatan Alex; Sumual, Elisa Nimbo; Rahayu, Yohana Fajar
Jurnal Salvation Vol. 6 No. 1 (2025): Juli 2025
Publisher : STT Bala Keselamatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56175/salvation.v6i1.58

Abstract

Abstract: The rapid development of digital technology, especially in the wake of the Covid-19 pandemic, has prompted churches and theological institutions to adapt their ministry and faith education to the digital space. However, this transformation brings not only opportunities but also serious challenges, particularly in terms of spiritual shallowness, stagnation of faith communities, and the emergence of instant religious consumption models. Concurrently, the post-truth era has given rise to an epistemological crisis, where subjective feelings, relativism, and personal or communal opinions are trusted more than objective truth, including in matters of faith. The flood of hoax content, theological disinformation, and the influence of digital platforms on faith understanding have become key concerns in the dynamics of digital religious life. This study aims to theologically examine the expansion of digital theology in responding to this crisis through strategies of faith education and criticism of digital culture. Using a descriptive qualitative method based on literature review, It can be concluded that the understanding of digital theology as a contextual response in the post-pandemic era is presented as digital faith education within the paradigm shift in theological learning. Despite the post-truth crisis and theological challenges, this serves as a pathway for theological criticism of digital culture to build faith education and digital spirituality. Thus, the church is challenged to be present as light and salt in the digital space as an agent of truth and restoration. Abstrak: Perkembangan teknologi digital yang pesat, terutama pasca-pandemi Covid-19, telah mendorong gereja dan institusi teologi untuk mengadaptasi pelayanan dan pendidikan iman ke dalam ruang digital. Namun, transformasi ini tidak hanya membawa peluang, tetapi juga tantangan serius, terutama dalam hal pendangkalan spiritualitas, stagnasi komunitas iman, dan munculnya model konsumsi religius yang instan. Bersamaan dengan itu, era post-truth telah melahirkan krisis epistemologis, di mana nilai perasaan subjektif dan relaitiv serta opini persoanal maupun komunal lebih dipercaya daripada kebenaran objektif, termasuk dalam perkara iman. Fenomena membanjirnya konten hoaks, disinformasi teologis, dan pengaruh Flatform digtital terhadap pemahaman iman menjadi perhatian utama dalam dinamika kehidupan beragama digital. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara teologis ekspansi teologi digital dalam merespons krisis tersebut melalui strategi edukasi iman dan kritik terhadap kultur digital. Menggunakan metode kualitatif deskriptif berbasis studi pustaka,. Maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman akan teologi digital sebagai respons kontekstual di era pasca-pandemi, dihadirkan sebagai pendidikan iman digital dalam perubahan paradigma pembelajaran teologis. walaupun adanya krisis post-truth dan tantangan teologis menjadi jalan bagi kritik teologis terhadap kultur digital membangun edukasi iman dan spiritualitas digital. Dengan demikian, gereja ditantang untuk hadir secara nyata dalam terang dan garam di ruang digital sebagai agen kebenaran dan pemulihan.
Keteladanan Kepemimpinan Paulus sebagai Strategi Teologi Pemimpin Kristen Era Digital dan Post Truth Sumual, Elisa Nimbo; Arifianto, Yonatan Alex
Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia Vol 5, No 2 (2025): Ritornera: Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia - Agustus 2025
Publisher : Pusat Studi Pentakosta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54403/rjtpi.v5i2.144

Abstract

Christian leadership in the digital age faces serious challenges due to the rapid flow of information, rapid social change, and the weakening of truth due to subjectivity in the midst of a post-truth culture. Moreover, Christian leaders are often caught up in digital image-building that is oriented towards popularity, thereby neglecting the spiritual dimension and role models that should be the basis of leadership. In this study, the exemplary nature of biblical figures is important as a foundation for a solid and relevant theology of leadership. Moreover, the phenomenon of hoaxes, ethical crises, and social polarisation further emphasises the need for Christian leadership and role models. This study aims to examine Paul's leadership example as a theological strategy for Christian leaders in facing the dynamics of the digital age. The study was conducted using a qualitative approach through literature review, leading to the conclusion that Paul's integrity is the theological foundation that strengthens Christian leadership in the digital age, because from it springs spiritual honesty that keeps leaders faithful to the Gospel. From this integrity, Paul's ministry presents a paradigm of transformative leadership that is relevant in the midst of a post-truth culture, while his perseverance in suffering sets an example of spiritual resilience for contextual Christian leaders. All of these examples emphasise the relevance of Paul's theological strategy for today's Christian leaders, namely to build leadership that is integrity-based, transformative, and resilient in facing the challenges of the digital age.
PAK dan Teologi Martabat Manusia:: Integrasi Imago Dei dalam Moralitas dan Etis Generasi Muda Rahayu, Yohana Fajar; Sumual, Elisa Nimbo; Arifianto, Yonatan Alex
MANTHANO: Jurnal Pendidikan Kristen Vol. 4 No. 2 (2025): September
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Real Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55967/manthano.v4i2.98

Abstract

Abstract: The moral crisis and decline in human values affecting the younger generation demand a renewal in educational approaches, particularly in Christian religious education. Education that focuses solely on cognitive and doctrinal aspects has proven insufficient in shaping the character and ethical awareness of students in a holistic manner. The absence of a strong theological foundation in the design of Christian religious education has caused the educational process to lose its transformative power. The phenomenon of the decline in human values and morality, and the loss of empathy among the younger generation, reinforces the urgency of a more humanistic and spiritual approach. This study aims to integrate the values of Imago Dei into the design of moral learning as a form of implementing the theology of human dignity in Christian religious education. Using a descriptive qualitative method with a literature review approach, it can be concluded that the Imago Dei as the theological foundation of moral education must be strong to prevent a moral crisis among the younger generation, as this is a contextual challenge for Christian religious education in this era. The need to integrate the theology of human dignity into moral education design will bring a more humanising face to Christian religious education. This serves as an ethical and pastoral implication for the church and school. Abstrak: Krisis moralitas dan nilai kemanusiaan yang melanda generasi muda menuntut adanya pembaharuan dalam pendekatan pendidikan, khususnya dalam PAK. Pendidikan yang hanya berfokus pada aspek kognitif dan doktrinal terbukti tidak cukup membentuk karakter dan kesadaran etis peserta didik secara utuh. Ketidakhadiran fondasi teologis yang kuat dalam desain pembelajaran PAK menjadikan proses pendidikan kehilangan daya transformatifnya. Fenomena dekadensi nilai kemanusiaan dan moralitas, dan hilangnya empati di kalangan generasi penerus, memperkuat urgensi pendekatan yang lebih humanistik dan spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan nilai-nilai Imago Dei dalam desain pembelajaran moralitas sebagai bentuk implementasi teologi martabat manusia dalam PAK. Menggunkan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka maka dapat dinyatakan kesimpulan bahwa imago dei sebagai dasar teologis pembelajaran moral dalam PAK harus kuat supya tidak terjadi krisis moralitas di generasi muda, sebab ini adalah  tantangan kontekstual pendidikan agama Kristen di era ini. perlunya integrasi teologi martabat manusia dalam desain pembelajaran moralitas akan membawa wajah PAK yang memanusiakan. ini sebagai bagian implikasi etis dan pastoral bagi gereja dan sekolah.