Putri, Sri Hardiyanti
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Cord blood iron status and vitamin D concentration in newborns of anemic and non-anemic mothers in Makassar, Indonesia Ridha, Nadirah Rasyid; Massi, Muhammad Nasrum; Fikri, Bahrul; Putri, Sri Hardiyanti; Hidayah, Najdah; Arsyad, Andi Fatimah
Paediatrica Indonesiana Vol. 64 No. 6 (2024): November 2024
Publisher : Indonesian Pediatric Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/pi64.6.2024.483-9

Abstract

Background Iron deficiency (ID) is a common micronutrient problem, especially in pregnant women in developing countries such as Indonesia. Moreover, vitamin D deficiency is also a major concern in worldwide public health. A correlation between anemia, ID, and vitamin D deficiency in children has been identified, but investigations in pregnant women and their newborn babies are still limited. Objective To assess association between iron status and vitamin D levels in umbilical cord blood and maternal anemia. Methods This cross-sectional study involved 109 pregnant women and their newborns. They were divided into two groups, with and without maternal anemia. Collected cord blood (2 mL) was placed in tubes with ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA). Plasma ferritin and vitamin D (25-hydroxyvitamin D, 25(OH)D) levels were measured by enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Results Maternal anemia was found in 60 mothers (55% subjects). The mean cord blood hemoglobin levels for the anemic and non-anemic groups were 15.19 (SD 2.25) g/dL and 15.12 (SD 1.98) g/dL, respectively (P=0.87). Median cord blood ferritin levels were slightly lower in anemic [12.95 (range 0.42-17.69) µg/L] than in non-anemic mothers[13.45 (range 7.10-22.12) µg/L], but were not significantly different (P=0.555). Median cord blood 25(OH)D levels were lower in the anemic group [12.24 (range 8.53-32.99) ng/dL] than in the non-anemic group [14.26 (range 9.84-61.44) ng/dL], but the difference was not significant (P=0.964). Conclusion Maternal anemia was not significantly associated with cord blood hemoglobin, ferritin, or 25(OH)D levels.
Analisis Hubungan Stunting dan Infeksi Kecacingan pada Anak di Daerah Pesisir Makassar Putri, Sri Hardiyanti; Salekede, Setia Budi; Juliaty, Aidah; Yusuf, Yenni; Maulani, Destya; Abdullah, Arwini Avissa
Sari Pediatri Vol 27, No 2 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp27.2.2025.108-12

Abstract

Latar belakang. Stunting masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Infeksi kecacingan pada seorang anak dapat berdampak terhadap status gizi yang jika diabaikan akan bersifat kronik dan menjadi faktor risiko stunting.Tujuan. Menilai pengaruh infeksi kecacingan terhadap kejadian stunting pada anak di daerah pesisir.Metode. Penelitian ini dilakukan di Desa Untia Makassar Sulawesi Selatan. Pengambilan data dilakukan secara potong lintang, yakni pemeriksaan antropometri anak usia 6 bulan-5 tahun untuk menentukan stunting atau tidak, kemudian dilakukan pemeriksaan sampel feses untuk menilai adanya infeksi kecacinganHasil. Terdapat 100 anak yang direkrut dalam penelitian ini, 21 anak (21%) menderita stunting dan 79 anak (79%) tidak stunting. Dari pemeriksaan sampel feses masing-masing ditemukan satu anak menderita kecacingan pada kelompok stunting (4,8%) dan tidak stunting (1,2%). Berdasarkan analisa statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna diantara kedua kelompok (p=0,378).Kesimpulan. Tidak ditemukan pengaruh yang signifikan antara kejadian infeksi kecacingan pada anak stunting di daerah pesisir.