AbstrakKelompok Ternak Rukun Sentosa 2 di Desa Gogik, Kabupaten Semarang, mengelola sapi dalam sistem kandang komunal yang efisien dari sisi pakan dan kesehatan hewan, namun menghasilkan rata-rata 300-400 kg feses dan 160-200 liter urine per hari yang sebelumnya dibuang tanpa pengolahan. Kegiatan ini bertujuan membangun sistem tata kelola limbah komunal yang terstruktur, murah, dan berkelanjutan melalui penerapan waste stream separation. Rancangan sistem disusun melalui dua sesi Focus Group Discussion bersama anggota kelompok dan pemerintah desa, menghasilkan pemisahan alur limbah kering dan basah, pengolahan feses dengan 10 unit komposter, pemanfaatan urine pada digester biogas kapasitas 1 x 1 m3, serta penerapan rotasi kerja bergilir, standard operating procedure, dan pencatatan terstandar untuk limbah. Kegiatan ini menghasilkan dokumen tata kelola awal, baseline data volume limbah, serta peningkatan komitmen kelembagaan untuk pemanfaatan limbah menjadi energi dan pupuk organik. Sistem ini direkomendasikan untuk direplikasi pada komunitas peternak pedesaan dengan kondisi serupa guna mengurangi pencemaran dan meningkatkan nilai ekonomi limbah. Kata kunci: biogas; kompos; limbah ternak; tata kelola partisipatif; waste stream separation. AbstractThe Rukun Sentosa 2 Livestock Group in Gogik Village, Semarang Regency manages cattle in a communal housing system that is efficient in feed and animal health management but produces an average of 300-400 kg of manure and 160-200 liters of urine daily, previously discharged without treatment. This community service program aimed to establish a structured, low-cost, and sustainable communal waste management system through the application of waste stream separation. The design was developed in two Focus Group Discussion involving group members and village authorities, resulting in the separation of solid and liquid waste flows, processing manure using 10 composters (25 liters each), utilizing urine in a 1 x 1 m3 biogas digester, and implementing rotating work schedules, standard operating procedure, and standardized recordkeeping. The implementation produced an initial governance document, baseline waste volume data, and strengthened institutional commitment to convert waste into renewable energy and organic fertilizer. This system is recommended for replication in rural livestock communities with similar conditions to reduce environmental pollution and enhance the economic value of livestock waste. Keywords: biogas; compost; livestock waste; participatory governance; waste stream separation.