Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HAHIWANG: DINAMIKA DAN PERKEMBANGAN TRADISI LISAN MASYARAKAT PESISIR BARAT LAMPUNG Karsiwan, Karsiwan; Retno Sari, Lisa
POROS ONIM: Jurnal Sosial Keagamaan Vol 5 No 1 (2024): Poros Onim: Jurnal Sosial Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Fattahul Muluk Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53491/porosonim.v5i1.978

Abstract

Hahiwang merupakan ungkapan suasana hati maupun jiwa dan perasaan kaum perempuan pada masyarakat Lampung Pesisir terhadap peristiwa yang terjadi, dialami dan memberikan kesan yang amat mendalam sehingga diaktualisasikan dalam bentuk ungkapan syair. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode deskriptif kualitatif dengan proses pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil kajian ditemukan beberapa kesimpulan tentang hahiwang sebagai tradisi lisan masyarakat Pesisir Barat, antara lain; 1) tradisi lisan hahiwang merupakan hasil produk budaya lisan masyarakat dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam perkembangan masyarakat Saibatin khususnya yang mendiami wilayah Pesisir Barat Lampung termasuk Krui. Hal ini tentu berdasarkan pengalaman hidup dan perkembangan masyarakatnya dalam mewariskan nilai tradisi dan budaya termasuk nilai ajaran ajaran agama, yang telah lebih dahulu tumbuh dan berkembang dalam masyarakat; 2) hahiwang memiliki beberapa fungsi dalam masyarakat seperti ungkapan ekspresi suasana hati kaum perempuan dalam menyikapi perubahan, hahiwang sebagai penjaga dan pewarisan nilai adat, hahiwang sebagai media syiar agama dan hahiwang sebagai bahasa komunikasi pada kontestasi pemilukada di wilayah Krui, Pesisir Barat Lampung.
Sedekah Laut Sebagai Tradisi dan Nilai Budaya Masyarakat Dente Teladas Di Hulu Way Tulang Bawang Retno Sari, Lisa; Karsiwan, Karsiwan; Septiyana, Septiyana
Jurnal Pendidikan Sosial Indonesia Vol. 2 No. 3 (2025): Jurnal Pendidikan Sosial Indonesia
Publisher : CV. Yazri Aksara Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62238/jupsi.v2i3.127

Abstract

Sedekah Laut merupakan ritual budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat pesisir di Kampung Kuala Teladas, Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulang Bawang. Tradisi ini tidak hanya sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil laut, tetapi juga memperkuat nilai sosial dan budaya yang diwariskan lintas generasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna dan perubahan dalam pelaksanaan Sedekah Laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun mengalami tantangan akibat modernisasi dan perubahan lingkungan, tradisi ini tetap bertahan dan memiliki peran penting dalam menjaga identitas budaya masyarakat pesisir. Upaya pelestarian Sedekah Laut perlu mengadaptasi strategi yang menekankan pendidikan budaya dan kesadaran lingkungan. Penelitian ini memberikan wawasan mengenai praktik budaya pesisir serta rekomendasi untuk mempertahankan tradisi lokal di tengah perubahan zaman
Dam Swadaya sebagai Bangunan Bersejarah dan Sumber Pemanfaatan Sosial Masyarakat Gondang Rejo Arum Ramadhani , Sekar; Karsiwan; Retno Sari, Lisa
Jurnal Pendidikan Sosial Indonesia Vol. 3 No. 1 (2025): Jurnal Pendidikan Sosial Indonesia
Publisher : CV. Yazri Aksara Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62238/jupsi.v3i1.192

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap sejarah pembangunan dan pemanfaatan Dam Swadaya 1952 yang terletak di Desa Gondang Rejo, Lampung Timur. Bendungan ini merupakan infrastruktur peninggalan masa kolonial yang awalnya dibangun untuk mengatur aliran air guna menunjang sistem irigasi pertanian lokaliterasin fungsinya sebagai penyalur air ke lahan persawahan, Dam Swadaya pernah dimanfaatkan sebagai kawasan rekreasi masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bendungan ini tidak hanya bernilai fungsional, tetapi juga menyimpan potensi edukatif sebagai sumber belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), khususnya pada tema sejarah kolonialisme dan pengaruh kedatangan bangsa Barat di Indonesia. Pemanfaatan Dam Swadaya dalam konteks pendidikan dan pelestarian warisan budaya lokal perlu digali lebih lanjut untuk mendukung penguatan identitas dan literasi sejarah masyarakat sekitar
The Metro City Election Anomaly: The Incumbent's Failure and the Challenger's Victory Retno Sari, Lisa; Resmalasari, Septiani; Iswara Pangastuti, Era
SOCIAL PEDAGOGY: Journal of Social Science Education Vol. 6 No. 2 (2025): Social Pedagogy: Journal of Social Science Education
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Jurai Siwo Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/social-pdagogy.v6i2.11393

Abstract

Local elections (Pilkada) are an important moment in local democracy, often pitting incumbents against their rivals. However, not all incumbents are able to retain their seats. This study examines the defeat of the incumbent Mayor of Metro in the 2024 Metro local elections. Incumbents in several democratic elections in Indonesia often have a high re-election rate and a good chance of winning the contest. The opposite phenomenon occurred in Metro City, Lampung, where the incumbent, despite successfully becoming a candidate and being supported by the majority of political parties, failed to secure victory, even suffering defeats in all district-level electoral districts. This research uses a qualitative approach, with data collection methods including interviews, observations, and literature reviews. Data analysis was conducted using qualitative data analysis with the stages of reduction, presentation, and conclusion drawing. The results of the study indicate that there are several factors contributing to the incumbent's failure in the 2024 Metro Mayor Election. First, the educational level of city residents influences their tendencies and satisfaction with the incumbent's performance. Second, public dissatisfaction with the incumbent's leadership. Third, the existing political party machinery was not optimally supporting the incumbent's re-election. Fourth, social media and digital literacy among city residents in responding to campaigns in the digital space.