Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Menyiapkan Sumber Daya Manusia Unggul Melalui Penanaman Nilai-Nilai Religius Pada Kegiatan Keagamaan Di Desa Pulau Pehawang Kecamatan Marga Punduh Hamer, Welfarina; Pujakesuma, Tubagus Ali Rachman; Lisdiana, Anita; Purwasih, Atik; Karsiwan, Karsiwan; Wardani, Wardani
JPM: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2020): Januari - Juni 2020
Publisher : Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (719.71 KB)

Abstract

Menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah saat ini. Banyak literatur mengatakan bahwa karakter merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kualitas suatu Negara. Bergerak dari Desa Pulau Pehawang penguatan pendidikan karakter akan dimulai melalui kegiatan keagamaan di masjid melalui pendidikan, pembentukan jati diri, dan pengembangan potensi. Tujuan pengabdian ini adalah untuk membentuk karakter remaja melalui penguatan nilai- nilai religious sebagai upaya mempersiapkan generasi unggul untuk Indonesia maju. Pengabdian ini dilaksanakan oleh 10 mahasiwa peserta KPM dari Fakultas Tarbiyah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah dan Fakultas Syari’ah. Hasil pengabdian ini 1) pembentukan pengurus masjid 2) pembentukan remaja islam masjid 3) pendampingan TPA 4) Pembuatan Kaligrafi untuk Masjid 5). Memakmurkan masjid dengan mengadakan berbagai kegiatan.
MEMMANG: THE ORAL TRADITION OF LAMPUNG SOCIETY Karsiwan, Karsiwan; Sari, Lisa Retno
Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 12, No 2 (2021)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36869/wjsb.v12i2.197

Abstract

The aim of this research was to determine that “Memmang” is a part of the oral traditions of Lampung society. The method used in this research was a historical method with data collection techniques through interview, observation, and documentation. The data were analyzed qualitatively. The results showed that (1) Memmang is one of the art of oral traditions of Lampung society, (2) there are three main functions of Memmang as an oral tradition of Lampung society, namely: media of treatment, media for strengthening love matters, and a support activity, both personal and social activities. In the development of the oral tradition of Lampung society, Memmang begun to decline. It was happened because only practiced by a small number of people who lived in the village and still adhered to customary values. Besides, the decline of Memmang was influenced by several aspects, such as (a) the strong belief towards religious values, b) the level of people education has been increased so that society is more rational, (c) the influence of the immigrant society causes the local people be influenced and become more Indonesian, and (d) the decline of values and norms as the result of blended with the values and norms of the immigrant society. 
PEMBANGUNAN IRIGASI WAY TEBU SEBAGAI KEBIJAKAN ETIS PEMERINTAH KOLONIAL BELANDA DI PRINGSEWU TAHUN 1927 Karsiwan Karsiwan; Wakidi Wakidi; Muhammad Basri
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 1, No 3 (2013): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.303 KB)

Abstract

The purpose of this research is to find out the construction of Way Tebu irrigation as an effort of the colonial Netherlands Government to improve the productivity of Food-crops in Lampung. The research method was the historical method with data collection technique through studies of librarianship technique, documentation, observation and interview. The data analysis technique was qualitative data analysis techniques. Based on the research, the construction in Way Tebu III in Pringsewu was started on 1927 to anticipate water deficiency in old colonial, Gedong Tataan. The process of its construction involved citizens who worked in working together. The purpose of its building was to increase agricultural production of rice-producing so that Lampung Regency became centre of food-producing especially rice-producing. Tujuan dari penelitian  ini  adalah untuk mengetahui pembangunan irigasi Way Tebu sebagai usaha pemerintah kolonial Belanda untuk meningkatkan produktifitas tanaman pangan di daerah Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis dengan teknik pengumpulan data melalui teknik studi kepustakaan, dokumentasi, observasi dan wawancara.Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, pembangunan Way Tebu III di daerah Pringsewu dimulai pada tahun 1927 untuk mengantisipasi kekurangan air di daerah kolonisasi lama di Gedong Tataan. Proses pembangunan melibatkan warga secara bergotong royong. Pembangunannya bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan dan untuk mendukung program kolonisasi pemerintah kolonial Belanda. Kata kunci: pringsewu, irigasi, way tebu, talang
Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kitab Kuntara Raja Niti Sebagai Pedoman Laku Masyarakat Lampung Citra Ayyuhda; Karsiwan Karsiwan
SOCIAL PEDAGOGY: Journal of Social Science Education Vol 1 No 1 (2020): Social Pedagogy: Journal of Social Science Education
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.361 KB) | DOI: 10.32332/social-pedagogy.v1i1.2125

Abstract

Tujuan Penelitian untuk mengetahui nilai-nilai ke-Islaman dalam laku masyarakat Lampung yang terdapat pada Kitab Kuntara Raja Niti. Metode penelitian, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi. Penelitian ini fokus kepada kandungan nilai-nilai ke-Islaman dalam laku masyarakat Lampung dalam aktifitasnya berdasarkan aturan dalam Kitab Kuntara Raja Niti. Jenis penelitian ini berusaha untuk mengembangkan konsep, pemahaman dalam bentuk deskripsi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat nilai-nilai ke-Islaman dalam tradisi masyarakat Lampung yang terdapat pada Kitab Kuntara Raja Niti. Nilai-Nilai ke-Islaman tersebut antara lain: 1) Harga diri, 2) Berbudi pekerti, 3) Teguh pendirian, 4) Larangan sumpah palsu, 5) Ramah, 6) Saling Menghormati, 7) Cara berucap, 8) Akhlak Bujang gadis, 9) Menjaga lingkungan alam, 10) Bersihnya desa. Semua nilai-nilai kearifan local tersebut yang terdapat dalam hokum adat masyarakat Lampung yaitu Kitab Kuntara Raja Niti dapat di Integrasikan kedalam perspektif islam yang mayoritasnya dianut oleh warga Negara Indonesia. Kata kunci: Nilai-Nilai Islam, Kuntara Raja Niti, Laku Lampung
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Cerita Rakyat Lampung (Study Cerita Rakyat Lampung Sang Kabelah Dan Khadin Tegal) Dalam Perspektif Islam M Akmal Nur Pasha; Karsiwan Karsiwan
SOCIAL PEDAGOGY: Journal of Social Science Education Vol 1 No 1 (2020): Social Pedagogy: Journal of Social Science Education
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.433 KB) | DOI: 10.32332/social-pedagogy.v1i1.2160

Abstract

Tujuan Penelitian untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter pada cerita rakyat Lampung yang berjudul Sang Kabelah dan khadin tegal dalam penelitian ini penulis menunakan metodo kualitatif. Dalam Penelitian ini penulis berfokus kepada permasalahan nilai-nilai pendidikan karakter pada cerita rakyat lampung dalam perspetif islam. Oleh karena itu, metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Jenis penelitian ini berusaha untuk mengembangkan konsep, pemahaman, dalam bentuk deskripsi. Hasil penelitian melalui kisah-kisah cerita rakyat banyak penanaman nilai-nilai, sebab memang cerita rakyat cenderung ada karena ia dimaksudkan untuk menyampaikan nilai-nilai tertentu. Seperti halnya pada cerita rakyat lampung yang berjudul khadin tegal untuk menanamkan nilai bertanggung jawab dan pada cerita sang kabelah yang dimana menanmakan nilai untuk selalu bersyukur atas apa yang diberika tuhan Yang Maha Esa. Dalam ajaran agama islam juga memrintahkan kita untuk selalu bersyukur dan bertanggung jawab. Kata kunci: Nilai, Islam, Pendidikan Karakter, Cerita Rakyat, Lampung
Sepenggal Pemikiran John Dewey Tentang Demokrasi Tusriyanto Tusriyanto; Karsiwan Karsiwan
SOCIAL PEDAGOGY: Journal of Social Science Education Vol 2 No 2 (2021): Social Pedagogy: Journal of Social Science Education
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.84 KB) | DOI: 10.32332/social-pedagogy.v3i1.4321

Abstract

Tujuan kajian ini adalah untuk mendeskripsikan pemikiran Dewey tentang demokrasi bahwasanya tingginya partisipasi rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka dapat mendorong pada terwujudnya pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Pemerintahan yang demikian merupakan pemerintah yang demokratis, kedekatan dengan rakyat akan menjadi perekat bangsa. Sedangkan pentingnya pendidikan demokrasi antara lain dapat dilihat dari nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi. Nilai nilai demokrasi dipercaya akan membawa kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik dalam semangat egalitarian dibandingkan idiologi non-demokrasi.
TOPONIMI DAERAH METRO SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS DI SEKOLAH Lisa Retno Sari; Karsiwan Karsiwan
SOCIAL PEDAGOGY: Journal of Social Science Education Vol 3 No 1 (2022): Social Pedagogy: Journal of Social Science Education
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.68 KB) | DOI: 10.32332/social-pedagogy.v3i1.4865

Abstract

Pemberian nama atau lokasi pada suatu tempat merupakan suatu tinggalan peradaban manusia yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan suatu wilayah. Kesan terhadap suatu tempat bagi manusia begitu mendalam sehingga penamaan suatu tempat seringkali memiliki nilai-nilai yang perlu dilestarikan keberadaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisir nilai sejarah dan budaya yang ada pada toponimi daerah kota Metro dan sekitarnya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa Toponimi kota metro memiliki karakteristik yang unik, khas dan menarik untuk dikaji sebagai sarana penguat dalam proses belajar. Keunikan yang ditimbulkan merupakan sarana dalam mendukung pembelajaran berbasis lingkungan sehingga proses belajar peserta didik menjadi lebih menarik, menyenangkan dan menantang. Adapun pola toponimi wilayah di kota Metro memiliki dua (2) karakteristik utama yaitu: 1) Penamaan lokasi berdasarkan lokasi asal penduduk; 2) Penamaan lokasi berdasarkan pemetaan pemerintah kolonial Belanda dalam bentuk beddeng angka saat membuka daerah Metro. Materi IPS di sekolah lebih memiliki kekuatan, dan memberikan penguatan kemampuan keterampilan sosial peserta didik seperti keterampilan bertanya, bersikap, bernalar kritis, dan tentunya menyikapi setiap persoalan selama proses belajar peserta didik sehingga memiliki kebermaknaan, dan keterkaiatan langsung dengan kejadian atau peristiwa di lingkungan tinggalnya. Penguatan dan penambahan materi IPS dengan menggunakan, memanfaatkan, dan memfasilitasi peserta didik untuk belajar, mengenal, dan menginternalisasikan nilai-nilai sejarah dan budaya di lingkungan melalui proses belajar. Sehingga pada akhirnya pelajaran IPS dengan demikian diharapkan mampu merangsang peserta didik untuk belajar, berkreasi dan berkarya dalam melestarikan nilai sejarah dan budaya di lingkungan sebagai penguatan karakter peserta didik.
Analisis Perilaku Siswa Dalam Proses Belajar Mata Pelajaran IPS Yang Mengalami Broken Home Di SMPN 1 Seputih Surabaya Aditya Wibowo; Linda Nurlatifah; Rifda Shofhatunnaja; Zainul Muklis; Karsiwan Karsiwan
SOCIAL PEDAGOGY: Journal of Social Science Education Vol 2 No 2 (2021): Social Pedagogy: Journal of Social Science Education
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.568 KB) | DOI: 10.32332/social-pedagogy.v3i1.4322

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti Perilaku Siswa Dalam Proses Belajar Mata Pelajaran Ips Yang Mengalami Broken Home Di Smpn 1 Seputih Surabaya. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam jurnal ini adalah tehnik dokumentasi serta menggukan metode penelitian kepustakaan. Serta teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Dari hasil peneitian dan analisis bahwa broken home” biasanya digunakan untuk menggambarkan keluarga yang berantakan akibat orangtua tak lagi peduli dengan situasi dan keadaan keluarga serta anaknya di rumah. Orangtua tidak lagi perhatian terhadap anak-anaknya, baik masalah di rumah, sekolah, sampai pada perkembangan pergaulan di masyarakat. Broken home bisa juga diartikan dengan kondisi keluarga yang tidak harmonis dan ridak berjalan layaknya keluarga yang rukun, damai, dan sejahtera karena sering terjadi keributan serta perselisihan yang menyebabkan pertengkaran dan berakhir pada perceraian. Bahwa siswa yang mengalami keluarga broken home mengalami perubahan kebiasaan belajar dari beberapa aspek yaitu mempersiapkan semua keperluan study pada malam harinya sebelum berangkat ke sekolah, selalu berusaha senantiasa hadir di kelas sebelum pelajaran dimulai
Eksistensi Permainan Tradisional Tamtam Buku dalam Membentuk Keterampilan Sosial Ratnawati, Dewi; Karsiwan, Karsiwan
Aceh Anthropological Journal Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Department of Anthropology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aaj.v8i1.15874

Abstract

Social skills can be explained as a person's ability to adapt to society and get along with other people (socializing). Social skills include the ability to communicate, build relationships with other people, respect individuals and other people, give or receive input, give or receive criticism, act according to existing norms and rules, and so on. Social skills are not a person's innate ability but rather are acquired through a learning process from parents, peers and the environment. Therefore, every child must be trained and accustomed to interacting with other people from an early age so that the child will grow into a person who has maturity in thinking and acting. This research study aims to improve and develop children's social skills through book tamtam games and to preserve traditional games by making them a learning medium in schools. The method used in this research is qualitative, data collection through interviews, observation and documentation notes. Research findings show that book tamtam games are still quite popular among elementary school students. This game is used as a learning medium in scout activities as a place for interaction and socialization between peers, teachers and those at the place where they study. In this paper, it is revealed that the book tamtam game is able to improve children's social skills in various aspects such as children's interpersonal behavior, behavior related to themselves, behavior related to academic success, peer acceptance, and communication skills.Abstrak: Keterampilan sosial dapat dijelaskan sebagai kemampuan seseorang dalam beradaptasi dengan masyarakat dan bergaul dengan orang lain (bersosialisasi). Keterampilan sosial meliputi kemampuan berkomunikasi, membina hubungan dengan orang lain, menghargai individu dan orang lain, memberi atau menerima masukan, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang ada, dan lain-lain. Keterampilan sosial bukanlah kemampuan bawaan seseorang melainkan diperoleh melalui proses belajar dari orang tua, teman sebaya, dan lingkungan. Oleh karena itu setiap anak harus dilatih dan dibiasakan untuk bergaul dengan orang lain sejak dini sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mempunyai kematangan dalam berpikir dan bertindak. Kajian ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan sosial anak melalui permainan tamtam buku serta untuk melestarikan permainan tradisional dengan cara menjadikannya sebagai media pembelajaran di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan catatan dokumentasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa permainan tamtam buku masih cukup eksis di kalangan siswa sekolah dasar. Permainan ini dijadikan sebagai media pembelajaran dalam kegiatan pramuka sebagai ajang berinteraksi dan bersosialisasi antara teman sebaya, guru, dan pihak yang ada di tempat mereka belajar. Di dalam tulisan ini mengungkapkan bahwa permainan tamtam buku mampu meningkatkan keterampilan sosial anak dalam berbagai aspek seperti perilaku interpersonal anak, perilaku berhubungan dengan diri sendiri, perilaku berhubungan dengan keberhasilan akademis, penerimaan teman sebaya, dan keterampilan komunikasi.
Membentuk Karakter Pemuda melalui Pencak Silat Sekinci-Kinci Suranti, Bibit; Karsiwan, Karsiwan
Aceh Anthropological Journal Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Department of Anthropology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aaj.v8i1.15974

Abstract

The increasing tide of globalization penetrating Indonesia is having an impact on the erosion of the moral character of Indonesian youth. Globalization causes between nations in the world to no longer have a boundary wall, so that information, culture, and negative impacts from other countries easily enter Indonesia. The character of Indonesian youth, which should be based on Pancasila and the Constitution as the identity of the nation, has been replaced by characters that should not be such as hedonism, capitalism and individualism. Pencak silat is a typical Indonesian culture that can be used as a means of building the character of the nation's youth. Pencak Silat training, incorporating both spiritual and physical elements, aims to cultivate individuals with civility and good character. Qualitative research is applied to this research by utilizing a number of data sources from interviews, documentation, internet content, literature reviews, and observations. The results of this study can be concluded if the character of the youth can be formed through the practice of pencak silat sekinci-kinci based on art, martial arts, sports, brotherhood, and spiritual. Meanwhile, the characters that can be formed in young people are such as, love of the country, love of local culture, simple, confident, polite and polite. Harmonization of the concept of youth character building with the aim of pencak silat sekinci-kinci, namely; Maintaining kinship, solidarity, mutual love and nurturing within the framework of the unity of the Indonesian nation based on the teachings of Islam, Pancasila and the 1945 Constitution.Abstrak: Arus globalisasi yang semakin meningkat berdampak pada terkikisnya karakter moral yang dimiliki para pemuda Indonesia. Globalisasi menyebabkan antar bangsa di dunia tidak lagi memiliki dinding pembatas, sehingga informasi, budaya, serta dampak negatif dari negara lain mudah masuk ke Indonesia. Karakter pemuda Indonesia yang seharusnya berdasarkan Pancasila dan UUD sebagai identitas jati diri bangsa telah beralih dengan karakter yang tidak seharusnya seperti hedonisme, individualis, dan kapitalisme. Pencak silat ialah kebudayaan khas Indonesia yang dapat dijadikan sebagai sarana pembentukan karakter pemuda bangsa. Unsur rohani serta jasmani yang terkandung pada latihan pencak silat diharapkan dapat melahirkan individu yang beradab dan berkarakter baik. Penelitian kualitatif diterapkan pada penelitian ini dengan memanfaatkan sejumlah sumber data dari hasil wawancara, dokumentasi, konten internet, tinjauan pustaka, serta observasi. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan jika karakter para pemuda bisa dibentuk melalui latihan Pencak Silat Sekinci-kinci berdasarkan pada kesenian, bela diri, olahraga, persaudaraan, serta spiritual. Sementara karakter yang dapat terbentuk di dalam diri pemuda yakni seperti, cinta tanah air, cinta kebudayaan lokal, sederhana, percaya diri, sopan dan santun. Harmonisasi konsep pembentukan karakter pemuda dengan tujuan Pencak Silat Sekinci-kinci yakni; menjaga kekeluargaan, kesetiakawanan, saling asah asih dan asuh dalam kerangka persatuan bangsa indonesia berdasarkan ajaran islam, pancasila dan UUD 1945.