Yuliartini, Ni Made
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN FLIPBOOK DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKSPRESI DIRI MELALUI HOBI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 WANASARI Yuliartini, Ni Made; Karmini, Ni Nyoman; Raka, I Nyoman
Suluh Pendidikan : Jurnal Ilmu-Ilmu Pendidikan Vol 22 No 3 (2024): Edisi Khusus Desember 2024 SULUH PENDIDIKAN: Jurnal Ilmu-Ilmu Pendidikan
Publisher : IKIP SARASWATI TABANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46444/suluh-pendidikan.v22i3.775

Abstract

Problem Based Learning merupakan model pembelajaran dimana anak-anak belajar lebih efektif dan berpartisipasi dengan baik saat belajar dalam lingkungan yang alami. Pembelajaran semakin berarti saat anak dapat melakukan pembelajarannya sendiri, bukan hanya dari guru saja. Anak akan belajar dengan lebih baik dan aktif ketika lingkungan belajar terbentuk secara alami. Dari hasil pertimbangan yang saya lakukan, ternyata terdapat banyak siswa yang belum mencapai kesuksesan dalam KKTP terkait materi ekspresi diri melalui hobi. Hal ini disebabkan oleh pemakaian metode pengajaran berupa ceramah dan buku teks oleh pendidik, yang tidak melibatkan model pembelajaran inovatif seperti PBL. Model PBL ini sangat pas untuk digabungkan dengan media flipbook dalam pembelajaran ekspresi diri melalui hobi, sehingga dapat memacu semangat dan perhatian siswa karena pendekatan belajar yang kreatif, inovatif, dan sesuai konteks. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk menelusuri apakah mempergunakan model problem based learning dengan bantuan media flipbook dapat meningkatkan pencapaian pembelajaran siswa dalam memahami materi ekspresi diri melalui kegemaran berhobi. Sebanyak 27 siswa dari Kelas 5 sekolah dasar di Kabupaten Tabanan bertindak sebagai partisipan dalam acara tersebut. Peralatan penelitian meliputi lembar refleksi, modul pembelajaran, lembar aktivitas siswa, dan lembar evaluasi yang diisi oleh siswa setiap siklusnya. Data dianalisis dengan cara mengamati dan mendokumentasikan hasil belajar siswa setelah setiap siklus pembelajaran. Siswa yang memperoleh nilai ? 65 dianggap berhasil, sementara yang mendapat nilai < 65 dianggap tidak berhasil. Bagi penilaian kesempurnaan belajar tradisional, penilaian didasarkan pada persentase ketuntasan belajar siswa di kelas. Patokan ketuntasan yang diharapkan minimal mencapai 80%. Penemuan ini bisa jadi memberikan pilihan model pembelajaran yang menyatukan teknologi kepada rekan-rekan pendidik untuk meningkatkan hasil belajar siswanya