Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

INTERANNUAL VARIABILITY OF SEA LEVEL ANOMALY (SLA) IN THE WESTERN SUMATRA COASTAL WATERS DRIVEN BY ENSO AND IOD MODULATIONS Azuga, Nabila Afifah; Habibullah, Ahmad Dhuha
Asian Journal of Aquatic Sciences Vol. 7 No. 3 (2024): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/ajoas.7.3.422-431

Abstract

     This study aims to investigate the interannual variability of Sea Level Anomaly (SLA) along the western coast of Sumatra waters, focusing on the influences of the El Niño-Southern Oscillation (ENSO) and the Indian Ocean Dipole (IOD) in modulating SLA patterns. Using 31 years (1993-2023) of a gridded dataset from Copernicus Marine Service (CMS) and climate indices as the reference, the interplay between SLA and climate modes (ENSO and IOD) was determined through lag/lead correlation and spatial distribution analysis. The analysis shows a clear inversive relationship between ENSO and SLA, with a one-month delayed negative correlation (r= -0.41), indicating that SLA increases during the La Niña phase due to shifting in atmospheric and oceanic conditions. Similarly, SLA exhibits a negative correlation with DMI (r= -0.46) without any lag, suggesting a rapid response of SLA to IOD. Spatial analysis further demonstrates that ENSO and IOD most strongly influence SLA along Sumatra’s coast within the first 1–3 months. These findings reveal that ENSO and IOD modulate SLA variability with distinct spatiotemporal characteristics, providing crucial insights for understanding coastal dynamics and enhancing mitigation strategy for sea level-related disasters in the western coastal region of Sumatra
INTERANNUAL VARIABILITY OF SEA LEVEL ANOMALY (SLA) IN THE WESTERN SUMATRA COASTAL WATERS DRIVEN BY ENSO AND IOD MODULATIONS Azuga, Nabila Afifah; Habibullah, Ahmad Dhuha
Asian Journal of Aquatic Sciences Vol. 7 No. 3 (2024): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/ajoas.7.3.422-431

Abstract

This study aims to investigate the interannual variability of Sea Level Anomaly (SLA) along the western coast of Sumatra waters, focusing on the influences of the El Niño-Southern Oscillation (ENSO) and the Indian Ocean Dipole (IOD) in modulating SLA patterns. Using 31 years (1993-2023) of a gridded dataset from Copernicus Marine Service (CMS) and climate indices as the reference, the interplay between SLA and climate modes (ENSO and IOD) was determined through lag/lead correlation and spatial distribution analysis. The analysis shows a clear inversive relationship between ENSO and SLA, with a one-month delayed negative correlation (r= -0.41), indicating that SLA increases during the La Niña phase due to shifting in atmospheric and oceanic conditions. Similarly, SLA exhibits a negative correlation with DMI (r= -0.46) without any lag, suggesting a rapid response of SLA to IOD. Spatial analysis further demonstrates that ENSO and IOD most strongly influence SLA along Sumatra’s coast within the first 1–3 months. These findings reveal that ENSO and IOD modulate SLA variability with distinct spatiotemporal characteristics, providing crucial insights for understanding coastal dynamics and enhancing mitigation strategy for sea level-related disasters in the western coastal region of Sumatra
LEVERAGING THE UBIQUITOUS GPS SENSOR ON THE SMARTPHONES FOR ACCESSIBLE LAND SURVEYING Habibullah, Ahmad Dhuha; Yuliza, Elfi; Almadi, Ismail Fahmy; Intara, Yazid Ismi; Ekawita, Riska
Indonesian Physical Review Vol. 8 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ipr.v8i2.361

Abstract

The Global Positioning System (GPS) is an essential tool in land surveying. GPS has become an alternative method of surveying that requires less manpower and less time. However, GPS devices are still expensive to buy, especially for students. On the other hand, almost every student has a smartphone with a built-in GPS sensor, so this GPS is certainly accessible to everyone with a smartphone. This study used a smartphone's GPS to conduct land surveying at the campus of Bengkulu University. This smartphone’s GPS was used to track various parameters such as coordinates, elevation, and distance between two or more points to calculate the area within the study area. The innovative method of using the built-in GPS sensor in smartphones will provide convenience for users and introduce simplified open-source software for the land measurement process. The measurement was calibrated using a conventional roll meter to verify the linear error by comparing the two measurements between the smartphone’s GPS and roll meter. The smartphone’s GPS reading was logged using GPS Waypoints and My Tracks, free Android applications on the Google Play store. This study's average error in measurements obtained using GPS on smartphones was 3.02%. This value is sufficient for the initial stage of low-cost land surveys and falls within ideal conditions for GPS measurements. Therefore, this article emphasizes the potential of smartphone GPS to optimize techniques in education and scientific investigations.
Variabilitas Bulanan Thermal front di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia 714 (Laut Banda) Lukman, Annisa Aulia; Napitupulu, Gandhi; Tarya, Ayi; Pranowo, Widodo; Hatmaja, Rahaden Bagas; Habibullah, Ahmad Dhuha
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 23, No 1 (2025)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.23.1.2025.897

Abstract

Penelitian tentang sebaran spasial thermal front di perairan Indonesia pada dasarnya telah banyak dilakukan. Namun, kajian yang secara khusus menganalisis dinamika thermal front akibat arus sejajar pantai, yang memicu fenomena Ekman pumping, dan arus eddy masih terbatas. Arus sejajar pantai dapat memicu Ekman pumping, sedangkan Ekman pumping dan eddy mesoskal dapat menyebabkan naiknya massa air bersuhu rendah dari lapisan bawah ke permukaan laut. Proses ini memicu pembentukan thermal front, yang banyak ditemukan di Laut Banda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabilitas bulanan dinamika thermal front di Laut Banda yang dipengaruhi oleh arus sejajar pantai dan eddy. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Suhu Permukaan Laut (SPL) dari tahun 2006 hingga 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kejadian thermal front yang terdeteksi adalah sebanyak 1.385 kejadian per bulan berdasarkan jumlah piksel, dan 17 kejadian berdasarkan jumlah poligon. Jumlah maksimum kejadian thermal front terjadi pada bulan Desember (2.416 kejadian), dan jumlah minimum terjadi pada bulan November (883 kejadian). Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa eddy antisiklonik (AE) dan eddy siklonik (CE), terjadi dengan durasi rata-rata 11,419 hari untuk AE dan 11,812 hari untuk CE. Kedua fenomena ini berkaitan dengan penurunan SPL, peningkatan konsentrasi klorofil-a permukaan laut, serta penurunan tinggi muka laut, yang menunjukkan terjadinya 
Analisis Spasial Risiko Pemutihan Terumbu Karang di Wpp Indonesia Menggunakan Data Kejadian Marine Heatwaves Azuga, Nabila Afifah; Habibullah, Ahmad Dhuha; Alghifari, Najwan
Akuatika Indonesia Vol 10, No 2 (2025): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v10i2.65886

Abstract

Terumbu karang yang tersebar di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati laut dunia yang semakin terancam akibat meningkatnya kejadian marine heatwaves (MHWs). Fenomena ini berdampak langsung terhadap kesehatan ekosistem terumbu karang, khususnya dalam memicu risiko pemutihan karang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko pemutihan terumbu karang di WPP Indonesia melalui pendekatan spasial menggunakan data suhu permukaan laut (SPL) selama 43 tahun (1982-2020). Tiga metrik utama digunakan untuk merepresentasikan kejadian MHWs, yaitu frekuensi kejadian, intensitas kumulatif, dan durasi kumulatif. Ketiga metrik ini diolah menggunakan metode statistik berbasis persentil ke-90 dan dikaitkan dengan distribusi terumbu karang untuk menghitung skor risiko pemutihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi kejadian MHWs tertinggi (>2.5 kejadian/tahun) berada di wilayah timur Indonesia (Laut Arafura dan Laut Banda), sedangkan intensitas dan durasi kumulatif tertinggi berada di selatan Jawa hingga Laut Timor. Luas area terdampak paling dominan ditemukan di Sumbarsel (899 km2), Wakatobi (715 km2), dan Laut Jawa bagian utara. Skor risiko pemutihan tertinggi  terdapat di WPP 718 (0.91), diikuti oleh WPP 573 (0.90), dan WPP 711 (0.89), menunjukkan pola kerentanan kompleks dan bervariasi secara spasial. Skor dihitung menggunakan formula berbobot dengan menggunakan frekuensi kejadian sebagai faktor dominan. Dengan adanya perhitungan faktor risiko ini, diharapkan dapat menjadi upaya adaptasi dan mitigasi yang tepat untuk mencegah terjadinya kerusakan terumbu karang secara masif. Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar yang kuat dalam upaya pengelolaan ekosistem laut yang adaptif dan responsif terhadap perubahan iklim, khususnya di wilayah perairan Indonesia.