Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI SUSTAINABILITY INDUSTRI KARET ALAM DI INDONESIA Syarifa, Lina Fatayati; AMALIA, Rizki; NURKHOIRY, Ratnawati; SITA, Kralawi; RAHUTOMO, Suroso; ASYWADI, Hajar
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 42, Nomor 2, Tahun 2024
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v42i2.1010

Abstract

Beberapa tahun terakhir ini, Industri karet alam Indonesia saat ini dihadapkan pada beberapa masalah utama yang saling berkaitan diantaranya yaitu rendahnya harga komoditas ini di pasaran global, penurunan produksi, dan kendala ekspor. Kajian ini dilakukan untuk menentukan langkah-langkah strategis dalam upaya mempertahankan sustainability industri karet alam Indonesia. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analisis SWOT terhadap kinerja industri karet alam nasional. Berdasarkan hasil analisis SWOT, sustainability industri karet nasional terletak pada kuadran IV (Stability), yang artinya bahwa pada saat ini kondisi industri karet alam nasional berada pada taraf hati-hati dikarenakan adanya tekanan dari faktor-faktor eksternal seperti harga karet yang terus menurun selama satu dekade terakhir, serangan penyakit pestalotiopsis, serta adanya pemberlakuan regulasi EUDR. Oleh karena itu disusun strategi yaitu: a) gerakan peremajaan karet yang sesuai kaidah good agricultural practices (GAP); b) melakukan perbaikan produksi dan produktivitas karet; c) melakukan upaya-upaya perbaikan dan peningkatan bagian harga karet yang diterima petani melalui efisiensi pemasaran bokar; d) mendorong tumbuhnya industri hilir karet dalam negeri; e) memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam EU Deforestration Regulation; f) melakukan penguatan riset dan pengembangan industri hilir karet; serta g) membentuk Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Karet sebagai salah satu sumber pendanaan kegiatan-kegiatan untuk mempertahankan sustainability industri karet alam.
KARAKTERISTIK PETANI KARET DI KABUPATEN MUARA ENIM Alamsyah, Aprizal; Syarifa, Lina Fatayati; Nugraha, Iman Satra; Asywadi, Hajar
Warta Perkaretan Vol. 43 No. 2 (2024): Volume 43, Nomor 2, Tahun 2024
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.wp.v43i2.1003

Abstract

Kabupaten Muara Enim merupakan salah satu kabupaten yang berkontribusi menyumbang produksi karet di Sumatera Selatan. Hal tersebut juga didukung dari kegiatan pengembangan karet yang ada di kabupaten tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari program pemerintah yang pernah dilakukan seperti program Perkebunan Inti Rakyat (PIR) BUN, PPKR/SRDP dan Tree Crop Smallholder Development Project (TCSDP), karena sudah ada program pengembangan peremajaan karet secara baik maka penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik petani karet di Kabupaten Muara Enim terkait tingkat adopsi baik itu adopsi klon, jenis klon, pemupukan, pembentukan percabangan, sampai pada saat pemanenan. Penelitian ini dilakukan pada selang waktu Oktober-Desember 2023 dengan mengambil sampel delapan kecamatan yang ada di Kabupaten Muara Enim. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja karena lokasi tersebut menjadi salah satu sentra karet di Sumatera Selatan. Pengambilan data menggunakan Focus Group Discusion (FGD) dengan melibatkan perangkat desa dan petani baik kelompok maupun individu. Analisis data dilakukan dengan tabulasi dan deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian bahwa rata-rata luasan karet sebesar 1,38 ha, umur petani karet yang masih produkitf. Tingkat adopsi klon karet di Kabupaten Muara Enim sebesar 65%. Sedangkan untuk tingkat adopsi budidaya tanaman karet seperti lubang tanam, pemupukan sebesar 74,28%. Jika dilihat dari perawatan tanaman karet, petani belum seluruhnya mengetahui bagaimana pengendalian penyakit, melakukan pewiwilan yang baik dan pembentukan tajuk. Untuk tingkat adopsi sistem sadap tergolong cukup baik dengan tingkat adopsi datas 80%. Serta jika dilihat dari tingkat pendapatan petani karet pada umumnya pendapatan petani karet sudah mencapai diatas Rp2.000.000,00 per bulan. Hal tersebut juga petani meningkatkan pendapatan karet dari harga yang dihasilkan tergolong cukup baik karena sudah melakukan pemasaran terorganisir.
ANALISIS KETIMPANGAN PENDAPATAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PETANI KARET DI KECAMATAN BANYUASIN III KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN Nugraha, Iman Satra; Asywadi, Hajar; Alamsyah, Aprizal; Syarifa, Lina Fatayati; Antoni, Mirza; Adriani, Dessy
Warta Perkaretan Vol. 44 No. 1 (2025): Volume 44, Nomor 1, Tahun 2025
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.wp.v44i1.1065

Abstract

Perkebunan karet merupakan salah satu komoditas utama Provinsi Sumatera Selatan, dengan produksi terbesar di Indonesia, di mana 90% dihasilkan oleh petani karet rakyat. Selain itu, komoditas karet juga menyumbang devisa negara sebesar 109 triliun pada tahun 2021. Harga karet yang tidak stabil berdampak pada pendapatan petani karet rakyat. Pendapatan yang berfluktuasi menyebabkan distribusi pendapatan petani menjadi tidak stabil, sehingga mempengaruhi kemampuan petani dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Penelitian diperlukan untuk mengukur ketimpangan pendapatan terhadap tingkat kemiskinan di Kecamatan Banyuasin III. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2023 di Kecamatan Banyuasin III dengan menggunakan 42 petani sampel dari 4 Desa. Lokasi pengambilan sampel sengaja dipilih dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Banyuasin III merupakan salah satu penghasil karet di Kabupaten Banyuasin. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dan pengolahan data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan analisis rasio Gini untuk melihat tingkat ketimpangan pendapatan, sedangkan tingkat kemiskinan dinilai dengan menyamakan total pengeluaran petani sampel dengan beras. Karakteristik petani karet menunjukkan bahwa sebagian besar berpendidikan sekolah dasar, yaitu sebesar 55%, sementara sisanya tersebar di tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Mayoritas petani berusia 46-55 tahun, yaitu sebesar 36%. Berdasarkan temuan penelitian, tingkat ketimpangan di antara para petani karet masih tergolong rendah, dengan rasio Gini sebesar 0,29. Namun, jika dilihat dari garis kemiskinan, masih terdapat petani yang masuk dalam kategori paling miskin 5%, sangat miskin 2%, miskin 7% dan tidak miskin 86%. Upaya yang perlu dilakukan untuk menjaga ketimpangan pendapatan petani adalah menciptakan pasar yang transparan dan efisien, hilirisasi produk dan adanya dukungan dari para stakeholder.