Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

STRATEGI MENGHADAPI REGULASI BEBAS DEFORESTASI UNI EROPA (EUDR) PADA KARET ALAM BERKELANJUTAN Sahuri, Sahuri; Syarifa, Lina Fatayati; Akbar, Andrea; Tistama, Radite; Rahutomo, Suroso; Alamsyah, Aprizal
Warta Perkaretan Vol. 43 No. 1 (2024): Volume 43, Nomor 1, Tahun 2024
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.wp.v43i1.958

Abstract

Tulisan ini membahas strategi menghadapi European Union Deforestation-Free Regulation (EUDR) serta model produksi pada karet alam berkelanjutan. Uni Eropa (UE) telah menetapkan kebijakan baru yaitu EUDR dimana mencegah perusahaan-perusahaan mengekspor produk-produk yang terkait dengan deforestasi dan degradasi ke pasar Uni Eropa. Negara produsen dapat menerapkan model produksi karet alam yang berstandar untuk produksi karet alam berkelanjutan. Strategi yang dapat dilakukan oleh pelaku industri karet di Indonesia dalam menghadapi EUDR yaitu menyusun Joint Task Force dengan negara produsen lain melalui asosiasi internasional komoditas, menyusun platform sertifikasi produk untuk karet yang diakui oleh UE, melakukan dialog dan diplomasi guna pengakuan atas platform sertifikasi produk yang dibentuk. Selain itu, pemerintah harus mempercepat pendataan base perusahaan industri karet melalui Siperibun, mempercepat pendataan pekebun karet melalui e-STDB sebagai bahan traceability, menyusun dan menerapkan sertifikasi produk berkelanjutan serta memitigasi permasalahan komoditas dalam negeri terutama pada tingkat petani untuk menciptakan model produksi karet alam yang berkelanjutan.
Efisiensi Penggunaan Hara Kalium Dari Pupuk Kalium Berbahan Dasar Zeolit Alam Pada Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Menggunakan Media Tanah Gambut Anwar, Syaiful; Murtilaksono, Kukuh; Nugroho, Budi; Rahutomo, Suroso
Jurnal Penelitian Kelapa Sawit Vol 31 No 3 (2023): Jurnal Penelitian Kelapa Sawit
Publisher : Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v31i3.246

Abstract

Kalium merupakan hara makro yang paling banyak dibutuhkan kelapa sawit. Di sisi lain efisiensi pemupukan kalium pada lahan gambut rendah dikarenakan pencucian. Salah satu upaya meningkatkan efesiensi pemupukan kalium adalah melalui ameliorasi tanah gambut sekaligus merekayasa teknologi pupuk agar hara dapat diserap tanaman lebih efisien. Penelitian ini bertujuan menguji efisiensi pupuk kalium yang telah dimodifikasi menggunakan zeolit alam (pupuk zeka) pada bibit kelapa sawit menggunakan media tanam tanah gambut. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah (1) K0 = Kontrol/(tanpa pupuk); (2) K1 = pupuk standar (urea + TSP + KCl + dolomit); (3) K2 = urea + TSP + zeka-1 + dolomit; K3 = Urea + TSP + zeka-2 + Dolomit; dan K4 = urea + TSP + zeka-3 + dolomit. Hasil penelitian membuktikan bahwa secara umum pupuk zeka (K2-K4) menghasilkan pertumbuhan bibit, dan efisiensi penggunaan hara yang lebih tinggi dibanding perlakuan pemupukan standar (K1). Perlakuan terbaik (K3) menghasilkan pertumbuhan dan efisiensi hara paling tinggi. Tinggi dan diameter batang bibit, perlakuan K3 lebih besar dibanding K1, berturut-turut 7,7% dan 9,2% lebih tinggi. Selanjutnya, biomassa kering tajuk dan akar yang dihasilkan perlakuan K3 lebih tinggi berturut-turut 39,2% dan 33,9% dibanding perlakuan K1. Nilai agronomic efficiency, Apparent Recovery efficiency, Physiologycal efficiency dan Partial Faktor Productivity perlakuan K3 lebih tinggi berturut-turut 59,91%; 33,23%; 18,57% dan 39,16% dibanding K1.
GAGASAN PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA DANA PERKEBUNAN (BPDP) KARET UNTUK KEBERLANJUTAN INDUSTRI KARET ALAM INDONESIA: Gagasan Pembentukan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Karet untuk Keberlanjutan Industri Karet Alam Indonesia Syarifa, Lina Fatayati; RAHUTOMO, Suroso
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 42, Nomor 2, Tahun 2024
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v42i2.1009

Abstract

Industri karet alam Indonesia saat ini dihadapkan pada beberapa permasalahan besar yang saling mempengaruhi dan terus menurunkan kinerja industri ini, yaitu rendahnya harga karet, penurunan produksi, dan kendala ekspor. Untuk mempertahankan eksistensi dan daya saing industri karet alam Indonesia, perlu segera dibentuk Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Karet dengan cara memberlakukan pungutan dana cess dari ekspor karet alam serta ekspor/ impor barang jadi karet. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan justifikasi pembentukan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Karet dan potensi penghimpunan dana untuk kegiatan-kegiatan pendukung keberlangsungan industri karet alam nasional. Besaran pungutan dari ekspor karet alam disesuaikan dengan kondisi harga karet alam dunia. Pungutan ditetapkan secara progresif yaitu 0.5% pada harga free on board (FOB) USD 1.48-2.00/ kg, 1% pada harga FOB USD 2.01-3.00/kg, dan 2 % pada harga FOB > USD 3.00/kg. Apabila harga FOB < USD 1.48/kg, maka pungutan cess tidak diberlakukan (cut off) mengingat potensi dampak negatifnya terhadap semakin rendahnya harga di pasar domestik terutama jika pungutan ini sebagian besar ditransmisikan ke petani. Besaran pungutan untuk ekspor barang jadi berbasis karet diusulkan sebesar 0.2% dari nilai ekspor, sedangkan pada impor barang jadi diusulkan pada produk ban yaitu sebesar Rp 2.500,-/ EPU (Equaivalent Passanger Unit). Pada harga FOB saat ini sekitar USD 1.48/kg, total potensi dana yang terkumpul dari ketiga skema tersebut dapat mencapai Rp. 382,76 milyar per tahun. Dana yang terkumpul selanjutnya dapat dikelola BPDP Karet dengan porsi utama untuk peremajaan, sedangkan porsi lainnya untuk kegiatan seperti pengembangan industri hilir, promosi sustainability, R&D, pengembangan SDM karet, penguatan kelembagaan sosial dan ekonomi pekebun rakyat, pemenuhan syarat pasar internasional, dan berbagai kegiatan lainnya sesuai fungsi dari BPDP Karet.
ANALISIS SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI SUSTAINABILITY INDUSTRI KARET ALAM DI INDONESIA Syarifa, Lina Fatayati; AMALIA, Rizki; NURKHOIRY, Ratnawati; SITA, Kralawi; RAHUTOMO, Suroso; ASYWADI, Hajar
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 42, Nomor 2, Tahun 2024
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v42i2.1010

Abstract

Beberapa tahun terakhir ini, Industri karet alam Indonesia saat ini dihadapkan pada beberapa masalah utama yang saling berkaitan diantaranya yaitu rendahnya harga komoditas ini di pasaran global, penurunan produksi, dan kendala ekspor. Kajian ini dilakukan untuk menentukan langkah-langkah strategis dalam upaya mempertahankan sustainability industri karet alam Indonesia. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analisis SWOT terhadap kinerja industri karet alam nasional. Berdasarkan hasil analisis SWOT, sustainability industri karet nasional terletak pada kuadran IV (Stability), yang artinya bahwa pada saat ini kondisi industri karet alam nasional berada pada taraf hati-hati dikarenakan adanya tekanan dari faktor-faktor eksternal seperti harga karet yang terus menurun selama satu dekade terakhir, serangan penyakit pestalotiopsis, serta adanya pemberlakuan regulasi EUDR. Oleh karena itu disusun strategi yaitu: a) gerakan peremajaan karet yang sesuai kaidah good agricultural practices (GAP); b) melakukan perbaikan produksi dan produktivitas karet; c) melakukan upaya-upaya perbaikan dan peningkatan bagian harga karet yang diterima petani melalui efisiensi pemasaran bokar; d) mendorong tumbuhnya industri hilir karet dalam negeri; e) memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam EU Deforestration Regulation; f) melakukan penguatan riset dan pengembangan industri hilir karet; serta g) membentuk Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Karet sebagai salah satu sumber pendanaan kegiatan-kegiatan untuk mempertahankan sustainability industri karet alam.
DISTRIBUSI PERAKARAN KELAPA SAWIT DAN SIFAT FISIK TANAH PADA UKURAN LUBANG TANAM DAN APLIKASI TANDAN KOSONG SAWIT YANG BERBEDA Pradiko, Iput; Hidayat, Fandi; Darlan, Nuzul Hijri; Santoso, Heri; Winarna, Winarna; Rahutomo, Suroso; Sutarta, Edy Sigit
Jurnal Penelitian Kelapa Sawit Vol 24 No 1 (2016): Jurnal Penelitian Kelapa Sawit
Publisher : Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.028 KB) | DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v24i1.4

Abstract

This study was conducted to determine the root distribution and to analyze soil physical factors that affect roots development in different size of planting hole; standard (0.6 m x 0.6 m x 0.6 m), medium ((1 x 1 cm x 0.6 m) with 400 kg empty fruit bunches (EFB)/hole and 740 g urea/hole, and big (2.8 mx 2.8 mx 1 m) with 400 kg EFB/hole and 740 gr urea/hole. This study employed demonstration plot that used a non factorialrandomized block design (RBD) with three treatments (standard, medium, and big hole) and three replications. The results showed that total distribution of oil palm roots in standard, medium, and big planting 3 3 hole are respectively 28.60 g /dm ; 26.69 g/dm ; and 3 24.47 g/dm . Types of planting hole did not significantly affect primary root, but significantly affected secondary and tertiary root distribution. In big planting hole, oil palm has highest secondary and tertiary roots distribution than the others (up to 70%). Increasing ofpermeability, porosity, and decreasing of soil bulk density tends to increase root distribution, especially tertiary. Meanwhile, increase on soil water content is not followed by secondary and tertiary distribution, since booth root types more distributed in the upper soil layer. Better soil tillage; through big planting hole, can improve soil properties and optimizing development of secondary and tertiary roots.
PENYUSUNAN MODEL PENDUGAAN POLA PRODUKTIVITAS BULANAN KELAPA SAWIT BERDASARKAN JELUK DAN HARI HUJAN Pradiko, Iput; Rahutomo, Suroso; Ginting, Eko Noviandy; Siregar, Hasril Hasan
Jurnal Penelitian Kelapa Sawit Vol 25 No 3 (2017): Jurnal Penelitian Kelapa Sawit
Publisher : Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1995.393 KB) | DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v25i3.30

Abstract

Oil palm requires evenly distributed rainfall throughout the year to achieve optimum yield. This study was aimed to estimate monthly oil palm yield based on depth of rainfall and rainy days data. Yield data were collected from 12 years old of oil palm grown on mineral soils at 15 plantations in North Sumatra. The yield data were monthly data of 2016 and 2017 for database and comparison, respectively. Data of depth of rainfall and rainy days were from 2012-2016. Data were analysed using linear and non-linear correlation between depth of rainfall versus yield and rainy days versus yield at time lag of 0, 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, and 48 months. The results of correlation analysis were used to construct an equation model for estimating monthly yield patterns. Based on values of Root Mean Square Error (RMSE), MeanAbsolute Bias Error (MABE), and Mean Absolute Percentage Error (MAPE) between estimation and actual monthly yield of 2017, it could be conluded that estimation model based on rainy days were more accurate than when it was based on depth of rainfall. The values of RMSE, MABE, MAPE of estimation model based on rainy days were 0,337; 0,275; 15,482%, respectively; while based on depth of rainfall the values were 0,367; 0,296; 16,594%, respectively.
EFEK KEKERINGAN DAN GANGGUAN ASAP TERHADAP EKOFISIOLOGI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT DI SUMATRA SELATAN Syarovy, Muhdan; Pradiko, Iput; Listia, Eka; Darlan, Nuzul Hijri; Hidayat, Fandi; Winarna, Winarna; Rahutomo, Suroso
Jurnal Penelitian Kelapa Sawit Vol 25 No 3 (2017): Jurnal Penelitian Kelapa Sawit
Publisher : Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.781 KB) | DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v25i3.31

Abstract

Prolonged dry season, land fire, and haze disturbance occurred during El Niño 2015 in Indonesia. A study had been conducted to identify impacts of prolonged dry season and haze disturbance on ecophysiology of oil palm in Dawas Estate, South Sumatra. The study was conducted by collecting data of precipitation, visibility, oil palm fronds addition, rate of photosynthesis, Photosinthetically Active Radiation (PAR), and Elaeidobius kamerunicus activity on mature and immature palm before, during and after the incidence of drought and haze disturbance. T test was used for statistics analysis. The results showed that water deficit was recorded in July, August, September and October, it was 45, 92, 80, and 148 mm respectively. Dry month (precipitation was ≤ 60 mm) was 2 months, while dry spell occurred 3 times in June to July (33 days), August to September (42 days), and September to October (40 days). Haze disturbance occurred in August to November, it had decreased visibility to 80%. During drought stress and haze disturbance, there was decrease in fronds addition, photosynthesis rate and bunch productivity in following year. In addition, haze disturbance had decreased number of Elaeidobius kamerunicus visitting female flowers up to 95%.
DAMPAK MUKA AIR TANAH DAN AMELIORAN TERHADAP KELEMBAPAN TANAH, EMISI CO2 DAN PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA TANAH GAMBUT Winarna, Winarna; Yusuf, Muhammad Arif; Rahutomo, Suroso; Sutarta, Edy Sigit
Jurnal Penelitian Kelapa Sawit Vol 25 No 3 (2017): Jurnal Penelitian Kelapa Sawit
Publisher : Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.278 KB) | DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v25i3.32

Abstract

A field study on peat soil to investigate impacts of soil water table depth and soil ameliorant (steel sludge) had been carried out on mature oil palm. Three treatments of soil water table management and four rates of steel sludge application were applied in this study. Treatments of soil water table management were WLM1, WLM-2, and WLM-3, where soil water table depth was maintained at 35-50 cm, 60-75 cm, and >75 cm below the soil surface, respectively. Treatments of steel sludge were application of this soil ameliorant at the rate of 0; 3.15; 6.51; 9.86 kg tree-1. The study was arranged as split plot randomized block design by assigning soil water table management as main plot and rate of steel sludge as sub plot. Soil Data observed were actual soil water content, peat soil properties, CO2 emission, vegetative growth, and palm yield. The results showed that maintaining soil water table depth at < 75 cm could maintain actual soil moisture up to top parts of peat soil. On the other hand, deeper soil water table (>75 cm, WLM-3) caused significant effects on decreasing of soil moisture in the 0-10 cm layer of peat soil. CO2 emission was 37, 40, dan 45 ton ha-1 year-1 under WLM-1, WLM-2, and WLM-3, respectively. The drop of soil water table to >75 cm (WLM-3) significantly increased CO2 emission to about 11-18% higher than that on WLM-1 and WLM-2. Steel sludge application did not significantly decrease CO2 emission. The highest FFB yield was observed under WLM-1, then followed by WLM-2 and WLM-3. FFB yield was significantly higher when soil water depth was maintained at 35-75 cm than that at > 75 cm, it was 7-10% and 36-60% higher in 2014 and 2015, respectively. There were no significant effects of steel sludge application on FFB yield, but there was improvement on average bunch weight.
Variasi Dosis Pupuk Bioneensis pada Tanaman Kedelai Edamame (Glycine max (L) Merril) yang Ditanam Secara Tumpang Sari di Areal Tanaman Karet Hanafi, Muhammad; Sukariawan, Aries; Rahutomo, Suroso; Sakiah, Sakiah
Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 3 No. 1 (2025): Edisi Januari
Publisher : Ilmu Bersama Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56211/tabela.v3i1.758

Abstract

Memanfaatkan areal di gawangan karet dapat menambah penghasilan pada satuan luas areal tanah sebelum tanaman karet menghasilkan, yaitu dengan tumpang sari tanaman kedelai edamame. Bioneensis salah satu pupuk hayati yang mampu memperbaiki kesuburan tanah, didalamnya mengandung lebih dari 108 bakteri penambat N, pelarut P, dan penghasil IAA yang berfungsi sebagai plant growth promoting rhizobacteria (PGPR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis bioneensis yang optimal untuk pertumbuhan kedelai edamame yang ditanam secara tumpang sari pada areal tanaman karet. Penelitian dilaksanakan di kebun praktek komoditas karet, Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) pada bulan April hingga Agustus 2022. Penelitian disusun secara acak kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri atas empat taraf dan empat ulangan. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun majemuk dan indeks luas daun yang diamati pada minggu ke 4, 6 dan 8 setelah tanam. Data dianalisis menggunakan ANOVA pada α 5%, bila F hitung > F tabel, maka dilanjutkan dengan Uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan variasi dosis bioneensis berpengaruh nyata terhadap diamater batang pada 6 dan 8 minggu setelah tanam serta indeks luas daun yang diukur pada masa panen. Pemberian bioneensis dosis 2,5 Kg/m2, 5 Kg/m2 dan 10 Kg/m2 tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada semua parameter, dengan demikian dianjurkan menggunakan dosis bioneensis 2,5 Kg/m2 guna meningkatkan pertumbuhan edamame yang ditanam pada sela tanaman karet.