Penelitian ini menganalisis pengaruh simultan dan parsial dari pengeluaran pemerintah, tingkat pengangguran, dan ekspor terhadap kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara selama periode 2001 hingga 2021. Kemiskinan merupakan masalah serius yang terus menjadi tantangan di setiap negara, bahkan di negara maju , dan faktor-faktor ekonomi krusial ini perlu dikaji secara komprehensif untuk perumusan kebijakan yang efektif. Data sekunder bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara dan dianalisis menggunakan metode regresi berganda Ordinary Least Square (OLS). Hasil uji simultan (uji F) menunjukkan bahwa variabel pengeluaran pemerintah, pengangguran, dan ekspor secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Sumatera Utara, dengan nilai probabilitas F-statistik 0.000000 < 0.05. Adapun hasil uji parsial (uji t) mengungkapkan temuan sebagai berikut: Pengeluaran pemerintah berpengaruh negatif terhadap kemiskinan, tetapi pengaruhnya tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun anggaran dialokasikan, efektivitas program dan alokasi yang tepat sasaran masih perlu ditingkatkan agar dapat memberikan dampak nyata terhadap pengurangan kemiskinan. Tingkat pengangguran tidak menunjukkan pengaruh positif yang signifikan terhadap kemiskinan. Temuan ini menyiratkan adanya faktor lain yang lebih dominan dalam menentukan tingkat kemiskinan, seperti akses terhadap sumber daya ekonomi dan ketimpangan distribusi pendapatan.Di sisi lain, ekspor menunjukkan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kemiskinan, dengan probabilitas 0.0056 < 0.05. Hal ini menegaskan peran penting pertumbuhan sektor ekspor—terutama pada sektor perkebunan dan industri pengolahan—dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat untuk menekan angka kemiskinan. Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan bahwa pendekatan multidimensional diperlukan dalam merancang kebijakan ekonomi untuk mengatasi kemiskinan.