Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemberdayaan Unit Mahasiswa Melalui Pelatihan Pembuatan Produk dan Pendampingan Usaha Olahan Ikan Asap Sebagai Pangan Lokal Gorontalo Dewi, Ayu Bulan Febry Kurnia; Arbie, Fitriyan; Amalia, Mutia Reski; Utama, Deddy Alif; Maharani, Dyah Fitri; Ahmad, Rodiyatan Mardiyah R; Ntau, Liean A
Jurnal Abmas Negeri (JAGRI) Vol. 5 No. 1 (2024): Volume 5 Nomor 1 Juni 2024
Publisher : Sarana Ilmu Indonesia (salnesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36590/jagri.v5i1.884

Abstract

Data tracer study yang dilakukan oleh Poltekkes Gorontalo pada tahun 2021 menunjukkan bahwa 33,56% lulusan belum bekerja. Lulusan yang memiliki usaha sendiri masih sedikit yaitu 0,5%. Hal ini menunjukkan bahwa sedikitnya minat lulusan dalam memulai wirausaha yang saat ini menjadi salah satu pekerjan menjanjikan. Permasalahan yang dihadapi oleh calon wirausahawan yaitu ide, inovasi produk, sumber daya, manajemen, permodalan, produksi, pengemasan, pemasaran, hingga perijinan. Hal ini melatarbelakangi pengembangan kewirausahaan Poltekkes pelatihan pembuatan produk dan pendampingan usaha olahan ikan asap sebagai pangan lokal Gorontalo. Tujuan: Pengembangan kewirausahaan Poltekkes dengan pemberdayaan unit mahasiswa melalui pelatihan pembuatan produk dan pendampingan usaha olahan ikan asap sebagai pangan lokal Gorontalo. Metode pelaksanaan: Perekrutan mahasiswa melalui seleksi, diskusi penyadaran kewirausahaan, pelatihan pembuatan olahan ikan, pembuatan bisnis plan dan praktek pemasaran produk. Hasil yang dicapai yaitu terpilihnya 10 orang peserta melalui seleksi, tersusunnya 4 bisnis plan produk olahan ikan asap, terlaksananya diskusi motivasi kewirausahaan dengan menghadirkan narasumber dari Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo, adanya produk olahan ikan asap yang layak dipasarkan (Papica, Panada Tore, Sambal Roa, dan Basreng Roa), terlaksananya praktek pemasaran produk olahan ikan asap di Pojok Gizi HIMAJU, ruang Publik Gelanggang Remaja, secara digital. Selain itu peserta terfasilitasi pembuatan NIB (Nomor Induk Berusaha) dan sertifikat halal oleh Dinas Kumperindag. Simpulan: Pengabdian kepada masyarakat ini telah memberikan motivasi kewirausahaan, mendampingi pembuatan bisnis plan produk olahan ikan asap, pemberian pelatihan pembuatan produk olahan ikan asap serta praktek pemasarannya pada mahasiswa.
ANALISIS FAKTOR DETERMINAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS PILOLODAA KOTA GORONTALO napu, arifasno; Dewi, Ayu Bulan Febry Kurnia; Hadi, Novian Swasono
Darussalam Nutrition Journal Vol. 8 No. 2 (2024): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v8i2.11975

Abstract

Latar belakang: Stunting adalah kondisi gizi kurang dengan indikator TB/U yang mengindikasikan masalah gizi bersifat kronis. Hasil wawancara yang dilakukan dengan petugas gizi dari Puskesmas Pilolodaa diperoleh data bahwa penyebab stunting di wilayah tersebut disebabkan pemberian makan dan ASI eksklusif yang kurang tepat. Hal ini terkait dengan pendidikan ibu dan sosial ekonomi keluarga. Namun, saat ini hubungan pola pemberian makan dan ASI eksklusif terhadap kejadian stunting pada balita di Kelurahan Pilolodaa  masih belum diteliti.  Tujuan: Penelitian bertujuan menganalisis hubungan faktor determinan stunting yakni karakteristik ibu (usia, pendidikan, dan pekerjaan), penghasilan keluarga, pola pemberian makanan, dan pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian stunting di Kelurahan Pilolodaa. Metode: Metode yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross-sectional dengan teknik total sampling sejumlah 43 responden.. Penelitian dilakukan di Kelurahan Pilolodaa yang dilakukan  pada 26 Juni  hingga 7 Juli 2023. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan balita diukur tinggi badan  menggunakan microtoise yang dikonversikan ke dalam nilai terstandar (z-score). Data dianalisa menggunakan uji Spearmen’s Rho dengan signifikansi α=0,05. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan faktor determinan stunting balita yaitu karakteristik ibu (usia, pendidikan, dan pekerjaan) tidak signifikan p>0.05 terhadap kejadian stunting. Namun faktor pola pemberian makanan, pemberian ASI eksklusif, dan penghasilan keluarga menjadi determinan yang signifikan p<0.05 terhadap kejadian stunting. Simpulan: Terdapat hubungan pola pemberian makanan, pemberian ASI eksklusif, dan penghasilan keluarga terhadap kejadian stunting pada balita di kelurahan Pilolodaa Kota Gorontalo, sedangkan untuk karakteristik ibu (usia, pendidikan, status pekerjaan) tidak ada hubungan.
ANALISIS DAYA TERIMA PROKIES PADA BALITA GIZI BAIK DAN GIZI KURANG Napu, Arifasno; Pangalo, Paulus; Domili, Indra; Tumenggung, Imran; Marendra, Zulfito; Dewi, Ayu Bulan Febry Kurnia; Pomalingo, Anna Yuliastani; Alam, Raden Ayu Cahyaning
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 11, No 2 (2025): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v11i2.1562

Abstract

Bi’o is a traditional Gorontalo food for toddlers which predominantly contains carbohydrates because it is only made from sago and palm sugar. Cookies in a pot/pan while stirring until thick/cookies, cooled and then ready to be served. Bi’o modified from sago and palm sugar are added with HPI (hydrolysis of mackerel protein), eggs, butter, chocolate and chocochip into a dough, molded, baked for 30 minutes at 150 degrees Celcius and the results are called prokies (protein cookies). The objective of study was to analyze the acceptability of prokies for well-nourishe and malnourished toddlers. The method of study was experimental research design that analyzing the acceptability of prokies. The pediatrician performs a medical examination. There were 38 well-nourished toddler respondents 39 malnourished toddler who met the criteria. The results indicated that  the average acceptability for prokies in well-nourished toddlers on the firts day was 4.11±0.65 and on the thirtieth day 4.18±0.56, while malnutrition on the first day was 4.00±0.61 and on the thirtieth day 4.33±0,66 which showed there was no signifikan difference ( p value = 0,05). Likewise, the reason for score aceptance was because the taste, aroma, color and texture average >4.0. The conclution showed that  prokies were liked by normal nutrition and wasted nutrition toddlers because of  taste, aroma, color and texture that were eaten completely in the first day to the thirtieth day, so it can be used to overcame in nutritional problems.Bi’o merupakan makanan tradisional Gorotalo untuk balita, sebagian besar hanya mengandung karbohidrat karena terbuat dari sagu dan gula aren. Bi’o dimasak dalam panci/wajan sambil diaduk hingga kental/matang, didinginkan lalu siap dihidangkan. Bi’o yang dimodifikasi yakni menggunakan sagu dan gula aren ditambahkan dengan HPI (hidrolisis protein ikan tenggiri), telur, mentega, coklat dan chocochip menjadi adonan, dicetak, dipanggang selama 30 menit pada suhu 150 derajat Celcius dan hasilnya disebut prokies (protein cookies). Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis daya terima prokies pada balita gizi baik dan gizi kurang. Desain penelitian menggunakan penelitian eksperimental dengan menganalisis daya terima prokies. Dokter anak melakukan pemeriksaan kesehatan. Responden balita gizi baik berjumlah 38 orang dan balita gizi kurang ada 39 orang yang memenuhi kriteria. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kesukaan prokies balita gizi baik pada hari pertama adalah 4,11±0,65 dan pada hari ketiga puluh 4,18±0,56, sedangkan pada gizi kurang pada hari pertama adalah 4,00±0,61 dan pada hari ketiga puluh 4,33±0,66 yang menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan (p value = 0,05). Demikian pula, alasan kesukaan karena rasa, aroma, warna dan tekstur rata-rata >4,0. Kesimpulan menunjunkkan bahwa prokies disukai oleh balita gizi baik dan gizi kurang karena rasa, aroma, warna dan teksturnya serta dihabiskan sejak hari pertama hingga hari ketiga puluh sehingga dapat digunakan untuk mengatasi masalah gizi.