Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Protection for Victims of Domestic Violence Perpetrated by Military Members Dharmaputra, Rio Perdana; Prastopo, Prastopo; Prasetyo, Boedi
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 1 (2025): January 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i1.4322

Abstract

This study examines the protection of Domestic Violence (KDRT) victims perpetrated by military personnel in Indonesia. Domestic violence cases involving military members are complex issues requiring serious attention, as they encompass aspects of general criminal law and military disciplinary law. Based on Law No. 23 of 2004 on the Elimination of Domestic Violence and Law No. 25 of 2014 on Military Discipline, military personnel who commit domestic violence can be subjected to both criminal and disciplinary sanctions. The legal process for military domestic violence cases involves two pathways: the criminal pathway, managed by the police and prosecution, and the military disciplinary pathway, handled by the authorized superior. Besides law enforcement, this study highlights the importance of protecting victims’ rights, such as security, physical and psychological recovery, and legal support. However, there are several obstacles to victim protection, including the strong patriarchal culture, lack of understanding about domestic violence within the military, and the complexity of the legal enforcement process. This study recommends increasing awareness of domestic violence, strengthening support for victims, and improving legal procedures to make the protection of domestic violence victims more effective.
Imposing Additional Criminal Dismissals Against Military Who Commit Crimes of Domestic Violence Budhi, Reza Santya; Prastopo, Prastopo; Edwin, Edwin
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 1 (2025): January 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i1.5023

Abstract

Domestic violence (KDRT) is a serious social issue, including within the Indonesian military. Cases of domestic violence committed by military personnel not only affect the victims but also impact the overall reputation of the military institution. This study aims to analyze the handling of domestic violence cases by military personnel and to explore the process of imposing additional criminal penalties in the form of dismissal for offenders within the military environment. Using a normative juridical research method, this study focuses on the application of laws in Indonesia, particularly Law Number 23 of 2004 on the Elimination of Domestic Violence and Law Number 25 of 2014 on Military Discipline.The research findings indicate that handling domestic violence cases in the military poses unique challenges due to the duality of legal systems between general criminal law and military discipline law. In addition, there are social barriers such as stigma against victims and fear that hinder case disclosure. The imposition of additional criminal penalties, such as dismissal, serves as a key sanction to maintain military integrity and discipline, where the dismissal is aimed at creating a deterrent effect and protecting the victim. The dismissal process not only encompasses aspects of criminal law but also involves formal and hierarchical internal military mechanisms.This study highlights the need for reform in the military justice system, particularly in addressing domestic violence cases, and emphasizes the importance of raising awareness and providing support to victims of domestic violence within military families. Strengthening legal protection and applying strict sanctions are expected to reduce the incidence of domestic violence in the military environment and improve justice for victims.
Analisa Yuridis Penyelesaian Tindak Pidana Kekerasan dalam Rumah Tangga yang Pelakunya Militer Melalui Keadilan Restoratif Huri, Sapwan; Prastopo, Prastopo; Jaeni, Ahmad; Hifni , Muchammad
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2025): COMSERVA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v5i2.3209

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengeksplorasi, menemukan, dan menganalisis dasar pemikiran penyelesaian perkara tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yang pelakunya militer melalui keadilan restoratif dan untuk menentukan parameter tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yang dapat diselesaikan melalui keadilan restoratif. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan menggunakan data Sekunder meliputi bahan-bahan hukum primer, sekunder serta tersier yang digunakan sebagai bahan pendekatan dalam penelitian. Data penelitian dianalisis secara kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif preskriptif. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini didapati dua kesimpulan. Pertama, dasar pemikiran penyelesaian tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yang pelakunya militer sebaiknya diselesaikan melalui mekanime keadilan restoratif karena telah mempunyai landasan filosofis berdasarkan sila ke-4 Pancasila dan landasan yuridis yaitu Pasal 71 ayat (1) huruf i UU No 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, Pasal 5 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 tahun 2024 tentang pedoman mengadili perkara pidana berdasarkan keadilan restoratif serta Surat edaran Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2024 Huruf d angka 2 tentang Penerapan keadilan restoratif (Resoratve Justitice) terhadap prajurit TNI yang melakukan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga. Kedua, Parameter tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga dilakukan oleh militer yang dapat diselesaikan melalui keadilan restorative adalah apabila merupakan delik aduan delik aduan korban mencabut aduannya, terdapat persetujuan antara korban dengan terdakwa, dalam hal korban adalah suami/istri sudah hidup rukun kembali dan korban baru pertama kali melakukan tindak pidana ini.
Legal Protection for Pharmacists in Performing Pharmaceutical Work, Specifically the Management of Narcotic, Psychotropic, and Precursor Drugs in Healthcare Facilities Rifai, Ibnu Shina; Prastopo, Prastopo
JURNAL HUKUM SEHASEN Vol 11 No 2 (2025): Oktober
Publisher : Fakultas Hukum Dehasen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jhs.v11i2.7310

Abstract

The management of narcotics, psychotropics, and precursor drugs in healthcare facilities is a highly sensitive area prone to abuse. Pharmacists, as healthcare professionals responsible for managing these medications, play a crucial role in ensuring the availability, safety, and appropriate use of drugs for patients. However, in carrying out their duties, pharmacists often face various ethical and legal dilemmas and challenges. On the one hand, pharmacists must ensure that patients receive the right medication according to their medical needs. On the other hand, they must also comply with applicable laws and regulations, which are stringent and complex, regarding the handling of narcotics, psychotropics, and precursors. In some cases, pharmacists may even become entangled in legal issues due to actions taken in the course of their professional duties. Therefore, legal protection for pharmacists in performing pharmaceutical work, especially in managing drugs containing narcotics, psychotropics, and precursors, is crucial. With adequate legal protection, pharmacists can carry out their professional duties more professionally, responsibly, and without fear of legal repercussions. Ultimately, this will positively impact the improvement of healthcare quality for the public
Penguatan Regulasi dalam Pencegahan Kecurangan (Fraud) pada Progam Jaminan Kesehatan Nasional:: Perspektif Governance, Risk, and Compliance (GRC) Probowati, Dina Puspita; Arimbi, Diah; Prastopo, Prastopo; Edwin, Edwin
Indonesian Research Journal on Education Vol. 4 No. 4 (2024): irje 2024
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/irje.v4i4.1386

Abstract

Sejak operasional BPJS Kesehatan pada 1 Januari 2014, seiring berjalannya program JKN membawa dampak pada peningkatan akses layanan Kesehatan di seluruh fasilitas Kesehatan pada semua segmen Peserta JKN, sehingga mendorong peningkatan biaya manfaat kesehatan di fasilitas kesehatan Pemerintah maupun swasta. Program JKN juga memberikan proteksi finansial kepada peserta JKN dalam hal kepastian pembiayaan pelayanan kesehatan yang telah diterima oleh peserta tersebut. Program JKN telah memberikan pembiayaan pelayanan kesehatan kepada peserta JKN dari awal berdirinya di tahun 2014 hingga tahun 2022 sebesar Rp 753,49 Trilliun. Dalam perjalanan satu dasawarsa operasional program JKN, program ini dihadapkan pada beberapa tantangan antara lain risiko fraud yang memiliki dampak bagi keberlangsungan program JKN yaitu kerugian finansial, merusak reputasi organisasi, mengganggu operasional jaminan pelayanan Kesehatan, serta konsekuensi hukum dan regulasi berupa sanksi dan denda. Prinsip GRC membantu dalam mengidentifikasi dan melakukan mitigas risiko fraud pada Program JKN. Prinsip GRC menjadi strategi dalam pencegahan dan penanganan fraud melalui langkah-langkah pencegahan yang tepat dan menerapkan pengendalian internal untuk mengurangi peluang terjadinya fraud. Selain itu dari perspektif kepatuhan akan memastikan bahwa prosedur dan kebijakan telah diterapkan dan dipatuhi oleh semua pihak terkait. Melihat dampak- dampak tersebut menunjukan pentingnya pencegahan dan penanganan fraud yang efektif melalui kerangka Good Governance, Risk Management and Compliance.Tulisan ini memaparkan analisa penerapan prinsip GRC (Governance, Risk, and Compliance) sebagai strategi pencegahan dan penanganan fraud dalam Program JKN dari perspektif kepatuhan (governance), identifikasi risiko (risk), dan kepatuhan terhadap peraturan (compliance).Metode penelitian: yuridis normatif dengan metode penelitian deskriptif. Implementasi prinsip GRC dalam pencegahan dan penanganan fraud Program JKN merupakan pendekatan yang efektif dalam meningkatkan integritas dan perlindungan hukum Program JKN. Pengendalian internal memainkan peran sentral dalam penerapan strategi GRC untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani fraud dengan efisiensi. Penguatan regulasi berperan dalam pencegahan kecurangan (fraud) khususnya meminimalkan risiko kepatuhan.
Implikasi Hukum Perlindungan Konsumen Terhadap Penggunaan Kecerdasan Buatan (Artificial Inteligent) Dalam Penegakan Diagnosis Pasien di Rumah Sakit Sastria, Evan; Prastopo, Prastopo; Mulyono, Mulyono; Prasetyo, Boedi
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jcm.v3i1.3640

Abstract

Artikel ini membahas implikasi hukum perlindungan konsumen terkait penggunaan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam penegakan diagnosis pasien di rumah sakit. Seiring dengan meningkatnya peran teknologi AI dalam sektor kesehatan, yang meningkatkan akurasi diagnosis dan efisiensi operasional, penting untuk membahas kerangka hukum yang mengatur hak dan perlindungan konsumen. Penelitian ini menganalisis regulasi dan pedoman yang ada seputar aplikasi AI dalam layanan kesehatan, berfokus pada tanggung jawab penyedia layanan kesehatan dalam memastikan keselamatan pasien dan informed consent (persetujuan berdasarkan informasi). Melalui tinjauan literatur dan analisis kasus, makalah ini mengidentifikasi potensi risiko yang terkait dengan diagnosis berbasis AI, termasuk masalah tanggung jawab hukum, akuntabilitas, dan transparansi. Lebih lanjut, artikel ini membahas kebutuhan akan kerangka hukum yang kuat untuk melindungi konsumen dari malpraktik dan memastikan standar etika dalam implementasi AI. Temuan ini menyoroti perlunya kolaborasi antara ahli hukum, profesional kesehatan, dan pengembang teknologi untuk menetapkan undang-undang perlindungan konsumen yang komprehensif yang dapat beradaptasi dengan lanskap AI yang terus berkembang dalam layanan kesehatan.
Penyelesaian Sengketa Medis Pasca Disahkannya Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 Sari, Kumala; Prastopo, Prastopo; Bungin, Sator Sapan
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jcm.v5i2.3741

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyelesaian sengketa medis pasca disahkannya Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023. Undang-undang ini membawa perubahan signifikan dalam regulasi layanan kesehatan di Indonesia, termasuk mekanisme penyelesaian sengketa medis. Dalam konteks ini, penelitian ini mengkaji bagaimana implementasi UU tersebut mempengaruhi proses penyelesaian sengketa antara pasien dan tenaga medis, serta antara tenaga medis dengan lembaga kesehatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan analisis studi kasus dari berbagai sengketa medis yang terjadi setelah UU Kesehatan diundangkan. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan praktisi hukum, tenaga medis, dan pasien, serta analisis dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun UU Kesehatan 17/2023 menyediakan kerangka hukum yang lebih jelas, tantangan tetap ada dalam hal penegakan hukum dan sosialisasi kepada semua pihak terkait. Temuan ini menyoroti perlunya peningkatan pemahaman dan kesadaran di kalangan tenaga medis dan pasien tentang hak dan kewajiban mereka, serta pentingnya adanya mekanisme mediasi yang efektif. Selain itu, penelitian ini merekomendasikan pengembangan sistem penyelesaian sengketa yang lebih terintegrasi dan berbasis teknologi untuk mempermudah akses bagi pihak-pihak yang terlibat. Dengan demikian, UU Kesehatan 17/2023 dapat berfungsi secara optimal dalam menciptakan lingkungan medis yang lebih aman dan transparan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan kebijakan kesehatan yang lebih baik di Indonesia.
Analisis Peran Polri Saat Negara dalam Keadaan Darurat Militer Kharisma, M. Zendi; Prastopo, Prastopo; Makbul, A.
Wajah Hukum Vol 9, No 2 (2025): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/wjh.v9i2.1863

Abstract

Polri's main responsibilities are to uphold public security and order, enforce the law, and provide protection and services to the public. During martial law and wartime, Polri functions as a State Defense Resource to carry out state defense operations. This study seeks to explain the function of Polri during Martial Law, drawing lessons from the implementation of Martial Law in Aceh. The Polri has a dual role, particularly a special function in assisting military operations, with deployment through mobilization to augment and improve the strength and capabilities of the TNI. Polri's role is to enforce the law and maintain security in areas under martial law, by ensuring compliance with applicable laws and regulations. This research utilizes a data collection strategy that involves information gathered through interviews and document analysis from various relevant sources. The conclusion that can be drawn is that it is imperative to consider the future role of Polri in the context of martial law and states of emergency, with regard to the regulation of duties, powers, and responsibilities, as well as the strategies employed by Polri. Effective law enforcement can provide a deterrent effect, suppress insurgents, and simultaneously gain legitimacy and public support. This research aims to enable Polri to participate in the implementation of Military Operations in the future.
Analisa Yuridis Penyelesaian Tindak Pidana Kekerasan dalam Rumah Tangga yang Pelakunya Militer Melalui Keadilan Restoratif Huri, Sapwan; Prastopo, Prastopo; Jaeni, Ahmad; Hifni , Muchammad
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2025): COMSERVA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v5i2.3209

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengeksplorasi, menemukan, dan menganalisis dasar pemikiran penyelesaian perkara tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yang pelakunya militer melalui keadilan restoratif dan untuk menentukan parameter tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yang dapat diselesaikan melalui keadilan restoratif. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan menggunakan data Sekunder meliputi bahan-bahan hukum primer, sekunder serta tersier yang digunakan sebagai bahan pendekatan dalam penelitian. Data penelitian dianalisis secara kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif preskriptif. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini didapati dua kesimpulan. Pertama, dasar pemikiran penyelesaian tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yang pelakunya militer sebaiknya diselesaikan melalui mekanime keadilan restoratif karena telah mempunyai landasan filosofis berdasarkan sila ke-4 Pancasila dan landasan yuridis yaitu Pasal 71 ayat (1) huruf i UU No 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, Pasal 5 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 tahun 2024 tentang pedoman mengadili perkara pidana berdasarkan keadilan restoratif serta Surat edaran Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2024 Huruf d angka 2 tentang Penerapan keadilan restoratif (Resoratve Justitice) terhadap prajurit TNI yang melakukan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga. Kedua, Parameter tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga dilakukan oleh militer yang dapat diselesaikan melalui keadilan restorative adalah apabila merupakan delik aduan delik aduan korban mencabut aduannya, terdapat persetujuan antara korban dengan terdakwa, dalam hal korban adalah suami/istri sudah hidup rukun kembali dan korban baru pertama kali melakukan tindak pidana ini.