Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan oleh pria dan wanita yang masih berada dibawah umur. Pemerintah menetapkan usia ideal menikah diatas 19 tahun. Namun dalam praktiknya didalam masyarakat sekarang ini masih banyak dijumpai sebagian masyarakat yang melangsungkan pernikahan di usia muda atau di bawah umur. Berdasarkan data badan pusat statistik menurut Provinsi tahun 2022 proporsi WUS yang berstatus kawin atau berstatus hidup bersama sebelum umur 18 tahun di Provinsi lampung sebanyak 8,14%, sehingga Provinsi Lampung berada di urutan ke 8 dari 34 Provinsi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap Wanita Usia Subur (WUS) terhadap Pernikahan Usia Dini di Wilayah Kelurahan Pidada Kecamatan PanjangKota Bandar Lampung. Desain penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Dilakukan dari mei sampai dengan juni terhadap 109 orang responden dimana pengumpulan data menggunakan kuesioner kemudian dianalisa dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi karakteristik, pengetahuan dan sikap. Data dianalisis menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis berdasarkan hasil analisis bivariat bahwa ada hubungan yang signifikan pengetahuan di dapatkan nilai (p value=0,000 dan sikap di dapatkan nilai (p value=0,000) terhadap pernikahan usia dini.Pengetahuan yang kurang dan sikap negatif dari WUS berhubungan dengan terjadinya pernikahan usia dini di wilayah kelurahan pidada kecamatan panjang kota Bandar lampung. Saran diharapkan puskesmas wilayah setempat dapat mengedukasi Wanita Usia Subur (WUS) khususnya yang berada di wilayah kelurahan pidada kecamatan panjang tentang dampak negatif yang akan terjadi dari pernikahan yang dilakukan di usia dini. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap ,Pernikahan Usia Dini, WUS ABSTRACT Early marriage is a marriage carried out by men and women who are underage. The government's ideal age to marry is over 19 years. However, in practice in today's society there are still many people who marry at a young age or underage. Based on statistical center data by Province in 2022 the proportion of WUS who were married or living together before the age of 18 in Lampung Province was 8.14%, so that Lampung Province was ranked 8th out of 34 Provinces. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and attitudes of women of childbearing age (WUS) towards early marriage in the Pidada Village area, Panjang District, Bandar Lampung City. The research design was carried out quantitatively with a cross sectional approach. It was carried out from May to June for 109 respondents where data was collected using a questionnaire and then analyzed and presented in the form of a distribution table of characteristics, knowledge and attitudes. Data were analyzed using the Chi Square test The results of the research conducted by the authors based on the results of bivariate analysis show that there is a significant relationship between knowledge and values (p value = 0.000) and attitudes (p value = 0.000) to early marriage. Lack of knowledge and negative attitudes from WUS are related to the occurrence of early marriages in the Kelurahan Pidada Panjang sub-district, Bandar Lampung cit Suggestions are that local community health centers can educate women of childbearing age (WUS), especially those in the Pidada sub-district, Panjang subdistrict, about the negative impacts that will happen from marriages carried out at an early age. Keywords: Knowledge, Attitudes, Early Marriage, WUS