Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Ners

Analisis Status Mutu dan Strategi Pengolahan Pencemaran Air Laut di Perairan Wisata Bahari Teluk Yos Sudarso Kota Jayapura Provinsi Papua Suhartawan, Bambang; Daawia, Daawia; Walukow, Auldry F.
Jurnal Ners Vol. 9 No. 3 (2025): JULI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i3.46119

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air laut berdasarkan baku mutu air laut untuk Wisata Bahari sesuai Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2021 dan menentukan status mutu berdasarkan Indeks Kualitas Air Laut (IKAL) sesuai Peraturan Menteri LHK RI Nomor 27 Tahun 2021. Pengambilan sampel dilakukan pada September hingga Desember 2024 di tujuh stasiun penelitian kawasan wisata Teluk Yos Sudarso menggunakan teknik purposive sampling. Parameter yang dianalisis meliputi Total Padatan Tersuspensi (TSS), Oksigen Terlarut (DO), Minyak dan Lemak (ML), Amoniak Total (AT), dan Orto-Fosfat (OF). Hasil penelitian menunjukkan nilai TSS berkisar 16-115 mg/L dengan 71,43% stasiun melebihi baku mutu (20 mg/L); DO berkisar 5,3-6,7 mg/L dengan 100% stasiun memenuhi baku mutu (≥5 mg/L); ML berkisar 0,7-6,6 mg/L dengan 85,71% stasiun melebihi baku mutu (1 mg/L); AT berkisar 0,14-0,66 mg/L dengan 100% stasiun melebihi baku mutu (0,02 mg/L); dan OF berkisar 0,01-0,08 mg/L dengan 57,14% stasiun melebihi baku mutu (0,015 mg/L). Berdasarkan perhitungan IKAL, dua stasiun (28,57%) termasuk kategori "Baik" (Pantai Base-G dan Pantai Dok 2), tiga stasiun (42,86%) kategori "Sedang" (Pantai Yakoba, Pantai Ciberi, dan Pantai Pasir II Holtekamp), dan dua stasiun (28,57%) kategori "Kurang" (Pantai Hamadi dan Pantai Holtekamp). Secara keseluruhan, kualitas air laut di perairan Teluk Yos Sudarso belum optimal untuk mendukung aktivitas wisata bahari. Parameter TSS, ML, dan AT menjadi kontributor signifikan terhadap rendahnya nilai IKAL, mengindikasikan tekanan antropogenik yang tinggi. Disarankan pengelolaan kawasan melalui pendekatan zonasi berdasarkan status mutu air, pengendalian sumber pencemaran, pemantauan kualitas air secara berkala, peningkatan edukasi dan partisipasi masyarakat, serta pengembangan infrastruktur pendukung wisata ramah lingkungan.