Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Indikator-Indikator Yang Menginspirasi Motivasi Kerja Guru di SMA Negeri 1 Maniamolo Hondo, Wantri; Rajagukguk, Rismawati P.; Situmeang, Wesli H.; Samosir, Lustani; Sitompul, Arip Surpi
Jurnal Christian Humaniora Vol 8, No 1 (2024): Mei
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jch.v8i1.2035

Abstract

Prinsip motivasi kerja guru agar lebih bermakna dijelaskan oleh pemikiran bahwa motivasi kerja mempunyai implikasi bukan hanya bagi pererangan namun juga bagi organisasi dan masyarakat secara keseluruhan. Sebagai salah satu pemain kunci dalam proses pembelajaran, perilaku guru sangatlah penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Yang ditekankan adalah peran guru dalam proses pengajaran dan secara umum sebagai organisasi yang memiliki komitmen kuat terhadap proses pengajaran di sekolah. Tujuan kajian ini yaitu untuk memahami karakteristik setiap variabel-variabel yang menginspirasi motivasi kerja guru SMA Negeri 1 Maniamolo. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif karena memakai metode observasi lapangan, wawancara, dan dokumentasi sebagai sumber data. Interpretasi dan analisis data pada kajian ini ditampilkan dalam bentuk format teori. Salah satu faktor yang menginspirasi motivasi guru SMA Negeri 1 Maniamolo adalah kompensasi yang sesuai, peluang untuk promosi, pengakuan atas kinerja, serta lingkungan kerja yang nyaman dan aman dapat memengaruhi motivasi kerja guru.
Kedatangan Yesus Kristus di Awan-Awan (Analisis Wahyu 1:7) Siregar, Cansui; Gultom, Rogate A.T.; Situmeang, Wesli H.
Areopagus : Jurnal Pendidikan Dan Teologi Kristen Vol 22, No 1 (2024): Maret
Publisher : IAKN Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/ja.v22i1.2545

Abstract

Yohanes menggambarkan dalam Wahyu 1:5 berkenaan dengan pribadi Yesus dalam kemuliaan-Nya. Pada bagian akhir dari ayat 5 menunjukkan siapa Dia bagi gereja-Nya, bagi Israel, dan bagi seluruh ciptaan. Dalam 1:7 Yohanes memberitahukan bagaimana kedatangan-Nya yang kedua kali akan terjadi dan peristiwa yang mengikutinya. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif, penelitian ini menyajikan tentang kedatangan Yesus dengan awan-awan dalam kemuliaan-Nya pada kedatangan yang kedua. Yesus akan menunjukkan kepada dunia bahwa hanya Dia yang dapat memenuhi tujuan teokratis bagi dunia ini. Sebagai Raja dan Hakim teokratis (raja yang mewakili Allah di bumi), Ia akan memenuhi tujuan yang Allah maksudkan bagi Adam (semula), manusia pertama yang mewakili Tuhan di bumi.
Analisis Implementasi Kode Etik Guru PAK Di SMK Swasta Kristen BNKP Teluk Dalam Dan Pengaruhnya Terhadap Budaya Kerja Hondo, Wantri; Rajagukguk, Rismawati P.; Situmeang, Wesli H.; Samosir, Lustani; Sitompul, Arip Surpi
Jurnal Christian Humaniora Vol 8, No 2 (2024): November
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jch.v8i2.2456

Abstract

Kode Etik Guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) berfungsi sebagai pedoman yang mengarahkan dalam upaya menciptakan budaya kerja yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan kode etik yang diterapkan oleh guru PAK dan dampaknya terhadap budaya kerja. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan merekam wawancara dengan 10 guru PAK serta melakukan observasi di SMK Swasta Kristen BNKP Teluk Dalam. Data yang terkumpul kemudian diproses dengan teknik transkripsi, di mana teks lisan diubah menjadi bentuk tertulis. Proses selanjutnya adalah reduksi, di mana teks yang relevan dipertahankan sedangkan yang tidak relevan dibuang. Hasil dari reduksi ini kemudian diindeks dan disajikan sebagai data untuk diolah dan dianalisis. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kode etik berdampak pada budaya kerja yang menonjolkan aspek-aspek integritas, profesionalisme, tanggung jawab, dan keteladanan. Namun, budaya inovasi menjadi aspek yang kurang berkembang di kalangan guru PAK, terutama karena adaptasi terhadap teknologi informasi dan komunikasi yang berjalan lambat. Hal ini berpotensi memengaruhi kompetensi dan pengembangan kompetensi para guru.
Development of a Participatory Community Education Management Model in the Implementation of Social Policy, Tarutung 2025 Situmeang, Wesli H.; Panjaitan, Binur; Pasaribu, Andar Gunawan
the International Journal of Education, Theology, and Humanities Vol. 4 No. 2 (2025): June 2025
Publisher : LPPM IAKN Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/ijeth.v4i2.32

Abstract

This research aims to Analyse the gap between social policy and the implementation of community participation in village deliberations, Identify the main obstacles that lead to low community involvement in village decision-making, Develop and test the effectiveness of the Participatory Education Management Model as an innovative approach to increase community participation in social policy, Evaluate changes in communication patterns and the quality of citizen proposals after the model is implemented, Develop participatory education-based policy recommendations to increase transparency and democracy in village social policy management. This research uses a pure qualitative approach with Borg & Gall's Research and Development (R&D) method, as well as the Dick & Cerey to systematically develop and test the model. Data were collected through a literature study of regulations related to social policy and community participation. In-depth interviews with villagers, village heads, community leaders, and village officials. Direct observation in village meetings before and after the model was implemented. Focus group discussions (FGDs) to identify barriers, evaluate the effectiveness of the model, and develop policy recommendations. Thematic analysis to explore patterns of change in community participation in village meetings. Data Triangulation to compare results from different sources and ensure the validity of findings. Before the model was implemented, community participation was only around 20%, after the model was implemented it increased to 60%. Women and youth are more actively involved where previously women's participation was only 10% and youth 5%, after the model was implemented it increased to 45% and 35%, the quality of community proposals is more data and fact-based and after receiving participatory education, residents are more confident in preparing proposals based on real needs and village social policies, village officials are more open to the aspirations of residents where before the model was implemented, decisions in village meetings were dominated by the village head and village officials. After the model was implemented, village officials were more active in listening to and considering villagers' proposals. The model is effective in improving transparency and democracy in village social policy, so participatory education is proven as an approach that can strengthen deliberation-based decision-making.