Javanese village communities face challenges in economic, educational, and technological aspects. The gap with urban communities is evident in terms of income, education, and use of technology. Villages in Malaysia rely heavily on traditional sectors, such as agriculture, which makes them vulnerable to economic downturns. In addition, their skills are not always relevant to the modern workforce, and limited market access limits local economic development. Some of the proposed solutions to address these challenges include economic empowerment through entrepreneurship and digitalization training, vocational skills development, and strengthening marketing networks. This program is expected to improve community competency in digital marketing technology and e-commerce, enable local products to reach wider markets, and open up new business opportunities in the village. This program also uses a collaborative approach involving local governments, educational institutions, and e-commerce communities to support the success of the program. To increase productivity, appropriate technology will be introduced in the fields of agriculture, animal husbandry, packaging, and financial management, which are expected to help village communities achieve their economic desires. Overall, this activity has succeeded in creating an ecosystem that supports sustainable community empowerment. Solid collaboration between the community, program implementers, and other stakeholders is the main key to the success of this activity. By continuing to run the desired program, it is hoped that the people of Kampung Jawa Hulu Langat will be able to achieve a better level of prosperity and high competitiveness in the future.ABSTRAKMasyarakat kampung jawa menghadapi tantangan dalam aspek ekonomi, pendidikan, dan teknologi. Ketimpangan dengan masyarakat perkotaan tampak dalam hal pendapatan, pendidikan, dan pemanfaatan teknologi. Desa-desa di Malaysia sangat bergantung pada sektor-sektor tradisional, seperti pertanian, yang membuat mereka rentan terhadap fluktuasi ekonomi. Selain itu, keterampilan mereka tidak selalu relevan dengan dunia kerja modern, dan keterbatasan akses pasar membatasi perkembangan ekonomi lokal. Beberapa solusi yang diusulkan untuk mengatasi tantangan ini meliputi pemberdayaan ekonomi melalui pelatihan kewirausahaan dan digitalisasi, pengembangan keterampilan vokasional, serta penguatan jaringan pemasaran. Program ini diharapkan meningkatkan kompetensi masyarakat dalam teknologi pemasaran digital dan e-commerce, memungkinkan produk lokal menjangkau pasar lebih luas, dan membuka peluang usaha baru di desa. Target luaran mencakup peningkatan penggunaan platform digital dan pendapatan masyarakat, serta terbentuknya usaha mikro. Metode pelaksanaan melibatkan sosialisasi, pelatihan digital dan vokasional, pendampingan usaha, serta evaluasi dan monitoring untuk memastikan efektivitas program. Program ini juga menggunakan pendekatan kolaboratif dengan melibatkan pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan komunitas e-commerce untuk mendukung keberhasilan program. Untuk meningkatkan produktivitas, teknologi tepat guna akan diperkenalkan dalam bidang pertanian, peternakan, pengemasan, dan pengelolaan keuangan, yang diharapkan membantu masyarakat desa mencapai keberlanjutan ekonomi. Secara keseluruhan, kegiatan ini berhasil menciptakan ekosistem yang mendukung pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. Kolaborasi yang solid antara masyarakat, pihak pelaksana program, dan pemangku kepentingan lainnya merupakan kunci utama dalam keberhasilan kegiatan ini. Dengan terus menjaga keberlanjutan program, diharapkan masyarakat Kampung Jawa Hulu Langat mampu mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik dan berdaya saing tinggi di masa depan.