Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA YANG RASIONAL SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN RESISTENSI ANTIBIOTIKA: Increasing Public Knowledge About the Rational Use of Antibiotics Is Part of Efforts to Prevent Antibiotic Resistance Susanti*, Irma; Octavia, Devi Ristian; Wahyudi, Afiv; Ramadhani, Bagus Maulana
JAMAS : Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2024)
Publisher : Forind Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62085/jms.v2i3.134

Abstract

Antibiotik merupakan obat yang termasuk kategori obat keras yang harus didiberikan dengan resep dokter, penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat menyebabkan resistensi. Penggunaan antibiotik yang rasional di Indonesia khususnya di Jawa Timur masih belum sesuai dengan nilai parameter yang ditetapkan World Health Organization. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penggunaan antibiotik yang rasional. Metode yang digunakan pada pengabdian masyarakat ini yaitu dengan metode ceramah dan membagikan brosur. Hasil dari pelaksanaan pengabdian masyarakat tentang penggunaan antibiotik yang rasional sebagian upaya pencegahan resistensi antibiotika di Desa Paji Kabupaten Lamongan, didapatkan hasil peningkatan pengetahuan responden setelah mendapatkan edukasi tentang penggunaan antibiotik yang rasional.
Efektifitas Edukasi Diabetes di Apotek Pasadena Desa Miru terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Wahyudi, Afiv; Ayuning Tiyas, Danur Sukma; Putra Pratama, Faqrel Anugerah; Ayunda, Abelita Septya; Putri, Brylianti Eka; Rahman, Faisal; Rahmandari, Imanda Dyah
Jurnal Abdimas Saintika Vol 7, No 1 (2025): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v7i1.3177

Abstract

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit tidak menular dengan prevalensi tinggi di Indonesia dan dapat menyebabkan komplikasi serius apabila tidak ditangani dengan tepat. Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai faktor risiko, gejala, dan pencegahan diabetes menjadi salah satu penyebab meningkatnya jumlah penderita, terutama di wilayah pedesaan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Apotek Pasadena, Desa Miru, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang diabetes melitus. Kegiatan dilakukan dalam bentuk penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah interaktif dan pembagian leaflet kepada 25 responden. Evaluasi dilakukan melalui pengukuran tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Hasil menunjukkan bahwa sebelum kegiatan, sebanyak 21 responden (84,0%) memiliki tingkat pengetahuan rendah, dan setelah penyuluhan, terjadi peningkatan signifikan dengan 24 responden (96,0%) mencapai tingkat pengetahuan tinggi. Peningkatan ini menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan efektif dalam meningkatkan pemahaman masyarakat terkait diabetes. Simpulan dari kegiatan ini adalah bahwa penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan di lingkungan apotek dapat menjadi sarana edukasi yang efektif dalam meningkatkan literasi kesehatan masyarakat, khususnya dalam upaya pencegahan dan pengendalian diabetes melitus.
EDUKASI PENGGUNAAN SWAMEDIKASI RASIONAL DAN IMPLEMENTASI KEBERSIHAN JATI DIRI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT KULIT Fadhila, Salsabila Nur; Wibowo, Alfina Wijayanti; Rahmah, Faroha Nur; Prabowo, Mochamad Aji; Utami, Primanitha Ria; Wahyudi, Afiv
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 2 (2025): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i2.29883

Abstract

Penyakit kulit di Indonesia semakin meningkat. Lemahnya fasilitas kesehatan dan kepadatan lingkungan, seperti Panti Asuhan Putri Aisyiyah Babat, telah meningkatkan risiko penyebaran penyakit kulit di kalangan anak asuh. Kurangnya kesadaran tentang kebersihan diri dan minimnya pengetahuan swamedikasi penyakit kulit menjadi tantangan utama. Mitra pemberdayaan ini adalah tim pengabdi mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Lamongan, dengan sasaran kegiatannya adalah di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Babat. Peserta kegiatan berjumlah 22 anak. Dalam rangka menanggulangi masalah ini, dilakukan program pengabdian masyarakat dan edukasi yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan, mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit kulit, serta memahami konsep swamedikasi penyakit kulit. Program ini diharapkan dapat memberdayakan anak-anak panti asuhan dan membantu mereka dalam mencegah berbagai jenis penyakit kulit. Rata-rata peningkatan pengetahuan anak panti asuhan untuk nilai pre-test adalah 69,46±79,20, sedangkan nilai post-test rata-ratanya adalah 85,60±91,72. Terdapat peningkatan yang signifikan antara pre-test dan post-test, sehingga hal tersebut menjadi indikator keberhasilan bahwasannya edukasi swamedikasi dan kebersihan jati diri untuk pencegahan penyakit kulit yang dilakukan oleh tim pengabdi berhasil meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anak panti asuhan.Kata Kunci: Swamedikasi; Penyakit kulit; Kebersihan Jati diri.Abstract: Skin diseases in Indonesia are on the rise. Weak health facilities and overcrowded neighbourhoods, such as the Aisyiyah Babat Women's Orphanage, have increased the risk of spreading skin diseases among foster children. Lack of awareness about personal hygiene and lack of knowledge of self-medication of skin diseases are the main challenges. This empowerment partner is a team of student servants from Muhammadiyah Lamongan University, with the target of the activity being the Aisyiyah Babat Orphanage. The activity participants totalled 22 children. In order to overcome this problem, a community service and education programme was carried out which aimed to increase the community's understanding of the importance of maintaining cleanliness, recognising factors that affect skin diseases, and understanding the concept of self-medication for skin diseases. This programme is expected to empower orphanage children and help them prevent various skin diseases. The average increase in knowledge of the orphanage children for the pre-test score was 69.46±79.20, while the average post-test score was 85.60±91.72. There was a significant increase between the pre-test and post-test, so this is an indicator of success that the education on self-medication and personal hygiene for the prevention of skin diseases carried out by the service team succeeded in increasing the knowledge and understanding of orphanage children.Keywords: Self-medication; Skin diseases; Personal hygiene.
PROFIL KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIRETROVIRAL PADA PASIEN HIV/AIDS DI SEBUAH RUMAH SAKIT UMUM JAWA TENGAH PADA TAHUN 2022 Wahyudi, Afiv; Cholisoh, Zakky
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 14, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v14i2.2090

Abstract

Jumlah AIDS di Jawa Tengah merupakan peringkat 3 terbanyak dari seluruh provinsi di Indonesia. Terapi yang digunakan untuk mencegah AIDS pada pasien HIV yaitu dengan pemberian ARV. Kepatuhan terapi ARV (antiretroviral) sangat penting karena berkaitan erat dengan Parameter keberhasilan terapi dan tingkat penularan dari penyakit HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi profil kepatuhan penggunaan obat antiretroviral pada pasien HIV/AIDS yang menjalani rawat jalan di sebuah rumah sakit umum Jawa Tengah. Jenis penelitian ini adalah cross-sectional dengan pengambilan data secara retrospektif dari rekam medis pasien yang memenuhi kriteria inklusi yaitu pasien dari pasien di sebuah rumah sakit Jawa Tengah yang nama pasien ditandai dengan inisial untuk menjaga kerahasiaan pasien. Ukuran kepatuhan dihitung dengan medication possession ratio (MPR). Untuk mengetahui pengaruh variabel lain (usia, jenis kelamin, pekerjaan, status pernikahan, pendidikan terakhir, dan regimen awal ARV) terhadap kepatuhan, dilakukan uji bivariat. Dari 96 pasien, jumlah pasien yang patuh sebesar 64,58% dengan sebagian besar regimen TDF+3TC+EFV 55,21%. Setelah dilakukan uji bivariat, variabel usia, jenis kelamin, pekerjaan, status pernikahan, pendidikan terakhir, dan regimen awal ARV tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pasien.