Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Ru'yatullah dalam Al Qur'an: Studi Teologis Tafsir Al-Mizan fi Tafsiril Qur’an Zakiyah, Fatimah; Bakti Gama, Cipta
JADID: Journal of Quranic Studies and Islamic Communication Vol. 4 No. 02 (2024): September
Publisher : Universitas Kiai Abdullah Faqih (UNKAFA) Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33754/jadid.v4i02.1271

Abstract

Ru’yatulla>h telah melahirkan beragam penafsiran ada yang mengatakan bahwa kelak Allah bisa dilihat pun sebaliknya. Penafsiran tersebut biasanya menginterpretasikan keilmuan dari mufasir, dalam hal konsep ini cenderung menginterpretasikan paham ideologi dari muafasir. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana penafsiran tokoh yang mewakili shiah dan bagaimana corak teologi dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut dari aspek subjektivitas dan objektivitasnya. Dengan jenis penelitian deskriptif analisis. Adapun hasil penelitian ini adalah bahwa penafsiran T}ab?t}ab?'? menekankan bahwa konsep Ru'yatulla>h (melihat Allah) harus dipahami sebagai pengalaman spiritual, bukan penglihatan fisik. Berdasarkan penafsiran terhadap QS. Al-Qiyamah [75]: 22-23, QS. Al-A'raf [7]: 143, dan QS. Al-An’am [6]: 103, T}ab?t}ab?'? menjelaskan bahwa Allah melampaui batasan fisik dan tidak bisa dilihat dengan mata, melainkan hanya dapat dikenal melalui pengetahuan batin yang mendalam. Ia secara tegas menolak penafsiran antropomorfis dan menegaskan pentingnya makrifatulla>h atau pengetahuan spiritual dalam mengenal Allah. Pendekatan T}ab?t}ab?'? ini mencerminkan sintesis antara prinsip teologi Shiah dan pemahaman filosofis, serta menggarisbawahi transendensi dan tauhid dalam hubungan manusia dengan Tuhan. Meskipun penafsiran T}aba>t}aba>’i> sangat dipengaruhi oleh ideologinya terdapat sisi objektivitas dalam pendekatannya. Ia menggunakan metodologi yang konsisten, menerapkan prinsip filosofis dan teologis yang mendalam, merujuk pada sumber-sumber tradisional, dan menolak penafsiran yang tidak konsisten dengan prinsip tauhid. Kata Kunci: Ru’yatulla>h, Corak teologi, Tafsir Al-Mi>za>n Fi> Tafsiril Qur’a>n
Adoption of Artificial Intelligence and Digital Resources among Academicians of Islamic Higher Education Institutions in Indonesia Suwendi, Suwendi; Mesraini; Bakti Gama, Cipta; Rahman, Hadi; Luhuringbudi, Teguh; Masrom, Maslin
JOIN (Jurnal Online Informatika) Vol 10 No 1 (2025)
Publisher : Department of Informatics, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/join.v10i1.1549

Abstract

This study aimed to assess the readiness, attitudes, knowledge, and skills of lecturers in using artificial intelligence (AI) and electronic resources (ER) to enhance academic capacity. Understanding this adoption level is crucial for effectively integrating AI and ER into educational practices. In addition, this study contributes both theoretically and practically to digital scholarship by enhancing digital adoption and competence in education. This mixed-method study captured individual experiences and statistical trends related to digital scholarship in higher education. The qualitative method includes interviews, while the quantitative method involves survey questionnaires. The study focuses on lecturers from Islamic higher education institutions (IHEIs) in Indonesia. The results indicate that while lecturers rarely use AI and ES, they recognize the potential of digital technology in academic tasks. Despite limited exposure to AI and ER, IHEI lecturers in Indonesia can define these technologies accurately. Most lecturers actively update their knowledge and consider bias and ethical aspects in AI and ES usage. Regarding skills, over 60% of respondents reported proficiency in using AI and ES, suggesting a growing level of digital competence. These findings suggest that while many IHEI lecturers in Indonesia are prepared to adopt AI and ER, further support may be needed to ensure widespread acceptance.
Lecturers’ Digital Readiness in the Context of Digital Scholarchy Suwendi, Suwendi; Mesraini, Mesraini; Bakti Gama, Cipta; Rahman, Hadi; Luhuringbudi, Teguh; Sangsawang, Thosporn
Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 6 No. 2 (2025): Progressive Management of Islamic Education
Publisher : Prodi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana Institut Pesantren KH. Abdul Chalim Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31538/munaddhomah.v6i2.1674

Abstract

This study focuses on the digital readiness of lecturers at Islamic Religious Colleges (PTKI) in Jakarta and Banten in the context of Digital Scholarchy. The purpose of the study is twofold: firstly, to explore the attitudes and knowledge of lecturers regarding the use of digital technology, and secondly, to identify the digital literacy gaps among them. The data collection method uses questionnaires, interviews, and documentation to provide a more rigid and focused picture. The data analysis utilizes a range of approaches, including the Digital Readiness and Attitude Framework, the Technology Acceptance Model, and the Digital Literacy Framework, to uncover factors that influence the digital readiness of lecturers. The study's findings indicate that although there are positive attitudes towards technology, its understanding and practical use are still limited, resulting in a digital divide within the academic environment. The study's conclusions provide scientific contributions in the form of new understandings of the interplay between technology, culture, and psychology in the context of higher education by suggesting further research to explore the impact of socialization programs, training, and mentoring in the future. This study is the basis for formulating policies that are more adaptive and responsive to the needs of lecturers at PTKI Jakarta and Banten in this digital and disruptive era. The implications of this research highlight the need to develop training and mentoring programs to improve the digital skills of lecturers at PTKI Jakarta and Banten. These findings can also help build more adaptive policies and support changes in higher education in the digital era.
Konsep Kesedihan dalam Al-Qur’an : Studi Kritis terhadap Rūḥ Al-Bayān fī Tafsīr Al-Qur’ān karya Ismā‘īl Haqqī Jamila; Bakti Gama, Cipta
Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam Vol 26 No 2 (2024): Agustus
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jumdpi.v26i2.50847

Abstract

Penelitian ini berangkat dari banyaknya perbuatan negatif yang dilakukan manusia terhadap dirinya sendiri karena ketidakmampuannya mengelola emosi sedih yang dialami. Banyak peristiwa membuat seseorang mengalami kesedihan mendalam seperti takdir tak sesuai dengan apa yang diinginkan, kehilangan orang terkasih, lingkungan sosial yang tidak mendukung, serta tuntutan keluarga dan masyarakat. Tak jarang seseorang yang mengalami kesedihan sulit menemukan solusi, disisi lain cenderung mengambil sikap menyalahkan diri sendiri, mengurung diri, putus asa, dan memilih untuk mengakhiri hidupnya. Padahal Allah telah menurunkan Al-Qur’an sebagai obat dan petunjuk bagi kehidupan umat manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai konsep kesedihan dalam Tafsir Rūḥ Al-Bayān karya Ismā‘īl Haqqī. Kesedihan bukan sebatas emosi negatif, tetapi sebuah energi positif yang dapat meningkatkan kedekatan kepada Allah Swt. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yaitu penelitian kepustakaan (libraryresearch), dengan cara deskriptif analisis dengan pendekatan maudhū‘i (tematik tokoh). Hasilnya ialah penulis menemukan bahwa sedih dalam Al-Qur’an menggunakan kata ḥuzn. Kata ḥuzn mewakili kesedihan secara umum baik ringan maupun berat. Menurut Ismā’īl Haqqī kesedihan sebagai ujian dan cobaan dan memiliki dampak positif sebagai kekuatan iman sehingga kesedihan adalah salah satu alternatif untuk menempuh perjalanan spritual dan mendekatkan diri kepada Allah. Adapun cara untuk menghadapi kesedihan: bersikap sewajarnya, berperilaku sabar, tawakal dan berkeluh kesah kepada Allah (berdoa).