Kegiatan praktikum yang meliputi pengamatan dan pengukuran merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi pada mata pelajaran fisika. Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru Fisika SMA Negeri 2 Surakarta mengenai materi pengukuran jangka sorong, terdapat masalah dimana benda ukur yang dipakai siswa untuk praktek berbeda - beda bentuk dan ukurannya. Hal tersebut menyulitkan guru dalam proses evaluasi kemampuan siswa. Sebagai solusi, dilakukan pembuatan benda ukur dan pelatihan penggunaannya kepada Guru Fisika SMA Negeri 2 Surakarta. Kegiatan diawali dengan pembuatan beberapa benda ukur dengan bentuk dan dimensi yang sama, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan penggunaan benda ukur dan jangka sorong. Kegitan pelatihan diawali dengan pemberian soal pre-test, paparan materi, praktek pengukuran, dan diskusi. Pelatihan ditutup dengan mengerjakan soal post-test. Hasil pre-test menunjukkan mayoritas guru belum menguasai tata cara penggunaan jangka sorong dengan tepat. Akan tetapi setelah paparan materi dan praktek langsung, terjadi perbaikan pemahaman. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan presentase guru yang menjawab dengan benar ketika post-test. Secara kumulatif, pemahaman guru mengenai fungsi dan penggunaan jangka sorong meningkat sekitar 24,24%. Benda ukur yang diproduksi menjawab harapan guru yaitu mampu digunakan untuk pengukuran diameter luar, diameter dalam, kedalaman suatu lubang, dan perbedaan ketinggian suatu obyek.