Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Studi Intertekstualitas Al-Qur'an: Hubungan Dengan Ahlul Kitab dan Kitab Samawi Mustin, Hilgha; Rijal, Tabhan Syamsu; Ghany, Abdul
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 3, No 6 (2025): July 2025
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract This journal explores the intertextual study of the Qur’an in relation to previous divine scriptures such as the Torah, Psalms, and Gospel, as well as its broader theological and social connections with the People of the Book, namely Jews and Christians. Employing a qualitative approach through library research, the study aims to uncover the historical and doctrinal continuity between the Qur’an and prior revelations. The Qur’an not only acknowledges the legitimacy of earlier scriptures but also offers corrections for distortions and completes the moral and theological teachings therein. Furthermore, the journal discusses how the Qur’an presents a balanced view of the People of the Book—recognizing their faith and spiritual heritage while also offering constructive critique. The findings highlight that intertextual analysis can serve as an effective tool for fostering inclusive, respectful, and theologically grounded interfaith dialogue. By identifying common ground in the messages of the revealed scriptures, intertextuality becomes a vital instrument for promoting social harmony, strengthening religious tolerance, and bridging divisions in pluralistic societies.
Perkembangan Pemikiran Islam Modern: Studi Kritis Terhadap Gerakan Ahmadiyah Mustin, Hilgha; Abbas, Nurlelah; Santalia, Indo
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 3, No 6 (2025): July 2025
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.16274577

Abstract

The Ahmadiyyah movement is one of the significant manifestations of modern Islamic thought that emerged in response to the spiritual, intellectual, and political crisis among Muslims in late 19th-century India. Founded by Mirza Ghulam Ahmad, the movement introduced controversial theological claims such as prophethood, new revelation, and the belief that he was the Promised Messiah and Mahdi. These doctrines were met with strong opposition from mainstream Muslim communities who uphold the belief in the finality of prophethood with Muhammad SAW. This article aims to explore the history, core doctrines, and the development of Ahmadiyyah in Indonesia using a qualitative, literature-based approach. The findings indicate that despite theological and social rejection, Ahmadiyyah continues to survive and contribute to the discourse on Islamic reform, especially in areas such as rationality, pluralism, and religious literacy. In Indonesia, Ahmadiyyah was initially received by some modernist Muslim groups but was later widely rejected following a fatwa issued by the Indonesian Ulema Council (MUI) declaring it deviant. This study highlights the necessity of an academic and objective approach to understanding the complexity of contemporary Islamic religious discourse.
Kritik Sanad (Naqd Al-Sanad) Dalam Ilmu Hadis: Metodologi dan Implementasinya Mustin, Hilgha; Tasbih, Muhammad; Abdullah, Zaenab
Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Vol 3, No 1 (2025): Agustus
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kritik sanad merupakan instrumen fundamental dalam studi hadis guna memastikan otentisitas dan validitas transmisi ajaran Nabi Muhammad SAW. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan konsep dasar, sejarah perkembangan, metode kritik sanad, serta manfaatnya dalam menjaga kemurnian hadis dari pemalsuan. Metode penelitian yang digunakan ialah studi pustaka, dengan menganalisis literatur primer dan sekunder. Hasil kajian menunjukkan bahwa ulama hadis mengembangkan lima kriteria kritik sanad: kesinambungan sanad (ittisal as-sanad), keadilan perawi (‘adalah), kecermatan perawi (dhabt), tidak menyelisihi riwayat lain (syadz), dan bebas dari cacat tersembunyi (‘illah). Kritik sanad tidak hanya berfungsi sebagai sistem verifikasi, tetapi juga sebagai benteng epistemologis untuk menjaga otoritas ajaran Islam.
Peradaban Islam Pada Masa Usman Bin Affan Mustin, Hilgha; Darussalam, Syamsuddin; Sulaiman, Umar
Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Vol 3, No 1 (2025): Agustus
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Era peradaban Islam di bawah kepemimpinan Utsman bin Affan, khalifah ketiga dalam sejarah Islam (644–656 M), merupakan fase penting yang ditandai oleh Perluasan wilayah yang pesat dan konsolidasi kekuatan umat Muslim. Masa pemerintahannya menyaksikan pertumbuhan wilayah kekuasaan Islam, stabilitas ekonomi, serta Pembukuan Al-Qur'an secara resmi untuk menjaga keasliannya di seluruh penjuru umat. Pada masa ini juga terjadi kemajuan yang signifikan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan arsitektur, didukung oleh meningkatnya aktivitas perdagangan dan pertukaran budaya dengan wilayah tetangga. Utsman menerapkan kebijakan sosial seperti pendistribusian zakat yang terstruktur dan pemberdayaan ekonomi, yang memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Muslim. Meskipun masa kekuasaannya membawa kemakmuran dan perkembangan, ketidakpuasan dari sebagian kelompok akhirnya memicu konflik yang berujung pada peristiwa tragis pembunuhannya. Secara keseluruhan, kepemimpinan Utsman bin Affan memberikan kontribusi besar dalam membentuk peradaban Islam yang kokoh dan berpengaruh luas.