Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

AN ANALYSIS OF DISTRIBUTION AND DIFFICULTY LEVELS OF LINGUISTIC QUESTIONS ON COGNITIVE DOMAIN IN INDONESIAN SUBJECT AT GRADE EIGHT OF SMP 1 TAKENGON Harfiandi Harfiandi
Master Bahasa Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Master Bahasa
Publisher : Master Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24173/mb.v8i1.22152

Abstract

This study aims (1) to describe the distribution of linguistic questions of cognitive domain on the second semester final exam year 2013/2014 in Indonesian subject at Grade Eight of SMP 1 Takengon and (2) to describe the difficulty levels of linguistic questions of cognitive domain on the second semester final exam year 2013/2014 in Indonesian subject at Grade Eight of SMP 1 Takengon. The method used in this research is a quantitative descriptive. Data were obtained through documentation techniques. The results of this study show that (1) there are several levels the distribution of linguistic questions of cognitive domain on the second semester final exam year 2013/2014 in Indonesian subject at Grade Eight of SMP 1 Takengon i.e. C1 level items at 54% classified as unbalanced, C2 level items at 23% classified as unbalanced, C3 level items at 17% classified as unbalanced, and C4 level items at 6% classified as unbalanced and (2) there are the difficulty levels of linguistic questions of cognitive domain on the second semester final exam year 2013/2014 in Indonesian subject at Grade Eight of SMP 1 Takengon i.e. category of the easy items at 57% classified as unbalanced, category of the medium items at 37% classified as unbalanced, and category of the difficult items at 6% classified as unbalanced. From results of this study proved that (1) the distribution of linguistic questions on cognitive domain not balanced by the percentage proportion balancing of the items for grade of the SMP and (2) the difficulty levels of linguistic questions on cognitive domain not balanced by the percentage proportion balancing for amount of the items. Thus, an evaluation of distribution and difficulty levels of linguistic questions on cognitive domain on the second semester final exam year 2013/2014 in Indonesian subject at Grade Eight of SMP 1 Takengon still require adjustments in the future.
KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 TAKENGON MENERJEMAHKAN BAHASA GAYO KE DALAM BAHASA INDONESIA Harfiandi
Jurnal Metamorfosa Vol 3 No 2 (2015)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.834 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kamampuan siswa kelas VII SMP 4 Takengon menerjemahkan BG ke dalam bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Takengon di Kabupaten Aceh Tengah tahun ajaran 2011 yang berjumlah 197 orang yang terdiri dari lima kelas, yaitu kelas VII-1 berjumlah 38 orang, kelas VII-2 berjumlah 38, kelas VII-3 berjumlah 40, kelas VII-4 berjumlah 40, dan kelas VII-5 berjumlah 41. Penelitian ini akan mengambil sampel sebesar 25%. Dengan demikan, penelitian ini akan mengambil sampel 10 siswa dari setiap kelas sehingga berjumlah sebanyak 50 siswa. Teknik penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 4 Takengon menerjemahkan bahasa Gayo ke dalam bahasa Indonesia memperoleh nilai rata-rata 67. Berdasarkan petunjuk penilaian, nilai rata-rata tersebut berada pada kategori cukup. Jika dilihat dari persentase, siswa yang memperoleh nilai sangat baik (85 – 100) adalah 8 orang atau 16%, siswa yang memperoleh nilai baik (70 – 84) adalah 20 orang atau 40%, siswa yang memperoleh nilai cukup (56 – 69) adalah 8 orang atau 16%, siswa yang memperoleh nilai kurang (40 – 55) adalah 8 orang atau 16%, dan siswa yang memperoleh nilai sangat kurang (£ 39) adalah 6 orang atau 12%. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu (1) dapat menjadi pedoman guru dalam meningkatkan kemampuan siswa mengusai BG, (2) dapat dijadikan ukuran tentang penguasaan BG pada siswa kelas VII SMP 4 Takengon, dan (3) dapat menambah pengetahuan peneliti terhadap kemampuan siswa kelas VII SMP 4 Takengon menerjemahkan BG ke dalam bahasa Indonesia. Jadi, kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 4 Takengon menerjemahkan bahasa Gayo ke dalam bahasa Indonesia masih belum memuaskan dan masih memerlukan peningkatan.
KEMAMPUAN MAHASISWA SEMESTER I PRODI PBSID STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH DALAM MENJAWAB BUTIR SOAL C4 RANAH KOGNITIF PADA PENGGUNAAN TANDA BACA Harfiandi
Jurnal Metamorfosa Vol 4 No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.706 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa semester I Prodi PBSID STKIP Bina Bangsa Getsempena dalam menjawab butir soal C4 ranah kognitif pada penggunaan tanda baca. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester I Prodi PBSID STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 25 orang yang terdiri dari 9 laki-laki dan 14 perempuan. Sampel yang digunakan adalah 25 orang yang mengikuti tes dalam menjawab butir soal C4 ranah kognitif pada penggunaan tanda baca. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunanakan tes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa semester I Prodi PBSID STKIP Bina Bangsa Getsempena menjawab butir soal C4 ranah kognitif pada penggunaan tanda baca memperoleh nilai 61. Berdasarkan pentunjuk penilaian, nilai rata-rata tersebut berada pada kategori cukup. Jika dilihat dari persentase, mahasiswa yang memperoleh nilai sangat baik (85 – 100) adalah 2 orang atau 8%, mahasiswa yang memperoleh nilai baik (70 – 84) adalah 5 orang atau 20%, mahasiswa yang memperoleh nilai cukup (56 – 69) adalah 7 orang atau 28%, mahasiswa yang memperoleh nilai kurang (40 – 55) adalah 10 orang atau 40%, dan mahasiswa yang memperoleh nilai sangat kurang (£ 39) adalah 1 orang atau 4%. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu (1) dapat menjadi pedoman dosen dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa mengusai penggunaan tanda baca, (2) dapat dijadikan ukuran tentang penguasaan tanda baca pada mahasiswa semester I Prodi PBSID STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh, dan (3) dapat menambah pengetahuan peneliti terhadap kemampuan mahasiswa semester I Prodi PBSID STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh. Jadi, kemampuan mahasiswa Semester I Prodi PBSID STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh masih belum memuaskan dan memerlukan peningkatan.
STRUKTUR CERITA DAN NILAI EDUKATIF DALAM CERITA NENEK DAN SEEKOR CECAK KARYA S. HARYANTO ARKOBOESONO Harfiandi; Sudarmono
Jurnal Metamorfosa Vol 5 No 1 (2017)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.376 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur yang membangun cerita dan nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam cerita Nenek dan Seekor Cecak karya S. Haryanto Arkoboesono. Data dalam penelitian diperoleh melalui cerita yang terdapat dalam buku yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada cetakan kelima tahun 2007. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan struktural. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan analisis dokumen yang diproses dengan melihat struktur yang dominan. Pengolahan data yang dilakukan peneliti adalah pada struktur cerita anak, yaitu pada judul cerita, tema, amanat, latar, tokoh, gaya bercerita, dan hubungan antarunsur serta nilai-nilai edukatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur cerita ini berjudul Nenek dan Seekor Cicak, tema cerita adalah cinta dan kasih sayang seorang nenek kepada cucunya, amanat yang disampaikan oleh penulis dalam cerita adalah janganlah suka menganiaya, bahkan sampai membunuh sesama makhluk hidup, tokoh utama dalam cerita ini adalah Yudhy dan Nenek, latar yang digunakan dalam cerita ini secara umum di dalam rumah, cerita Nenek dan Seekor Cecak dikisahkan dengan alur maju, dan nilai-nilai edukatif yang terdapat dalam cerita ini meliputi cinta dan kasih sayang, toleransi, kejujuran, kesederhanaan, serta persatuan. Adapun manfaat dalam penelitian ini dapat menambah wawasan guru bahasa Indonesia dan anak dalam mengapresiasi cerita anak dengan memahami struktur cerita sehingga memahami dan mengamalkan nilai-nilai edukatif yang terkandung di dalamnya. Untuk itu, anak perlu mendapat pemahaman cerita untuk memperoleh nilai-nilai edukatif dalam diri anak.
MAKNA LEKSEM DALAM ISTILAH PERKAWINAN BUDAYA GAYO Harfiandi; Rismawati
Jurnal Metamorfosa Vol 6 No 1 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.605 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang makna leksem dalam istilah perkawinan budaya Gayo. Pendekatan penelitian dilakukan secara kualitatif. Subjek penelitian ini adalah warga masyarakat Gayo yang berdomisili di Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah. Warga tersebut ditentukan sebagai informan sebanyak 5 orang. Adapun syarat-syarat warga Dataran Tinggi Gayo ini yang menjadi informan, yaitu (1) bersuku Gayo yang dilengkapi dengan KTP, (2) tergolong dalam kalangan tua, (3) sering terlibat dalam pelaksanaan acara perkawinan budaya Gayo, (4) bersikap ramah, jujur, serta terbuka, dan (5) memiliki waktu yang cukup untuk didata. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak, cakap, dan introspeksi. Teknik pengolahan data dilakukan dengan analisis pada makna konseptual dan makna asosiatif dalam istilah-istilah perkawinan budaya Gayo. Berdasarkan hasil penelitian, makna leksem dalam perkawinan budaya Gayo ditemukan sebanyak 15 leksem. Leksem yang terdapat dalam penelitian ini memiliki kelas, yaitu nominal, ajektiva, dan verbal. Masing-masing leksem pada perkawinan budaya Gayo memiliki variasi makna. 15 leksem memiliki makna konseptual dan 10 leksem memiliki makna asosiatif. Abstract This research aims to describe the lexeme meaning on the term of Gayonese marriage. The research approach is conducted qualitatively. The subjects are 5 Gayonese who live in the District Bebesen, Aceh Tengah. They must be as (1) a Gayonese proven by ID card, (2) an older Gayonese, (3) involved in the wedding of Gayo culture, (4) being friendly, honest and active, and (5) have enough time to be recorded. The data collection method is interview and observation. The conceptual and associative meaning of Gayonese marriage culture is used as a data analysis technique. Based of the research, there are 15 lexemes meaning found as Gayonese marriage. Lexems that were found in the study have word class, namely noun, adjective, and verb. Each lexem has different variation in meanings, there are 15 lexems with conceptual meaning and 10 lexems with associative meaning as others. Keywords: Lexem, Conceptual Meaning, Associative Meaning, Term of Gayonese Marriage
MAKNA AFIKSASI DALAM ISTILAH PERKAWINAN BUDAYA GAYO Harfiandi
Jurnal Metamorfosa Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.429 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkapkanmakna afiksasi dalam istilah perkawinan budaya Gayo.Melalui pendekatan kualitatif, langkah awal yang dilakukan menggunakan metode simak dengan melibatkan teknik SLC, rekam, dan catat dalam mengumpulkan data. Langkah kedua menggunakan metode introspeksi yang membutuhkan penghayatan dalam penambahan data. Berdasarkan hasil penelitian,data makna afiksasi dalam istilah perkawinan budaya Gayo diperoleh sebanyak 14 bentuk. Data makna afiksasi diklasifikasikan dengan maknaleksikal, gramatikal, dan konotatif. Data makna leksikal melalui penggalan bentuk dasarmencakupdusun, genap, guru, angkap, gerbes, juel, salin, ralan, talo, tenes, kinte, pongot, tangke, dan tiron dari afiksasi. Data makna afiksasisecara gramatikalpada14 bentukadalahbedusun, begenap, beguru, iangkap, igerbes, ijuelen, isalin, iralanen, munalo, munenes, munginte, pepongoten, telangke, dan teniron. Data makna afiksasiyang mempunyaikonotatifatas 11 bentuk,yaitubedusun, begenap, beguru, iangkap, igerbes, ijuelen, iralanen, munalo, munenes, pepongoten, dan telangke. Abstract This research aims to conduct the affixationmeaningon the term of Gayonesemarriage. This research was used a qualitative approach.In collecting the data there are some steps to do; the first stepis using a listening method with SLC technique, record technique, and note technique. The second step is using introspection method to add the data. Based on results of this study,it is found 14 forms of affixation meaning in term of Gayonese marriage. Theaffixation meaningis classified with lexical meaning, grammatical meaning, and connotative meaning. The affixation of lexical meaningbased on the lexeme includes dusun, genap, guru, angkap, gerbes, juel, salin, ralan, talo, tenes, kinte, pongot, tangke, and tiron. The affixation of grammatical meaningrelated to 14 forms abovewere bedusun, begenap, beguru, iangkap, igerbes, ijuelen, isalin, iralanen, munalo, munenes, munginte, pepongoten, telangke, dan teniron. The affixation of connotative meaningare namelybedusun, begenap, beguru, iangkap, igerbes, ijuelen, iralanen, munalo, munenes, pepongoten, and telangke. Keywords:Lexical Meaning, Grammatical Meaning, Connotative Meaning, The Term Of GayoneseMarriage
ANALISIS LEVEL KOGNITIF TERHADAP DAYA BEDA BUTIR SOAL UJIAN KOMPREHENSIF PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA Harfiandi; Wahidah Nasution
Jurnal Metamorfosa Vol 7 No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.494 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini mendeskripsikan analisis level kognitif terhadap daya beda butir soal ujian komprehensif pendidikan bahasa dan sastra Indonesia STKIP Bina Bangsa Getsempena. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptive research. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis level kognitif dan daya beda butir soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis butir soal ujian komprehensif pendidikan bahasa dan sastra Indonesia STKIP Bina Bangsa Getsempena tahun ajaran 2018 ̶ 2019. Hasil interpretasi level kognitif terhadap daya beda terdapat kategori jelek, cukup, baik, dan baik sekali. Level ingatan berkategori jelek terdapat pada nomor soal 3, 16, cukup baik terdapat pada nomor soal 1, baik tidak ada, dan baik sekali terdapat pada nomor soal 2. Level pemahaman berkategori jelek terdapat pada nomor soal 13, 21, 27, 28, 29, cukup terdapat pada nomor soal 8, 14, 20, 22, baik terdapat pada nomor soal 6, 15, dan baik sekali tidak ada. Level aplikasi berkategori jelek terdapat pada nomor soal 4,5,10, 24, cukup terdapat pada nomor soal 12, 17, 19, 23, baik tidak ada, dan baik sekali tidak ada. Level analisis berkategori jelek terdapat pada nomor soal 11, 30, cukup terdapat pada nomor soal 18, baik tidak ada, dan baik sekali tidak ada. Level sintesis berkategori jelek terdapat pada nomor soal 7, cukup terdapat pada nomor soal 9, baik tidak ada, dan baik sekali tidak ada. Level evaluasi berkategori jelek terdapat pada nomor soal 25, 26, cukup tidak ada, baik tidak ada, dan baik sekali tidak ada. Abstract This study aims to describe the analysis of cognitive levels on the discrimination indeks of the comprehensive examination questions in Indonesia language education STKIP Bina Bangsa Getsempena. The research method was using descriptive research. Data collection was done by documentation technique. Data analysis technique was carried out by analyzing cognitive levels and discrimination indek of items. The results showed that the analysis of the comprehensive examination questions in Indonesia language education of STKIP Bina Bangsa Getsempena from 2018 to 2019 year. The results of the interpretation of cognitive levels to discrimination indeks were poor, satisfactory, good, and excellent. The knowledge level was found with the category of poor item 3, 16, satisfactory item 1, good item was absent, and excellent item 2. The comprehention level was found with the category of poor item 13, 21, 27, 28, 29, satisfactory item 8, 14, 20, 22, good item 6, 15, and excellent item was absent. The application level was found with the category of poor item 4, 5, 10, 24, satisfactory item 12, 17, 19, 23, both good and excellent items were absent. The analysis level was found with the category of poor item 11, 30, satisfactory item 18, both good and excellent items were absent. The synthesis level was found with the category of poor item 7, satisfactory item 9, both good and excellent items were absent. The evaluation level was found with the category of poor item 25, 26, satisfactory, good, dan excellent items were absent. Keywords: Analysis On Cognitive Level, Question Items, Discrimination Indek
TINGKAT MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III PRODI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA Harfiandi
Jurnal Metamorfosa Vol 8 No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.79 KB) | DOI: 10.46244/metamorfosa.v8i1.337

Abstract

The aim of this study is to describe the level of students’ learning motivation at Indonesian Language Study Program of STKIP Bina Bangsa Getsempena. This is a descriptive research that data collected in the form of quetionaire. The subjects taken in this study were the third semester students who were taking lectures. The data processing of this research was carried out by scoring the scale of each statement in 8 factors of student learning motivation consisting of 4 internalfactorsand 4 external factors. Based on the results of the study, it shows that students' learning motivation at the specified interval scale reaches 97 in the internal aspects that have a normal category and in the external category the students’ score reaches 114 which is categorized high. In comparison, student motivation to learn internally is lower than externally. With this level, students still need to get serious attention on increasing motivation to learn. Several factors related to the statement of learning motivation still need to be improved to strengthen student skills. Abstrak Tujuan penelitian ini mendeskripsikan bagaimana tingkat motivasi belajar mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Indonesia STKIP Bina Bangsa Getsempena. Data penelitian ini berupa motivasi belajar mahasiswa. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester III yang sedang mengikuti perkuliahan. Pengolahan data penelitian ini dilakukan dengan skala penyekoran dari setiap pernyataan dalam 8 faktor motivasi belajarmahasiswa yang terdiri atas 4 faktorinternal dan 4 eksternal. Berdasarkan hasil penelitian, motivasi belajar mahasiswa pendidikan bahasa Indonesia STKIP Bina Bangsa Getsempena menunjukkan bahwa motivasi belajar mahasiswa pada skala interval yang ditentukan, yaitu 97 pada aspek internal yang memiliki kategori biasa dan 114 pada aspek eksternal yang berkategori tinggi. Sebagai perbandingan, motivasi belajar mahasiswa secara internal lebih rendah dari pada eksternal. Dengan tingkat tersebut, mahasiswa masih perlu mendapat perhatian serius pada meningkatkan motivasi belajar. Beberapa faktor yang terkait dengan pernyataan motivasi belajar masih perlu ditingkatkan untuk memperkuat kecakapan mahasiswa. Kata Kunci:Tingkat Motivasi Belajar, Motivasi Internal, Motivasi Eksternal
RELASI MAKNA ANTARKALIMAT DALAM WACANA BERITA BBG NEWS Harfiandi
Jurnal Metamorfosa Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/metamorfosa.v8i2.1117

Abstract

This study is purposed to describe the meaning of inter sentences relation in the discourse context of BBG news. The data is derrived from the BBG news discourse sentences. It is a descriptive qualitative method that data collection was taken from BBG news documentation published in the June 2020 edition. The analysis procedures were started from data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The main instrument of this study is the researcher itself that analyzes the data with referential matching techniques. Based on data analysis, it is found that there are relations between the meaning of anonymous, holonym, hypernim, hyponym, synonym, and antonym. In classifying data, it is done by sorting sentences to see the relationship of meaning. As determined, interalimatal relations are formed by processing intergral relationships from the totality of sentence information, the existence of hierarchical relationships above and below, relations of disagreement, and relations of equality in the formation of discourse in the news. Abstrak Tujuan penelitian ini mendeskripsikan hubungan makna antarkalimat dalam wacana BBG News. Data ini berupa kalimat dalam pembentukan wacana berita. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi berita yang terbit pada edisi bulan Juni 2020. Analisis yang dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Instrumen penelitian ini adalah peneliti yang melakukan analisis terhadap data dengan teknik padan referensial. Berdasarkan analisis data, terdapat jenis relasi makna meronim, holonim, hipernim, hiponim, sinonim, dan antonim. Dalam penglasifikasian data, dilakukan dengan pengurutan kalimat untuk melihat hubungan makna. Sebagaimana yang ditentukan, hubungan antarkalimat terbentuk dengan pengolahan hubungan intergral dari kesuluruhan informasi kalimat, adanya hubungan hierarki atas bawah, hubungan pertentangan, dan hubungan persamaan dalam pembentukan wacana dalam berita. Kata Kunci: Relasi Makna, Antarkalimat, Pembentukan Wacana, Berita BBG
DESAIN PENGEMBANGAN BERBICARA ANAK USIA DINI: PERSEPSI GURU DI BANDA ACEH DALAM STRATEGI PEMBELAJARAN Harfiandi, Harfiandi; Helminsyah, Helminsyah; Kasmi, Hendra
Jurnal Buah Hati Vol. 11 No. 2 (2024)
Publisher : Department of Early Childhood Education, Universitas Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/buahhati.v11i2.2813

Abstract

Ketika melihat perkembangan anak dalam berbicara, sikap anak terlihat begitu bervariasi dalam berbicara. Sebagian anak terlihat aktif dalam berbicara, malu, heran melihat teman, bahkan memilih tidak berbicara. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengevaluasi desain pengembangan berbicara anak usia dini untuk memperoleh persepsi guru dalam strategi pembelajaran. Metode yang digunakan mixed method jenis exploratory design. Subjek penelitian ini adalah 20 guru TK di Banda Aceh. Teknik pengambilan data ini menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria usia guru di atas 22 tahun ke atas dan minimal berpendidikan S1. Teknik pengumpulan data ini menggunakan kuesioner. Teknik pengolahan data digunakan dengan statistik deskriptif sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi guru mengenai strategi pembelajaran di Banda Aceh melalui desain pengembangan berbicara anak usia dini layak untuk digunakan. Meskipun beberapa indikator yang diterapkan memiliki alternatif penerapan sebagai konsep starategi pembelajaran. Dengan demikian, hasil penelitian ini menyarankan empat hal yang utama sebagai alternatif dalam pengembangan berbicara anak.AbstractWhen looking at children's development in speaking, children's attitudes seem to vary greatly in speaking. Some children appear active in talking, shy, surprised to see their friends, and even choose not to talk. Therefore, this research will come up with a development design that speaks to young children to obtain teachers' perceptions of learning strategies. The method used is a mixed method type of exploratory design. The subjects of this research were 20 kindergarten teachers in Banda Aceh. This data collection technique uses a purposive sampling technique with the criteria of teacher age above 22 years and at least a bachelor's degree. This data collection technique uses a questionnaire. The data processing technique used is simple descriptive statistics. The results of the research show that teachers' perceptions regarding learning strategies in Banda Aceh through early childhood speech development designs are suitable for use. Although some of the indicators applied have alternative applications as learning strategy concepts. Thus, the results of this study suggest four main things as alternatives in developing children's speaking.