Fransiska, Amelia
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengabdian masyarakat tentang pemberdayaan masyarakat sehat tanpa efek samping dengan olahan toga serai dan jahe Retnaningsih, Agustina; Herawati, Karlina; Fransiska, Amelia; Apriza, Mertalia; Handayani, Erina; Aziz, Abdul
JOURNAL OF Public Health Concerns Vol. 3 No. 2 (2023): JOURNAL OF Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v2i4.317

Abstract

Background: Human resource health efforts area tangible manifestation of the community's role in health development, one of which is TOGA (Family Medicinal Plants). TOGA is a home-cultivated plant that has medicinal properties, one example is ginger and lemongrass. Purpose: This community service aims to provide knowledge as well as information about the TOGA plant, especially the content and benefits of ginger and lemon grass for health. Method: The method use to cadres and members of the Rajawali Integrated Health Service Center, North Panjang District. Results: From this counseling, the benefits of TOGA were explained, how to plant TOGA, and examples of how to make drinks made from ginger and lemongrass were given to members of the Rajawali Integrated Health Service Center, North Panjang District. Conclusion: From the counseling that has been carried out, it is concluded that the community can increase knowledge about family medicinal plants (TOGA) and know the benefits of TOGA. Keywords: Ginger; Integrated Health Service Center; Lemongrass; TOGA. Pendahuluan: Upaya Kesehatan bersumber daya manusia merupakan wujud nyata peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan, salah satunya adalah dengan TOGA (Tanaman Obat Keluarga). TOGA adalah tanaman hasil budi daya rumahan yang berkhasiat sebagai obat, salah satu contohnya adalah jahe dan serai. Tujuan: Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan sekaligus informasi tentang tanaman TOGA terutama kandungan dan manfaat dari jahe dan serai untuk kesehatan. Metode: Metode yang dilakukan adalah dengan sosialisasi kepada anggota posyandu Rajawali di Kelurahan Panjang Utara. Hasil: Dari penyuluhan ini dijelaskan manfaat TOGA, cara menanam TOGA, dan diberikan contoh cara membuat minuman berbahan dasar jahe dan serai kepada anggota posyandu Rajawali di Kelurahan Panjang Utara. Simpulan: Dari penyuluhan yang telah dilakukan disimpulkan bahwa, masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan tentang tanaman obat keluarga (TOGA) serta tahu manfaat dari TOGA.
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Smart Apps Creator Pada Materi Dinamika Litosfer Fase E Di SMAN 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya Fransiska, Amelia; Nofrion, Nofrion
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.30938

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis Smart Apps Creator dalam konteks pembelajaran dinamika litosfer fase E di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) yang memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan efektivitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan (R&D) dengan model pengembangan yang mengacu pada Plomp, yang terdiri dari tiga fase, yaitu fase investigasi pendahuluan (preliminary research), fase pengembangan atau pembuatan prototipe (development or prototyping phase), dan fase penilaian (assessment phase). Populasi yang menjadi fokus penelitian ini adalah siswa fase E yang mengambil mata pelajaran geografi di  SMA N 2 Pulau Punjung dengan sampel  fase E.1 SMA N 2 Pulau Punjung berjumlah 30 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara, sedangkan teknik analisis data angket dilakukan dengan uji Skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan memiliki tingkat validitas yang tinggi, yaitu 100% berdasarkan penilaian ahli desain, 89,6% dari ahli bahasa, dan 86,5% dari ahli materi. Tingkat kepraktisan yang diperoleh dari perspektif siswa dikategorikan sangat praktis dengan persentase 89%, sedangkan kepraktisan dari perspektif guru juga termasuk sangat praktis dengan persentase 90%. Keefektifan media pembelajaran terbukti ampuh dalam meningkatkan hasil belajar siswa, yang dapat dilihat dari perbandingan rata-rata skor posttest yang lebih tinggi daripada skor pretest, serta berdasarkan hasil uji hipotesis pada data posttest. Hasil pretest menunjukan rata-rata 43,4% (kurang efektif), sementara hasil posttest menunjukkan rata-rata 72,5% (efektif) dengan selisih 29,1  penerapan media pembelajaran  berbasis SAC mengalami peningkatan 66,87 % dari sebelumnya. Sementara itu, uji hipotesis menunjukkan Pvalue ≤ α (0,00≤0,05).
Kegiatan peduli anak stunting (PEDAS) dengan pemenuhan gizi dari bahan pangan lokal Anggunan, Anggunan; Fransiska, Amelia; Hanafi, Ari Eka; Septiani, Ayu Aulia; Indriana, Danti; Gunawan, Muhammad Arfan; Putra, Ramanda Hadi; Maharani, Reysha Putri; Syahrin, Tiara Laili Alfy
JOURNAL of Public Health Concerns Vol. 5 No. 8 (2025): JOURNAL of Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v5i8.1566

Abstract

Background: Stunting is a condition of growth failure in toddlers due to chronic malnutrition and frequent recurrent infections, especially during the first 1,000 days of life. Stunting is characterized by a child's height being lower than the standard for their age. The impact is not only physical, but also cognitive development and future productivity. Stunting remains a significant health problem in Negara Batin Village, West Kota Agung District, Tanggamus Regency. This condition is closely related to the community's lack of understanding regarding balanced nutrition, parenting practices, and environmental health. Purpose: To increase community knowledge about stunting prevention through nutrition education and nutritious food processing practices based on local ingredients. Method: The "Caring for Stunting Children" outreach activity was held at the Negara Batin Village Hall, West Kota Agung District, Tanggamus, on August 12, 2025, from 8:00 a.m. to close. Forty-one participants attended, consisting of pregnant women and mothers of toddlers from the Negara Batin Village community. The delivery of material in this extension activity uses an interactive method through open discussions and question and answer sessions with the participants. Results: The community demonstrated high enthusiasm and active participation in the discussion sessions. Prior to the activity, most residents did not fully understand the causes and prevention of stunting. Using corn as the main ingredient in porridge also provides added value. Besides being readily available, corn boasts excellent nutritional value for children, making it a healthy food alternative. Conclusion: The "Caring for Stunting Children" outreach program had a positive impact on the community. Through education and hands-on practice, participants were able to effectively increase their understanding of balanced nutrition, parenting styles, and environmental health. Suggestion: The community of Negara Batin Village is expected to be more concerned with stunting prevention by maintaining a nutritious diet, good parenting styles, and environmental cleanliness. Village officials and health workers need to continue providing regular education and supporting facilities to ensure the sustainability of these efforts. Keywords: Balanced nutrition; Local food ingredients; Outreach; Stunting prevention Pendahuluan: Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis dan sering mengalami infeksi berulang, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Stunting ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih rendah dari standar usianya. Dampaknya bukan hanya pada fisik, tetapi juga perkembangan kognitif dan produktivitas di masa depan. Stunting masih menjadi masalah kesehatan yang cukup menonjol di Pekon Negara Batin, Kecamatan Kota Agung Barat, Kabupaten Tanggamus. Kondisi ini erat kaitannya dengan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai gizi seimbang, pola asuh anak, serta kesehatan lingkungan. Tujuan: Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan stunting melalui edukasi gizi dan praktik pengolahan makanan bergizi berbasis bahan lokal. Metode: Kegiatan penyuluhan “Peduli Anak Stunting (PEDAS)” dilaksanakan di Balai Pekon Negara Batin, Kecamatan Kota Agung Barat, Tanggamus pada tanggal 12 agustus 2025 pukul 08.00 – selesai WIB. Partisipan yang hadir dalam acara ini sebanyak 41 peserta yang terdiri dari ibu hamil dan ibu yang mempunyai balita merupakan warga Pekon Negara Batin. Penyampaian materi dalam kegiatan penyuluhan ini menggunakan metode interaktif melalui diskusi terbuka serta sesi tanya jawab bersama para peserta. Hasil: Masyarakat menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan keterlibatan aktif dalam sesi diskusi. Sebelum kegiatan, sebagian besar warga belum memahami secara detail mengenai faktor penyebab dan cara pencegahan stunting. Pemanfaatan jagung sebagai bahan pangan utama bubur juga memberikan nilai tambah. Selain mudah diperoleh, jagung memiliki kandungan gizi yang baik bagi anak, sehingga dapat dijadikan alternatif makanan sehat. Simpulan: Kegiatan dengan program penyuluhan “Peduli Anak Stunting (PEDAS)”) memberikan dampak positif pada masyarakat. Melalui edukasi dan praktik langsung secara efektif dapat meningkatkan pemahaman peserta mengenai gizi seimbang, pola pengasuhan, serta kesehatan lingkungan. Saran: Masyarakat Pekon Negara Batin diharapkan lebih peduli terhadap pencegahan stunting dengan menjaga pola makan bergizi, pola asuh yang baik, serta kebersihan lingkungan, sementara perangkat desa dan tenaga kesehatan perlu terus melakukan edukasi secara berkala dan menyediakan fasilitas pendukung agar upaya ini berjalan berkelanjutan.