Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pharmacological Profile and Therapeutic Potential of Sungkai Plant (Peronema canescens Jack.): An Emerging Indonesian Herbal Medicine Kokom, Asep; Yasmiwar Susilawati; Sri Adi Sumiwi; Okta Nama Putra
JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis) Vol 11 No 2 (2024): J Sains Farm Klin 11(2), August 2024
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.11.2.95-102.2024

Abstract

This study aimed to summarize the pharmacological activities of the sungkai plant (Peronema canescens Jack.) as a potential Indonesian herbal medicine. A literature review was conducted using Google Scholar and Scopus, with keywords such as "pharmacology," "activity," "sungkai," and "Peronema canescens." Inclusion criteria were articles with these keywords, published between 2014 and 2024, in English or Indonesian. Exclusion criteria were review articles, articles not related to sungkai plants, and in vitro and in vivo studies not available in full text. The study identified seven pharmacological activities of the sungkai plant: antioxidant, antibacterial, analgesic, antidiabetic, antihyperuricemic, anti-inflammatory, and immunomodulatory. The antioxidant activity was demonstrated using Thin Layer Chromatography (TLC) and IC50 values. The antibacterial activity was shown through bacterial growth inhibition using the Kirby-Bauer disk diffusion method. The analgesic activity was tested using the writhing test and Hot Plate methods. The antidiabetic activity was studied with alloxan induction method. Overall, the sungkai plant exhibits various pharmacological activities, suggesting its potential as an herbal medicine for treating various diseases.
Pemberdayaan tukang jamu gendong kabupaten garut melalui penerapan CPOTB skala rumah tangga Kokom, Asep; Mariani, Ria; Amalia, Nur; Martiani, Isye; Fadhlillah, Faizah Min; Maharani, Raisha; Fajarwati, Neng Nabila
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 6 (2025): November (In Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i6.34259

Abstract

Abstrak Pengobatan tradisional telah menjadi bagian penting dari budaya Indonesia, dengan jamu sebagai salah satu warisan kesehatan yang masih dilestarikan hingga kini. Jamu gendong, yang diproduksi dan dipasarkan secara keliling oleh penjual, banyak dijumpai di Kabupaten Garut. Obat tradisional termasuk jamu gendong dalam proses pembuatannya harus memenuhi standar keamanan dan mutu produk sebagaimana diatur dalam Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan penjual jamu gendong di Kabupaten Garut melalui penerapan CPOTB skala rumah tangga. Evaluasi pengetahuan dilakukan menggunakan pre-test dan post-test mencakup lima aspek CPOTB: pengertian dan tujuan, bahan baku, produksi, peralatan, dan higienitas personal. Hasil menunjukkan adanya peningkatan rata-rata pengetahuan peserta dari 87,5% sebelum peyuluhan menjadi 100% setelah penyuluhan. Peningkatan ini mencerminkan efektivitas kegiatan dalam meningkatkan pemahaman CPOTB. Namun, hasil diskusi mengungkapkan bahwa pemahaman tersebut belum sepenuhnya diimplementasikan dalam praktik produksi. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan lanjutan berbasis praktik dan pendampingan berkelanjutan agar penerapan CPOTB dapat berjalan secara konsisten. Kata kunci: CPOTB; jamu gendong; Kabupaten Garut; mutu AbstractTraditional medicine has been an important part of Indonesian culture, with jamu as one of the health heritages that is still preserved today. Jamu gendong, which is produced and sold door-to-door by vendors, is widely found in Kabupaten Garut. Traditional medicines, including jamu gendong, must be produced in compliance with the safety and quality standards set out in the Good Traditional Medicine Manufacturing Practices (CPOTB). This community service activity aimed to empower jamu gendong vendors in Kabupaten Garut through the implementation of household-scale CPOTB. Knowledge evaluation was conducted using pre-test and post-test assessments covering five aspects of CPOTB: definition and objectives, raw materials, production, equipment, and personal hygiene. The results showed an increase in the participants’ average knowledge from 87.5% before the training to 100% after the training. This improvement reflects the effectiveness of the program in enhancing participants’ understanding of CPOTB. However, discussions revealed that this knowledge has not been fully implemented in production practices. Therefore, further practice-based training and continuous mentoring are needed to ensure the consistent application of CPOTB. Keywords: CPOTB; jamu gendong; Kabupaten Garut; quality