Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Satwa yang Dimanfaatkan sebagai Obat Tradisional di Desa Tempilang dan Ranggas, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Syafutra, Randi; Sonya, Tibrin; Irpandi, Zaki; Almira, Almira; Kirana, Sandi; Ersya, Adinda; Saputra, Andika
Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Vol 5 No 1 (2024): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v5i1.347

Abstract

. Tempilang dan Ranggas merupakan dua desa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang masih memanfaatkan satwa sebagai obat tradisional. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi data pemanfaatan satwa sebagai obat tradisional oleh masyarakat Desa Tempilang dan Ranggas. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan dari September hingga November 2022. Pengumpulan data penelitian melalui survei dan pemilihan informan menggunakan snowball sampling. 14 informan terpilih kemudian diwawancarai sesuai dengan kuesioner yang disiapkan. Analisis data penelitian dilaksanakan secara kualitatif (menggunakan statistika deskriptif) dan kuantitatif (menghitung RFC dan ICF). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pemanfaatan satwa sebagai obat tradisional masih dipraktikkan karena berbagai alasan yang saling terkait. Keterbatasan akses ke layanan kesehatan modern mendorong masyarakat untuk mengandalkan pengetahuan turun-temurun yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya mereka. Pemanfaatan satwa ini terbukti efektif dan mudah dijangkau, serta memiliki nilai budaya dan spiritual yang memengaruhi pilihan pengobatan. Dengan adanya korelasi positif antara usia informan dan tingkat pengetahuan terkait pemanfaatan satwa sebagai obat tradisional, menunjukkan bahwa informan berusia >45 tahun memiliki pengetahuan yang lebih luas karena pengalaman hidup yang lebih banyak. Namun, perlu diperhatikan bahwa beberapa spesies yang dimanfaatkan tersebut memiliki status konservasi yang terancam. Perlindungan yang lebih intensif/ketat dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup mereka, sehingga kerjasama yang kuat dibutuhkan antara pemerintah, lembaga konservasi, dan komunitas lokal.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PEMBENTUKAN KOMUNITAS IBU-IBU KWT (KELOMPOK WANITA TANI) UNTUK PENGOLAHAN SIPUT GONG-GONG MENJADI PRODUK YANG TAHAN LAMA Urbiaz, Iranda; Pramesty, Ayu; Anggraini, Meike; Dwiputra, Rajes; Kirana, Sandi; Wardani, Erika Fitri
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 5 (2024): Vol. 5 No. 5 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i5.41249

Abstract

Penenlitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat kelurahan melalui pembentukan komunitas ibu-ibu dan pengolahan siput gong-gong menjadi produk yang tahan lama. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain penelitian quasi-experimental dengan elerden PLEX treatment. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu kelompok wanita tani. Sampel dalam penelitian ini adalah 20 ibu-ibu yang dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan siput gong-gong menjadi produk yang tahan lama atau frozen food dapat meningkatkan kemampuan masyarakat kelurahan. Komunitas dapat membantu meningkatkan pendapatan ibu-ibu melalui penjualan produk siput gong-gong yang telah diolah. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembentukan komunitas ibu-ibu dapat menjadi salah satu strategi yang efektif untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat kelurahan Mantung, serta meningkatkan kemampuan berwirausaha. Strategi pengolahan yang tepat dan peran aktif komunitas Pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan komunitas ibu-ibu dan pengolahan siput gong-gong menjadi produk tahan lama atau frozen food memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
ANALISIS KERAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI BUKIT PAU KABUPATEN BANGKA TENGAH Panita, Shakila; Saputri, Nelsa; Alfarizi, Muhammad; Nugroho, Ramadhan Aryo; Julpiani, Julpiani; kirana, Sandi; Saputra, Baruna
CONSERVA Vol 1 No 1 (2023): CONSERVA : Jurnal Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Publisher : Unmuh Babel Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35438/conserva.v1i1.189

Abstract

Analisis vegetasi merupakan cara untuk mengetahui besar sebaran dari berbagai spesies dalam suatu kawasan yang dilakukan melalui pengamatan secara langsung. Analisis vegetasi dilakukan dengan membuat plot, mengamati morfologi dan identifikasi vegetasi yang terdapat dilapangan. Beberapa parameter yang dapat dihitung dalam kegiatan analisis vegetasi yaitu kerapatan mutlak, kerapatan relatif, frekuensi mutlak, frekuensi relatif, dominasi mutlak, dominasi relatif dan indeks nilai penting. Penelitian ini dilaksanakan pada hari kamis, 15 Desember 2022 di Bukit Pau yang terletak di kampung Dul, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai vegetasi apa yang paling dominan di Bukit Pau. Penelitian ini menggunakan metode analisis vegetasi dengan system random sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, tumbuhan yang paling mendominasi pada hutan bukit Pau ini adalah tumbuhan jenis jelutung dengan jumlah 55 individu, puspa 41 individu, akasia 30 individu, jambu mete 7 indiividu, kedebik/senggani 5 individu, gaharu 4 individu, dan sakura pau 1 individu