Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

INOVASI KURIKULUM PESANTREN DALAM MEMPROYEKSIKAN MODEL PENDIDIKAN ALTERNATIF MASA DEPAN Hermanto halil
Ulumuna: Jurnal Studi Keilsman Vol 1 No 2 (2015)
Publisher : LP2M IAI Miftahul Ulum Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (21.475 KB)

Abstract

Kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Kurikulum merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan.Inovasi atau pembaharuan suatu kurikulum perlu dilakukan mengingat kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan, harus menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat yang senantiasa berubah dan terus berkembang. Perubahan kurikulum dimulai dari perubahan konseptual yang fundamental kemudian diikuti oleh perubahan struktural. Pada umumnya perubahan kurikulum menyangkut komponen kurikulum yaitu : a). Perubahan dalam tujuan kurikulum, b). Perubahan isi dan struktur kurikulum, c). Perubahan strategi kurikulum, d). Peubahan sarana kurikulum, e). Perubahan dalam sistem evaluasi kurikulum.
KEPEMIMPINAN SPIRITUAL (SPIRITUAL LEADERSHIP) GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK Hermanto Halil
EDUTHINK: Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam Vol. 1 No. 2 (2020)
Publisher : Prodi PAI Fakultas Tarbiyah IAI Miftahul Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

As a leader will have a big influence on those they lead. Teacher leadership isone of the factors that influence the character building of students,considering that in Javanese philosophy, the teacher is a person who isimitated and is the spearhead in the class who is face to face with students.The teacher accompanies students so that he will be the next leader. Theleadership effectiveness of an organization cannot be separated from spiritualvalues. Therefore, it is important to instill spiritual values in the teacher asa leader in the class. Fulfilling spiritual needs in the classroom will have apositive effect on the character building of students and can be used as afoundation in the application of spiritual leadership.
Hermeneutika al-Qur’an Hassan Hanafi; Memadukan Teks Pada Realitas Sosial Dalam Konteks Kekinian Hermanto Halil
AL-THIQAH : Jurnal Ilmu Keislaman Vol 1 No 02 (2018): Oktober
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini membahas tentang hermeneutika al-Qur’an Hassan Hanafi. Pemikiran hermeneutikanya dilatarbelakangi oleh kegelisahannya melihat penafsiran al-Qur’an yang tidak relevan lagi dengan konteks saat ini. Menurutnya, penafsir harus mampu mencerminkan suatu konflik sosial politik karena di setiap penafsiran harus menyebutkan sosial politik si penafsir. Hanafi juga beranggapan bahwa metode penafsiran tematik amat baik untuk digunakan dalam sebuah penafsiran karena dalam metode ini berusah menghindari sebuah penafsiran yang kesannya bertele-tele, juga dapat mengarahkan pada sebuah perhatian atas tema-tema sosial yang terkandung dalam al-Qur’an. Metode ini mengajarkan para mufasir untuk tidak hanya memainkan logika deduktif saja akan tetapi harus menggunkan logika induktif disertai tinjuan terhadap realitas yang ada.
PENDIDIKAN LIFE SKILL DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL ULUM PANYEPPEN PALENGAAN PAMEKASAN: (Sebagai Upaya Mempersiapkan Santri Terjun Ke Masyarakat) Hermanto Halil; Taufik
EDUTHINK: Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam Vol. 3 No. 02 (2022)
Publisher : Prodi PAI Fakultas Tarbiyah IAI Miftahul Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meskipun lembaga pesantren tersebut menerapkan pendidikan berwawasan lifeskills, namun tidak meninggalkan tradisi pesantrennya. Hal ini didasarkan pada teori pesantren yang mengatakan bahwa pesantren merupakan salah satu bentuk lingkungan “masyarakat” yang unik dan memiliki tata nilai kehidupan yang positif. Selain itu, lembaga pesantren ini memiliki tujuan untuk mendalami ilmu agama Islam (tafaqquhfiad-din) dengan menekankan pentingnya moral dan pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan bermasyarakat. Keberadaan pondok pesantren dan masyarakat merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling mempengaruhi. Sebagian besar pesantren berkembang dari adanya dukungan masyarakat, dan bahkan tidak sedikit berdirinya pesantren merupakan inisiatif masyarakat. Begitu pula sebaliknya perubahan sosial dalam masyarakat merupakan dinamika kegiatan pondok pesantren dalam pendidikan dan kemasyarakatan
PERUBAHAN DAN PENGEMABANGAN BUDAYA ORGANISASI DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN Hermanto Halil
AL - IBRAH Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.314 KB)

Abstract

Budaya organisasi merupakan sala satu faktor yang sangat penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu organisasi.Untuk itu, peran pemimpin dalam upaya membentuk dan membangun budaya organisasi yang kondusif bagi pencapaian tujuan organisasi sangatlah menentukan. Peran leader tersebut menjadi penting dalam proses pemberdayaan (empowerment) karyawan. Disinilah diperlukan kesiapan dan kerelaan seorang pemimpin untuk memberikan dan mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada karyawan agar mereka menjadi lebih berdaya.Keaadaan tersebut sangat ditentukan oelh budaya organisasi yang ada dalam organisasi tersebut
KURIKULUM DAN MASYARAKAT Hermanto Halil; Yuliana Alfiyatin
AL - IBRAH Vol 6 No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/alibrah.v6i2.176

Abstract

Masyarakat senantiasa berubah dan akan terus berubah dari masa ke masa. Masyarakat di era modernisasi sangat jauh berbeda dengan masyarakat pada sebelum ini, dan akan berbeda dengan masyarakat pada anak cucu kita nanti. Dan yang jelas semakin banyak tuntutan masyarakat dalam rangka mengimbangi pola dan gaya hidup saat ini. Perubahan itu jelas akan mempengaruhi cara atau gaya hidup dan cara berpikir kita. Dunia yang luas ini, kini tidak lagi menjadi kendala perhubungan manusia. Segala sesuatu yang dianggap penting oleh manusia, akan terpublish di media sosial. Pendek kata, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mampu memanjakan manusia. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa ciri masyarakat itu adalah dinamis. Dikarenakan banyaknya tuntutan pola da gaya hidup. Kurikulum, dengan demikian, harus elastis dan fleksibel serta dinamis mengikuti arus perkembangan yang terus diusahakan oleh manusia itu. Kurikulum yang dinamis penting untuk menjaga kelangsungan hidup manusia, sebab sifatnya yang fungsional dan mempersiapkan anak untuk menghadapi masalah-masalah di dalam masyarakat tempat mereka hidup. Abstract Society is always changing and will continue to change from time to time. Society in the modernization era is very much different from the society in the past, and will be different from the society for our children and grandchildren later. And what is clear is that there are more and more demands from society in order to balance the current patterns and lifestyles. These changes will obviously affect the way or lifestyle and our way of thinking. This vast world is now no longer an obstacle to human communication. Everything that is considered important by humans will be published on social media. In short, advances in science and technology can spoil humans. As we all know, the characteristics of society are dynamic. Due to the many demands of the pattern and lifestyle. The curriculum, therefore, must be elastic and flexible as well as dynamic following the current of developments that are continuously being pursued by humans. A dynamic curriculum is important for maintaining human survival, because it is functional and prepares children to face problems in the society in which they live.
RELEVANSI SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN DI ERA MODERNISASI Hermanto Halil
AL - IBRAH Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/alibrah.v7i1.191

Abstract

Perkembangan dunia telah melahirkan suatu kemajuan zaman yang modern. Perubahan-perubahan yang mendasar dalam struktur budaya masyarakat seringkali membentur pada aneka kemapanan. Akibatnya ada keharusan untuk mengadakan upaya kontekstualisasi bangunan-bangunan budaya masyrakat dengan dinamika modernisasi, tak terkecuali dengan sistem pendidikan pesantren. Karena itu, sistem pendidikan pesantren harus melakukan upayaupaya konstruktif agar tetap relevan dan mampu bertahan. Memasukkan sistem pendidikan “baru” dalam dunia pendidikan Islam bukan berarti melepaskan yang “lama”. Karena pada institusi pendidikan pesantren justru ada yang perlu ditumbuh kembangkan kembali.
PEMUDA DAN KOTA SANTRI : Konstruksi Sosial Prilaku Pemuda Kota Pasuruan dalam mengkonsumsi makanan dan minuman halal atau haram Prespektif Peter L Berger dan Thomas Luckman Dewi Masitah; Hermanto Halil
International Conference on Humanity Education and Society (ICHES) Vol. 2 No. 1 (2023): Second International Conference on Humanity Education and Society (ICHES)
Publisher : FORPIM PTKIS ZONA TAPAL KUDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The city of Pasuruan is called the city of santri because of the many Islamic boarding schools with various characters, ranging from Salafiyah Islamic boarding schools, economic boarding schools, social pathology pesantren, health pesantren, language and da'wah pesantren, and integrated pesantren. Of all the characters of this complete pesantren, does it have an impact on the behavior of santri and youth around the pesantren to be able to obey Allah by avoiding immorality, eating and drinking unlawful drinks because ideally with the many pesantrens, Pemuda Pasuruan is formed into a society that is educated in Islam and is able to apply values Islamic law. With this phenomenon, researchers are interested in conducting research on the problem of how the social construction of Pasuruan youth in consuming halal or haram food and drinks? This research approach uses a sociological approach and is researched using a qualitative phenomenological method. The theory used as an analytical tool is the social construction theory of Peter L Berger and Thomas Luckman. The results of this study indicate that the youth of Pasuruan City choose between consuming and not consuming illicit goods is a social construction created by the youth themselves as individuals. Pemuda Pasuruan is a human being who is free to determine in a social world that is constructed based on his will. They are not social victims, but as production and reproduction media capable of creating their own social world. Peter L Berger and Thomas Luchman view that the two social construction models that youth created above are inseparable from a dialectical process consisting of three different moments, namely externalization, objectification and internalization.
THE PURPOSE OF EDUCATION IN THE PERSPECTIVE OF THE QUR'AN: (Study of Analysis of the interpretation of Surah Ali Imron Verses 138-139) Halil , Hermanto
Tsaqofah : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 8 No. 1 (2023): Februari
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Ishlah Bondowoso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58883/tsaqofah.v8i1.82

Abstract

The objectives of Islamic education have a very broad scope both materially and spiritually. Islamic education does not only see education as an effort to educate but is in line with the Islamic concept of man and the nature of his existence. In fact, Islamic education seeks to foster an understanding and awareness that humans are equal in front of Allah, the difference is the level of devotion as a form of qualitative difference. Finally, the goal of Islamic education is to produce human beings who are faithful and knowledgeable, and support each other. Otherwise, it can be declared as a new ignorance. Keywords: Purpose of Education, Quranic Perspective
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekonomi Kreatif dalam Meningkatkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Desa Kaduara Timur Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep Halil, Hermanto
Ibrah : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 2 (2022): Ibrah: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IAIN Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47766/ibrah.v1i2.1024

Abstract

The efforts to empower the people of East Kaduara Village, Pragaan District, Sumenep Regency have provided knowledge, awareness, and full power of the people in achieving changes to become a more independent society. This study uses qualitative methods, in which the researcher becomes the key instrument. The data collection technique is carried out in a triangulation (combined) manner, the data is inductive in nature, and the results of the research are focused on the core or meaning and not globally. Based on the place of implementation, this research is field research and literature. If reviewed based on its use, this research is applied research (applied research). The research results show that creative economy-based community empowerment activities have gone through 1) The process of creative economy-based community empowerment is carried out through the activities of making creative economic products in Kaduara Timur Village, Pragaan District, Sumenep Regency which includes the stages of implementation. 2) There is potential for natural resources, human resources, and business potential in East Kaduara Village, Pragaan District, Sumenep Regency, it is proven that the community can utilize and develop local potential. 3) By forming community groups, it will be easier to mobilize community empowerment, such as fishermen groups, Gapoktan, and others. 4) Community participation occurs by providing awareness. 5) Training has been given even in 1 year 4-5 times received training. It is hoped that after receiving the training the results can be developed with their group mates.