Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Gambaran Potensi Interaksi Obat Hipoglikemia Oral (OHO) dengan Obat Lain pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Puskesmas Pajang sofia, Sofia alvani kambayong; Sakti Pambudi, Risma
FASKES : Jurnal Farmasi, Kesehatan, dan Sains Vol. 2 No. 2 (2024): Bulan November 2024 Faskes : Jurnal Farmasi, Kesehatan, dan Sains
Publisher : Program Studi Farmasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32665/faskes.v2i2.3298

Abstract

Latar Belakang : Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah karena gangguan produksi insulin. Diabetes Mellitus juga mempunyai komplikasi sehingga menimbulkan kematian, komplikasi yang muncul yaitu makrovaskuler dan mikrovaskuler. Tujuan : penelitian ini yaitu melihat pemahaman masyarakat tentang gambaran potensi interaksi OHO (Obat Hipoglikemia Oral) dengan obat lain pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Puskesmas Pajang. Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif dengan mengambil data secara restrospektif. Data penelitian akan dilakukan analisis interaksi obat OHO dengan kombinasi terapi obat lainnya berdasarkan Drug Interaction Cheker. Hasil : penelitian menunjukan bahwa profil pengunaan obat hipoglikemia oral (OHO)158 obat yang terdiri dari metformin 84 obat, glimepiride 72 obat dan glibenklamid 2 obat dan obat non hipoglikemia oral (Non OHO) 260 obat yaitu amlodipin 58 obat, natrium dsiklofenat 27 obat dan simvastatin 24 obat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka Kesimpulan dan Saran : profil penggunaan obat yang diperoleh yaitu OHO  158 obat (37,79%) non OHO 260 obat (62,20%), Interaksi obat secara farmakokinetik sebanyak 8 kejadian (11,59%), farmakodinamik sebanyak 61 kejadian (88,40%) dan jenis mekanisme interaksi obat berdasarkan signifikansi yaitu minor sebanyak 31 kejadian (44,92%), moderate 38 kejadian (55,07%).
GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN OBAT BEBAS DI APOTEK “X” SURAKARTA Manek, Yohanes Stephen; Ariastuti, Reni; Sakti Pambudi, Risma
FARMESTRA: Jurnal Pelayanan dan Teknologi Kefarmasian Indonesia Vol. 1 No. 02 (2023): Farmestra: Jurnal Pelayanan dan Teknologi Kefarmasian Indonesia
Publisher : Melekliterasi Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Over the counter drugs are drugs that can be purchased freely at drug stores such as pharmacies, supermarkets, and drug stores. Drug selection can be influenced by several factors such as drug effectiveness, price, packaging design, safety, brand, promotions and recommendations from other parties. People often get drug information through other and print or electronic media advertisements, which are the most impressive types of information and are easy to understand. This research aims to determine factors that influence consumer choices regarding purchasing over-the-counter drugs at drug store "X" in Surakarta. The research used a cross sectional descriptive method. Primary data was collected through direct observation regarding the description of factors that influence the purchase of over-the-counter drugs without a doctor's prescription at the drugstore. Data was taken from 100 consumer respondents from an "X" drug store in Surakarta. Research data was processed using the Microsoft Excel application. The results show that the factors that influence consumer choices in purchasing over thecounter drugs at drug store "X" Surakarta is the effectiveness at 74.80%, safety at 73.88%, packaging design at 74.2 %, price at 74.4%, brand at 74.95%, promotion at a 73.10% and recommendation from other parties at 70.2%. Based on the results, it can be concluded that the biggest factor influencing consumers in choosing drugs at the drug store "X" Surakarta is the brand factor with an average of 74.95%.
Analisa Lama Waktu Tunggu Pelayanan Resep di Apotek Sindhu Farma Rebecawati, Linda; Sakti Pambudi, Risma; Khusna, Khotimatul
FARMESTRA: Jurnal Pelayanan dan Teknologi Kefarmasian Indonesia Vol. 1 No. 02 (2023): Farmestra: Jurnal Pelayanan dan Teknologi Kefarmasian Indonesia
Publisher : Melekliterasi Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Waktu tunggu pelayanan merupakan masalah yang masih banyak dijumpai dalam praktik pelayanan kesehatan, dan salah satu komponen yang potensial menyebabkan ketidakpuasan pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa lama waktu tunggu pelayanan resep di Apotek Sindhu Farma dan kesesuaiannya dengan Standar Pelayanan Minimal Apotek yang berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode desain observasional yang menggunakan analisis deskriptif. Sampel diambil sebanyak 100 resep pada bulan Desember 2023 – Januari 2024. Data primer dikumpulkan langsung melalui pengamatan (observasi) menggunakan stopwatch dan jam untuk mengukur lama waktu tunggu pelayanan resep di Apotek Sindhu Farma serta menggunakan lembar observasi untuk mencatat hasil data penelitian yang diperoleh. Data penelitian diolah dan dihitung rata – rata  waktu tunggu pelayanan resep. Pada penelitian didapatkan total keseluruhan waktu tunggu pelayanan resep racikan dengan jumlah resep sebanyak 12 resep nilai rata – rata waktu tunggu yaitu 15 menit dan waktu tunggu pelayanan resep jadi atau resep non racikan dengan jumlah resep sebanyak 88 resep nilai rata – rata waktu tunggu yaitu 6,82 menit. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa rata – rata waktu tunggu pelayanan resep di Apotek Sindhu Farma sudah sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal di Apotek yaitu <15menit untuk resep jadi dan <30 menit untuk resep racikan. Kata kunci : Apotek ; Pelayanan ; Resep; Waktu Tunggu
ANALISIS IMPLEMENTASI PADA PROSES REKONSILIASI OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUD ADHYATMA MPH SEMARANG Suwarni, Sri; Sakti Pambudi, Risma
FARMESTRA: Jurnal Pelayanan dan Teknologi Kefarmasian Indonesia Vol. 1 No. 02 (2023): Farmestra: Jurnal Pelayanan dan Teknologi Kefarmasian Indonesia
Publisher : Melekliterasi Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelayanan Kefarmasian bertujuan mengoptimalkan terapi dan memecahkan masalah obat, termasuk penggunaan yang kurang tepat di rawat inap. Salah satu pelayanan farmasi klinik adalah Rekonsiliasi obat untuk mencegah duplikasi dan kesalahan penggunaan obat. Tujuan penelitian ini adalh memberikan gambaran Implementasi proses rekonsiliasi obat di instalasi farmsi RSUD Adhyatma MPH Semarang apakah sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian. Penelitian ini mendeskripsikan penerapan rekonsiliasi obat di instalasi farmasi RSUD Adhyatma MPH Semarang dengan metode observasional non-eksperimental dan wawancara mendalam. Data disajikan deskriptif dalam tabel dan summary. Proses rekonsiliasi telah sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian. Proses rekonsiliasi obat dilakukan oleh APJP sesuai standar pelayanan kefarmasian dan SOP, dimulai dari pengumpulan data obat pasien, pencatatan dan verifikasi oleh Apoteker (nama, dosis, frekuensi, rute, waktu pemberian, riwayat alergi, dan efek samping). Rekonsiliasi dilakukan pada saat pasien masuk ruangan hingga pasien pulang dengan teknis Apoteker membandingkan data obat yang pernah, sedang, dan akan digunakan, serta melakukan konfirmasi jika ditemukan ketidaksesuaian (discrepancy). Konfirmasi dilakukan melalui pasien, rekam medis, dan dokter pembuat resep untuk menghindari dupliksi, interaksi, serta mengkomunikasikan perubahan terapi kepada pasien.
IDENTIFIKASI KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANTI EPILEPSI PADA PASIEN EPILEPSI RAWAT JALAN DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE JANUARI - JUNI 2024: THE CORRECT IDENTIFICATION OF A CURE FOR EPILEPSY IN AN OUTPATIENT EPILEPTIC WARD AT DR. MOEWARIN JANUARY - JUNE 2024 Fitriani, Suci; Sakti Pambudi, Risma; Khusna, Khotimatul
JFL : Jurnal Farmasi Lampung Vol. 14 No. 1 (2025): JFL : Jurnal Farmasi Lampung
Publisher : Program Studi Farmasi-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam-Universitas Tulang Bawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jfl.v14i1.2256

Abstract

Epilepsy is a chronic disorder as a result of brain dysfunction that is characterized by repeated seizures. A major therapy for epilepsy was the administration of anti-epileptic drugs (AEDs). AED identification is important in epileptic patients because anti-epileptic drugs are used over a long period of time. The purpose of this study is to understand the precise rate of use of antiepileptic drugs in outpatient epilepsy at Dr. Moewarin January-June 2024. The study USES descriptive methods with data retrieval retrospectively. The instruments used in this study are the patient's medical records. Identify the correct use of drugs in this study using Doxide (meetings of the Indonesian nerve specialist) 2019 and hospital formulations 2024 -2025 with precise criteria of indicative, precise patients, precise drugs and precise doses. Research indicates that the use of anti-epileptic drugs in an outpatient setting at Dr. Moewarin in the January-June 2024 period is the exact rate 100%, exact patients 100%, exact drugs 100%, and exact dosage 94%. Keywords: Epilepsy, precise indications, proper patients, right medication, right dosage.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Perilaku Swamedikasi Demam Di Desa Bumi Dipasena Abadi Lampung Hasna Fadlu Rahma; Sakti Pambudi, Risma; Qonitah, Fadilah
FARMESTRA: Jurnal Pelayanan dan Teknologi Kefarmasian Indonesia Vol. 3 No. 01 (2025): Farmestra: Jurnal Pelayanan dan Teknologi Kefarmasian Indonesia
Publisher : Melekliterasi Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Self-medication is one of the most general treatments for minor illnesses such as fever. Self-medication in Indonesian society is quite high, but health workers do not provide complete information about the correct use of drugs. The study aims to determine the correlation between the level of knowledge and self-medication behavior for fever at Bumi Dipasena Abadi Village in Lampung. The research is an analytical correlational study using a cross-sectional approach. The sample amounted to 100 respondents. The research instrument used a questionnaire that had passed the validity and reliability test. The results show that the level of knowledge about fever is high at 91%, moderate at 8%, and 1% is categorized as the low category. Self-medication behavior is categorized as 96% in the good category, 3% in the sufficient category, and 1% in the poor category. Data analysis implemented univariate and bivariate analysis using the chi-square test and obtained a p-value of 0.002 (P<0.05). It shows that there is a significant correlation between the level of knowledge and self-medication behavior for fever.