Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perkembangan Islam pada Masa Kerajaan Turki Usmani Sugiarto, Deri; Darmilah, Diah; Asmilati, Asmilati
Journal of Multidisciplinary Inquiry in Science, Technology and Educational Research Vol. 2 No. 1 (2025): NOVEMBER 2024 - JANUARI 2025
Publisher : UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/mister.v2i1.2469

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejarah dan kemajuan Turki Usmani bagi Dunia Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur yaitu dengan mengumpulkan buku-buku atau tulisan yang relevan. Adapun langkah-langkahnya yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara historis pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah Oghuz, yang bernama Ertugrul ia sebagai perintis kerajaan Turki Usmani yang meninggal pada 1289 M yang kemudian, kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya yaitu Utsman. Utsman bin Ertugrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Utsmani. Ada Sembilan fase yakni fase pertama dan kedua sebagai fase perintisan dan berdirinya kerajaan Turki Utsmani, fase tiga dan empat sebagai fase kejayaan, fase lima sampai 8 sebagai fase stagnisasi, kemunduruan dan pembubaran kerajaan Utsmani, sedangkan fase sembilan sebagai fase kekhalifahan Republik. Faktor yang mempengaruhi kejayaan dan kemajuan Turki Utsmani di antaranya ialah faktor politik, militer, ekonomi, paradigma penguasa/sultan, sosial politik. Sedangkan, wilayah kekuasaan Turki Utsmani wilayah dibelahan Asia, Afrika Utara hingga Eropa bagian Timur dapat ditaklukkan dan dipertahankan selama kurang lebih 6 abad. Masa kejayaan berada pada masa Sulaiman (King Sulaiman) dikenal oleh rakyatnya dengan sebutan mulia "al-Qanuni". Adapun bentuk kemajuan Utsmani ialah bidang kemiliteran dan pemerintahan, ilmu pengetahuan dan budaya, bidang arsetektur, bidang keagamaan dan bidang manejeman politik.  
Mobility of West Java Community After the Arrival of the Railway (1880-1930) Syah, M Kautsar Thariq; Sa’adah, Putri Lailatus; Darmilah, Diah; Arsyad, Muhammad Fikri; Sugiarto, Deri; Nurcahya, Yan
HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah Vol 13, No 2 (2025): HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/hj.v13i2.11298

Abstract

The long journey of trains in Indonesia began during the Dutch colonial era in 1840 until today. Historically, the implementation of trains began during the Dutch East Indies Colonial Government. The reason is, the increasingly modern transportation infrastructure in the community that connects villages and cities, or cities with other cities is one of the drivers of community mobility. This study uses a historical method because it examines in depth the mobility of trains to the community. The scope of the study includes the history of the development of trains, historical manuscripts from archives. The construction of the railway line was very useful for plantation entrepreneurs to transport their garden produce. The Dutch East Indies government also saw the usefulness of the railway line for military purposes. The Priangan railway line during the Dutch colonial era was known as the Preangerlijn (Priangan Line). The line was built in the period 1880-1894. The Priangan Line has characteristics such as hilly and valley land contours, making the railway mode of transportation an efficient means of transportation for transporting passengers and agricultural products. The results of this study illustrate that the train has become a symbol of connectivity and progress so that people can feel the benefits of modern transportation that continues to develop to this day and has become an inseparable part of the journey of history and development in West Java.