Zain, Miftahul Husna
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kriteria Guru Ideal Perspektif Imam Burhanuddin Az-Zarnuji dalam Kitab Ta’lim Muta’allim dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam Saat Ini Zain, Miftahul Husna; Aprison, Wedra; Pratama, Andy Riski
Education Achievement: Journal of Science and Research Volume 5 Issue 3 November 2024
Publisher : Pusdikra-Publishing.com

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/jsr.v5i3.2196

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemerosotan moral di dunia pendidikan, termasuk perilaku tidak etis oknum guru dan kurangnya pemahaman tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan konsep guru ideal menurut Syekh Az-Zarnuji serta relevansinya dalam pendidikan Islam saat ini. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data melalui pengumpulan, reduksi, penyajian, serta penarikan kesimpulan. Hasil menunjukkan bahwa guru ideal menurut Az-Zarnuji memiliki enam karakteristik: 1) alim, 2) wara’, 3) dewasa, 4) berwibawa, 5) murah hati, dan 6) penyabar serta penuh kasih sayang. Konsep ini relevan dalam berbagai aspek pendidikan, seperti pembentukan karakter siswa, peran guru sebagai pembimbing di era modern, serta pentingnya moral dan etika dalam proses belajar. Prinsip-prinsip ini juga menekankan keseimbangan antara penguasaan ilmu dan pembentukan karakter, serta kolaborasi antara guru, orang tua, dan masyarakat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa konsep guru ideal Az-Zarnuji tetap relevan untuk membangun paradigma pendidikan Islam yang responsif terhadap tantangan zaman. Implikasinya, prinsip-prinsip ini dapat menjadi landasan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam yang holistik, mencakup aspek intelektual, moral, dan spiritual, serta menjadikan guru sebagai teladan.
Integrasi Progresivisme dan Nilai-Nilai Islam dalam Pembelajaran PAI Untuk Meningkatkan Keterampilan 4C Peserta Didik Zain, Miftahul Husna; Aprison, Wedra
Invention: Journal Research and Education Studies Volume 6 Nomor 2 Juli 2025
Publisher : CV. PUSDIKRA MITRA JAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/invention.v6i2.2540

Abstract

Penelitian ini mengkaji integrasi filsafat progresivisme dan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai upaya meningkatkan keterampilan 4C (Critical thinking, Creativity, Communication, Collaboration) peserta didik di era abad 21. Melalui pendekatan kualitatif dengan analisis literatur, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep progresivisme dan relevansinya dengan pembelajaran PAI, menganalisis nilai-nilai Islam yang mendukung pengembangan keterampilan 4C, serta menjelaskan strategi integrasi keduanya dalam praktik pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan adanya keselarasan antara prinsip-prinsip progresivisme seperti pembelajaran aktif, experiential learning, dan pendidikan demokratis dengan nilai-nilai Islam seperti tafakkur, tadabbur, shura, dan ukhuwwah. Penelitian ini mengidentifikasi lima strategi integrasi yang efektif, meliputi: (1) pembelajaran berbasis proyek dengan nilai Islam; (2) pembelajaran berbasis diskusi dan dialog; (3) pembelajaran reflektif; (4) pembelajaran berbasis pemecahan masalah; dan (5) pembelajaran kolaboratif dengan penguatan nilai Islam. Transformasi peran guru PAI menjadi fasilitator, teladan nilai, dan penghubung tradisi-modernitas merupakan faktor kunci dalam keberhasilan integrasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa integrasi progresivisme dan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran PAI dapat menciptakan model pendidikan yang tidak hanya mengembangkan keterampilan 4C peserta didik untuk menghadapi tantangan global, tetapi juga memperkuat fondasi moral dan spiritual yang berakar pada nilai-nilai keislaman.
Prinsip dan Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Zain, Miftahul Husna; Sesmiarni, Zulfani
Invention: Journal Research and Education Studies Volume 6 Nomor 2 Juli 2025
Publisher : CV. PUSDIKRA MITRA JAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/invention.v6i2.2542

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI), menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan merumuskan rekomendasi pengembangan kurikulum PAI yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan zaman. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif yang melibatkan 30 guru PAI di berbagai jenjang pendidikan di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Data dikumpulkan melalui kuesioner berisi 50 pernyataan dengan skala Likert 5 poin dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketujuh prinsip pengembangan kurikulum PAI (relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, efisiensi & efektivitas, berorientasi tujuan, integrasi, dan kesesuaian perkembangan) dipersepsikan sangat tinggi oleh responden dengan persentase berkisar 85,3%-90,0%. Prinsip berorientasi tujuan memperoleh persentase tertinggi (90,0%), diikuti prinsip integrasi (89,6%) dan relevansi (88,4%). Demikian pula, kedelapan faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum PAI (filosofis, psikologis, sosial-budaya, IPTEK, kebijakan pendidikan, ekonomi, globalisasi, dan keagamaan) juga dipersepsikan sangat tinggi dengan persentase berkisar 85,3%-89,2%. Faktor kebijakan pendidikan menempati urutan tertinggi (89,2%), diikuti faktor IPTEK (88,9%) dan filosofis (88,4%). Penelitian ini mengungkap adanya keterkaitan erat antara prinsip-prinsip dan faktor-faktor pengembangan kurikulum PAI, yang menunjukkan pentingnya pendekatan holistik dalam pengembangan kurikulum PAI yang tidak hanya mempertimbangkan aspek teknis pendidikan, tetapi juga dimensi filosofis, psikologis, sosial-budaya, dan keagamaan.
Integrasi Wahyu dan Akal dalam Filsafat Ilmu Islam Zain, Miftahul Husna; Sartika, Meli; Andria, Nia Rahminata; Ulandari, Yesi; Burhanuddin, Nunu
Invention: Journal Research and Education Studies Volume 6 Nomor 2 Juli 2025
Publisher : CV. PUSDIKRA MITRA JAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/invention.v6i2.2656

Abstract

Penelitian ini mengkaji hubungan antara wahyu dan akal dalam konteks filsafat ilmu Islam, yang telah menjadi diskursus penting sejak awal peradaban Islam. Dengan menggunakan metodologi kajian pustaka, penelitian ini menganalisis berbagai perspektif tentang integrasi kedua sumber pengetahuan ini, terutama dalam menghadapi tantangan modernitas dan sekularisasi ilmu pengetahuan. Dalam konteks Indonesia, integrasi wahyu dan akal dianggap sebagai keharusan untuk menghindari dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum, yang dapat menghambat perkembangan peradaban Islam. Penelitian ini merujuk pada pemikiran tokoh-tokoh seperti Abdullah dan Amin, yang menekankan pentingnya harmonisasi antara wahyu dan akal. Selain itu, artikel ini juga membahas model-model integrasi yang ada, tantangan yang dihadapi, serta prospek pengembangan integrasi wahyu dan akal dalam pendidikan dan ilmu pengetahuan kontemporer. Hasil kajian menunjukkan bahwa integrasi wahyu dan akal tidak hanya mungkin secara teoretis, tetapi juga bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang holistik dan bermakna, serta dapat berfungsi sebagai landasan untuk mencapai keunggulan intelektual dan pemenuhan spiritual dalam konteks pendidikan Islam.
Integrasi Progresivisme dan Nilai-Nilai Islam dalam Pembelajaran PAI Untuk Meningkatkan Keterampilan 4C Peserta Didik Zain, Miftahul Husna; Aprison, Wedra
Invention: Journal Research and Education Studies Volume 6 Nomor 2 Juli 2025
Publisher : CV. PUSDIKRA MITRA JAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/invention.v6i2.2540

Abstract

Penelitian ini mengkaji integrasi filsafat progresivisme dan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai upaya meningkatkan keterampilan 4C (Critical thinking, Creativity, Communication, Collaboration) peserta didik di era abad 21. Melalui pendekatan kualitatif dengan analisis literatur, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep progresivisme dan relevansinya dengan pembelajaran PAI, menganalisis nilai-nilai Islam yang mendukung pengembangan keterampilan 4C, serta menjelaskan strategi integrasi keduanya dalam praktik pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan adanya keselarasan antara prinsip-prinsip progresivisme seperti pembelajaran aktif, experiential learning, dan pendidikan demokratis dengan nilai-nilai Islam seperti tafakkur, tadabbur, shura, dan ukhuwwah. Penelitian ini mengidentifikasi lima strategi integrasi yang efektif, meliputi: (1) pembelajaran berbasis proyek dengan nilai Islam; (2) pembelajaran berbasis diskusi dan dialog; (3) pembelajaran reflektif; (4) pembelajaran berbasis pemecahan masalah; dan (5) pembelajaran kolaboratif dengan penguatan nilai Islam. Transformasi peran guru PAI menjadi fasilitator, teladan nilai, dan penghubung tradisi-modernitas merupakan faktor kunci dalam keberhasilan integrasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa integrasi progresivisme dan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran PAI dapat menciptakan model pendidikan yang tidak hanya mengembangkan keterampilan 4C peserta didik untuk menghadapi tantangan global, tetapi juga memperkuat fondasi moral dan spiritual yang berakar pada nilai-nilai keislaman.
Prinsip dan Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Zain, Miftahul Husna; Sesmiarni, Zulfani
Invention: Journal Research and Education Studies Volume 6 Nomor 2 Juli 2025
Publisher : CV. PUSDIKRA MITRA JAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/invention.v6i2.2542

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI), menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan merumuskan rekomendasi pengembangan kurikulum PAI yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan zaman. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif yang melibatkan 30 guru PAI di berbagai jenjang pendidikan di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Data dikumpulkan melalui kuesioner berisi 50 pernyataan dengan skala Likert 5 poin dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketujuh prinsip pengembangan kurikulum PAI (relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, efisiensi & efektivitas, berorientasi tujuan, integrasi, dan kesesuaian perkembangan) dipersepsikan sangat tinggi oleh responden dengan persentase berkisar 85,3%-90,0%. Prinsip berorientasi tujuan memperoleh persentase tertinggi (90,0%), diikuti prinsip integrasi (89,6%) dan relevansi (88,4%). Demikian pula, kedelapan faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum PAI (filosofis, psikologis, sosial-budaya, IPTEK, kebijakan pendidikan, ekonomi, globalisasi, dan keagamaan) juga dipersepsikan sangat tinggi dengan persentase berkisar 85,3%-89,2%. Faktor kebijakan pendidikan menempati urutan tertinggi (89,2%), diikuti faktor IPTEK (88,9%) dan filosofis (88,4%). Penelitian ini mengungkap adanya keterkaitan erat antara prinsip-prinsip dan faktor-faktor pengembangan kurikulum PAI, yang menunjukkan pentingnya pendekatan holistik dalam pengembangan kurikulum PAI yang tidak hanya mempertimbangkan aspek teknis pendidikan, tetapi juga dimensi filosofis, psikologis, sosial-budaya, dan keagamaan.
Integrasi Wahyu dan Akal dalam Filsafat Ilmu Islam Zain, Miftahul Husna; Sartika, Meli; Andria, Nia Rahminata; Ulandari, Yesi; Burhanuddin, Nunu
Invention: Journal Research and Education Studies Volume 6 Nomor 2 Juli 2025
Publisher : CV. PUSDIKRA MITRA JAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/invention.v6i2.2656

Abstract

Penelitian ini mengkaji hubungan antara wahyu dan akal dalam konteks filsafat ilmu Islam, yang telah menjadi diskursus penting sejak awal peradaban Islam. Dengan menggunakan metodologi kajian pustaka, penelitian ini menganalisis berbagai perspektif tentang integrasi kedua sumber pengetahuan ini, terutama dalam menghadapi tantangan modernitas dan sekularisasi ilmu pengetahuan. Dalam konteks Indonesia, integrasi wahyu dan akal dianggap sebagai keharusan untuk menghindari dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum, yang dapat menghambat perkembangan peradaban Islam. Penelitian ini merujuk pada pemikiran tokoh-tokoh seperti Abdullah dan Amin, yang menekankan pentingnya harmonisasi antara wahyu dan akal. Selain itu, artikel ini juga membahas model-model integrasi yang ada, tantangan yang dihadapi, serta prospek pengembangan integrasi wahyu dan akal dalam pendidikan dan ilmu pengetahuan kontemporer. Hasil kajian menunjukkan bahwa integrasi wahyu dan akal tidak hanya mungkin secara teoretis, tetapi juga bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang holistik dan bermakna, serta dapat berfungsi sebagai landasan untuk mencapai keunggulan intelektual dan pemenuhan spiritual dalam konteks pendidikan Islam.