Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMBINAN MAULID HABSY PADA SISWA SMAN 2 PALANGKA RAYA GUNA MELESTARIKAN KESENIAN ISLAM Muhamad Rizal Kurniawan; Surawan , Surawan
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia (JPMI) Vol. 2 No. 1 (2024): Oktober
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jpmi.v2i1.2465

Abstract

Guru  selaku  fasilitator  dan  motivator  di  sekolah  memiliki peran  untuk  mewujudkan  pengembangan  bakat  siswanya  khususnya keterampilan  membaca  habsyi,Dalam  hal  ini  hendaknya  anak-anak diberikan  bimbingan,  pembinaan  dan  motivasi  agar  bakatnya  dapat berkembangsecara optimal.  Dalamkenyataan  yang  terjadi  bahwa remaja  Islam  masih  ada  yang  kurang  menguasai  kesenian  agama mereka,   bahkan   sebagian   dari   mereka   tidak   mengikuti   kegiatan tersebut  karena  merasa  tidak  memiliki  bakat  di  bidang  tersebut, khususnya  dalam  halketerampilan  membaca  habsyi.  Keterampilan membaca maulid habsyi dapat dikembangkan melalui latihan ataupun pembelajaran yang dilaksanakan di luar jam pelajaran yakni kegiatan ekstrakurikuler  yang  dikembangkan  melalui  pembinaan  yang  lebih terarah dan sistematis. Oleh karena itu, untuk pengembangan potensi di  bidang  habsyi  keterampilan  membaca  habsyi  peserta  didik  secara optimal,   maka   diperlukan   pembinaan   secara   terus-menerus   dan mendapatkan  perhatian  serta  motivasi  dari  seluruh  guru  maupun kepala sekolah. Sebab pembinaan ekstrakurikuler yang kurang optimal akan menghasilkan keterampilan membaca habsyi peserta didik yang kurang maksimal pula artinya kurang memuaskan.Tujuan dari artikel ini adalah tentang pentingnya melestarikan kesenian daerah yang bernafaskan Islam sebagai Langkah awal untuk melakukan regerenasi. Kesenian Habsyi merupakan salah satu kesenian Islam yang di dalamnya melantunkan syair-syair dan pembacaan sholawat nabi yang diiringi tabuhan-tabuhan gendang atau rebana. Program inilah yang dilakukan mahasiswa MBKM IAIN Palangka Raya terhadap suatu kelompok remaja di sekolah SMA NEGERI 2 P alangka Raya. Tujuan dari pembinaan ini yaitu untuk melestarikan dan mengaktifkan kembali kesenian Habsyi serta pengembangan skill. Adapun metode yang digunakan yaitu service learning (SL). Selama program ini berlangsung, hal-hal yang telah dicapai di antaranya adalah adanya peningkatan pemahaman dan keterampilan, penambahan dan pembaruan sarana prasana maupun peralatan Habsyi. Berdasarkan hasil program pembinaan remaja dalam pelestarian kesenian Habsyi melalui gebyar nasyid, dapat disimpulkan yaitu melestarikan dan menghidupkan kembali program atau kegiatan kesenian Habsyi, memberikan tambahan wawasan atau pengetahuan, keterampilan dan pengembangan skill dalam kesenian Habsyi, memberikan tambahan pengetahuan atau wawasan tentang kebudayaan Islam yaitu kesenian Habsyi yang di dalamnya melantunkan syair-syair pujian atau Shalawat, membantu dan melayani dalam menumbuhkan semangat guna melestarikan dan menguatkan kebudayaan kesenian Habsyi, serta diharapkan dapat menciptakan regenerasi. Dan bisa terus berkelanjutan dari generasi ke generasi 
Pendampingan Kegitan Pengenalan Makhorijul Huruf Dengan Metode Iqro Di TKA/TPA Nurul Ihsan Palangkaraya Wahyu Agustin, Marlina; Aulia Safitri, Suci; Surawan , Surawan; Nirwanto, Rahmadi
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 3: Mei 2025
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v4i3.8475

Abstract

Pendampingan kegiatan pengenalan makhorijul huruf dengan metode Iqro di TKA/TPA Nurul Ihsan Palangkaraya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an anak-anak sejak dini sesuai dengan kaidah tajwid yang benar. Kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan Service Learning (SL) yang terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Metode Iqro yang digunakan dalam kegiatan ini terbukti efektif karena pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang memudahkan anak-anak dalam memahami dan menghafal makhrajul huruf secara sistematis. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa dalam membedakan dan melafalkan huruf hijaiyah dengan lebih tepat. Selain itu, pembelajaran dilakukan secara klasikal dengan membaca dan menulis huruf Hijaiyyah, serta dievaluasi melalui buku prestasi. Dan juga kegiatan doa bersama dan shalat asar berjamaah yang diterapkan. Dengan adanya metode ini juga meningkatkan motivasi  siswa dalam mempelajari Al-Qur’an serta meningkatkan makhorijul huruf baik mengenali, melafalkan dan membedakan huruf Hijaiyyah dalam mengembangkan keterampilan membacanya. Dengan demikian, pendampingan ini memberikan kontribusi positif dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an bagi anak-anak di TKA/TPA Nurul Ihsan Palangka Raya
PEMBINAAN REMAJA DALAM PELESTARIAN KESENIAN AL-BANJARI MELALUI GEBYAR NASYID Yusuf, Muhammad; Marsiah, Marsiah; Ajahari , Ajahari; Surawan , Surawan
Jurnal Paris Langkis Vol 3 No 1 (2022): Edisi Agustus 2022
Publisher : PPKn, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/paris.v3i1.5219

Abstract

Artikel ini dilatarbelakangi dari kurangnya kesadaran akan pentingnya kesenian al-banjari dan wawasan di dalamnya. Kesenian al-banjari atau habsyi merupakan salah satu kesenian Islam yang di dalamnya melantunkan syair-syair dan pembacaan sholawat nabi yang diiringi tabuhan-tabuhan gendang atau rebana. Program inilah yang dilakukan mahasiswa KKN Tematik Sukamulya kota Palangka Raya terhadap suatu komunitas masyarakat. Tujuan dari pembinaan ini yaitu untuk melestarikan dan mengaktifkan kembali kesenian al-banjari serta pengembangan skill. Adapun metode yang digunakan yaitu service learning (SL). Melalui program ini, program pembinaan kesenian al-banjari mendapat apresiasi dari masyarakat karena kesenian al-banjari sudah lama vakum yang sebelumnya pernah dilakukan. Selama program ini berlangsung, banyak sekali hal-hal yang telah dicapai, di antaranya adalah: adanya peningkatan pemahaman dan keterampilan, penambahan dan pembaruan sarana prasana maupun peralatan al-banjari. Berdasarkan hasil program pembinaan remaja dalam pelestarian kesenian al-banjari melalui gebyar nasyid, dapat disimpulkan yaitu melestarikan dan menghidupkan kembali program atau kegiatan kesenian al-banjari, memberikan tambahan wawasan atau pengetahuan, keterampilan dan pengembangan skill dalam kesenian al-banjari, memberikan tambahan pengetahuan atau wawasan tentang kebudayaan Islam yaitu kesenian al-banjari yang di dalamnya melantukan syair-syair pujian atau sholawat, membantu dan melayani dalam menumbuhkan semangat guna melestarikan dan menguatkan kebudayaan kesenian al-banjari, serta diharapkan dapat menciptakan regenerasi. Kata Kunci: Pembinaan, Pelestarian Kesenian Al-Banjari, Gebyar Nasyid
Memaafkan Sebagai Faktor Penguat Kesehatan Mental Mahasiswa PAI Angkatan 22: Tinjauan Psikologis Muhammad Khair; Surawan , Surawan; Razali, Nabihah Husna
Cakrawala: Journal of Religious Studies and Global Society Vol. 2 No. 1 (2025): Juni
Publisher : Yayasan Cendekia Gagayunan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63142/cakrawala.v2i1.229

Abstract

Mental health has become an increasingly relevant issue in modern society, particularly due to the influence of technology and social media, which tend to exacerbate individuals' psychological conditions. This study aims to examine the effect of forgiveness on the mental health of students in the Islamic Religious Education (PAI) Study Program, class of 2022. A quantitative approach with a correlational method was employed, involving 30 respondents selected through purposive sampling. The instrument used to measure forgiveness was the Heartland Forgiveness Scale, while mental health was assessed using the Warwick-Edinburgh Mental Well-being Scale. Pearson correlation test results indicated a very strong and significant relationship between forgiveness and mental health, with a correlation coefficient of 0.990 and a p-value of <0.001. These findings suggest that the higher the level of forgiveness, the better the students’ mental health condition. This research emphasizes the importance of forgiveness as a factor that strengthens psychological well-being and contributes to the development of more holistic psychological interventions. It is hoped that the results of this study can serve as a foundation for educational institutions to design programs that enhance students' mental health through the practice of forgiveness.
KONSUMSI KONTEN DAKWAH DIGITAL DAN KESEJAHTERAAN SPIRITUAL MAHASISWA: KAJIAN EMPIRIS DI KALANGAN GENERASI Z Sirun, Akhmad Kastalani; Surawan , Surawan
Indonesian Journal of Islamic Studies (IJIS) Vol. 1 No. 2 (2025): Vol. 1 No. 2 Edisi Juli 2025
Publisher : JCI Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/ijis.v1i2.905

Abstract

Kemajuan teknologi digital telah membawa perubahan signifikan dalam pola konsumsi informasi keagamaan, terutama di kalangan generasi Z. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat konsumsi konten dakwah digital dan kesejahteraan spiritual siswa generasi Z, serta menganalisis hubungan di antara keduanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa kuesioner terhadap 25 mahasiswa yang aktif mengakses media sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden secara rutin mengakses konten dakwah digital, terutama melalui YouTube, Instagram, dan TikTok. Mahasiswa menilai konten dakwah digital tidak hanya memperluas akses terhadap ilmu agama, tetapi juga menjadi sumber spiritual yang inspiratif, relevan, dan menenangkan. Tingkat kesejahteraan spiritual mereka juga tinggi, ditandai dengan kedekatan dengan Tuhan, ketenangan batin, dan makna hidup. Temuan ini selaras dengan teori Kegunaan dan Kepuasan, di mana media digunakan untuk memenuhi kebutuhan spiritual secara aktif. Penelitian ini menekankan pentingnya kualitas konten dakwah serta peran figur ustadz yang otentik dalam membangun spiritualitas digital yang sehat dan bermakna.