Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Hukum Kausalitas Dalam Perspektif Pengembangan Ilmu Pengetahuan Modern Zikri, Abdalul; Jailuddin, Syuaib; M, Marilang; Siola, M. Nasir
Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Vol 2, No 6 (2025): January
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Causality is one of the most important topics in the history of philosophy, this is because the principle of causality is one of the main issues in the tradition of Islamic philosophy where the principle of causality is a fundamental issue in philosophy. In the Middle Ages, Muslim philosophers were busy with productive debates about causality that were seen solely from Islamic philosophy and Islamic theology, thus giving rise to debates among philosophers where each philosopher had his own opinion. In fact, it can be said that awareness of the world and representation in the world always depend on causal relationships. Finding all the relationships between cause and effect also provides insight into the causal structure of nature and forms the ability to learn to act intelligently in the world. Finding what actually causes the possibility of building causal patterns, and this allows for rational or logical predictions, decisions, and actions in the world. Causality forms a chain that begins in the past, exists in the present, and disappears in the future. The views of philosophers on the principle of causality have evolved from Plato, who emphasized the importance of causes in change, to Aristotle who distinguished four types of causes. The Stoics asserted that every event has a cause, while medieval philosophers distinguished between primary and secondary causes. In modern times, Hume emphasized the need for experience to understand causal relationships, while Kant argued that causality is based on the structure of reason. Mill added that causes are combinations of conditions. Overall, these developments reflect the complexity of views on causality in philosophy.
Dasar-Dasar dan Sumber Ilmu Pengetahuan Siola, M. Nasir; Arjul Haq, Ahmad Muflihuddin; Attwar, Muhammad; Anggraeni, Gayatri Fitri; Asmar, Firawati
Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Vol 2, No 6 (2025): January
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.14760381

Abstract

This study aims to provide an in-depth understanding of the fundamental concepts of knowledge, including its definition, sources, types, and the relationship between philosophy of science and the development of scientific knowledge. Knowledge is obtained through scientific methods that can be tested and verified, with a deep philosophical foundation. It encompasses not only empirical observation but also revelation as one of its sources. Truth theories such as coherence, correspondence, and pragmatism are used to evaluate the validity of knowledge. The rapid development of knowledge requires profound understanding to avoid misconceptions and negative impacts. This study emphasizes the importance of the philosophy of science in guiding the systematic and responsible advancement of knowledge.
Peran Etika dan Estetika Dalam Ilmu Pengetahuan M, Marilang; Siola, M. Nasir; A, Asrullah; Nurdiyanto, Irwan
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 3, No 1 (2025): February
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pentingnya pemahaman terhadap nilai-nilai etika dalam Islam tidak bisa diabaikan. Etika Islam tidak hanya mencakup aspek moralitas individual, tetapi juga membawa dampak yang signifikan pada tatanan sosial dan masyarakat. Begitu pula dengan estetika, yang mengarah pada pemahaman tentang keindahan dan kesempurnaan dalam segala aspek kehidupan. Oleh karena itu, pemahaman mendalam terhadap nilai etika beserta estetika dalam Islam dapat menjadi landasan yang kuat dalam membentuk karakter pribadi yang beradab mulia dan masyarakat yang berbudya. Melalui metode analisis teks-teks klasik dan kontemporer dalam literatur Islam, penelitian ini akan menggali konsep-konsep etika dan estetika dalam Islam, serta menjelaskan bagaimana konsep-konsep ini dapat diaplikasikan dalam konteks pendidikan. Dengan demikian, penelitian ini akan memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang pentingnya nilai-nilai etika serta estetika dalam pendidkan Islam, serta terlibat praktisnya dalam pengembangan kurikulum pendidikan yang berfokus pada pembentukan karakter dan keindahan dalam pendidikan. Hasil kajian menunjukkan bahwa Etika membahas baik-buruk atau benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia serta sekaligus menyoroti kewajiban-kewajiban manusia. Etika tidak mempersoalkan apa atau siapa manusia itu, tetapi bagaimana manusia seharusnya berbuat atau bertindak. Estetika juga merupakan bidang studi filsafat manusia yang mempersoalkan nilai keindahan. Keindahan mengandung arti bahwa dalam diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam satu kesatuan hubungan yang utuh menyeluruh.
Ragam Metodologi Penyusunan Kitab-Kitab Hadis M, Marilang; Siola, M. Nasir; A, Asrullah; Nurdiyanto, Irwan
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 3, No 1 (2025): February
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian terhadap Hadis kemudian beralih kepada usaha untuk mengelaborasi kitab-kitab induk di atas. Seperti men-syarh yang dapat dikatakan menafsirkan dalam kajian al-Qur`an, yaitu menjelaskan makna-makna yang sulit dalam Hadis, menjelaskan pendapat ulama mengenai kandungan hukum dalam matan atau isi dari Hadis atau menjelaskan kondisi sanad dan kontroversi mengenainya. Di dalam makalah ini akan di bahas tentang sejarah penulisan kitab-kitab hadis dan berbagai metode-metode penulisan kitab hadis, baik itu kitab sumber yakni kitabĀ  yang menjadi rujukan sumber dimana hanya keterlibatan penulis kitab dalam kitab tersebut, ataupun kitab kajian di mana kitab-kitab ini mengkaji atau ada keterlibatan penulis lain dalam kitab tersebut. Para sahabat dalam menjaga dan menghafal hadis secara akurat, yaitu dengan penghafalan, merekam, dan praktik. Yang pertama adalah penghafalan, para sahabat telah terbiasa untuk mendengar perkataan nabi, dan memperhatikan perbuatan beliau dengan sangat hati-hati, dan di antara para sahabat terbiasa untuk membahas dan mempelajari ulang apa yang telah disampaikan nabi. Yang kedua adalah merekam, para sahabat yang memiliki kemampuan dalam menulis memiliki tugas khusus dalam mencatat hadis-hadis yang diperoleh dari nabi. Yang ketiga adalah praktik, para sahabat mempraktikkan apa yang telah mereka dapat dari nabi. Perkembangan hadis pada Rasulullah masyarakat umat Islam masih terbilang kurang memahami hadis maupun menulis hadis. Pada masa ini Rasulullah selalu menekankan kepada sahabat agar selalu memahami hadis dan menyampaikanya kepada umat Islam. Salah satu kebijakan terbesar Nabi terkait pemeliharaan hadis adalah dengan memerintahkan para shahabat untuk menghafal.
Korelasi Kebenaran Ilmiah dan Kemukjizatan Al-Quran Siola, M. Nasir
PILAR Vol. 3 No. 1 (2012): JURNAL PILAR PILAR, JUNI 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/3hfcdm84

Abstract

Metode ilmiah yang dimaksudkan adalah objektif, metodik, sistematik, dan universal. Ilmu pengetahuan selalu memperbaharui diri seiring dengan perkembangan zaman dan itu berlangsung menurut hukum kemajuan. Pada mulanya ilmu bersifat perkiraan, kemudian meningkat menjadi meyakinkan. Untuk mendapatkan kebenaran persesuaian antara pengetahuan dan objeknya, tidak terjadi secara kebetulan, melainkan menggunakan prosedur atau metode yang tepat, dengan sarana ilmiah yang dimiliki oleh seseorang pencari kebenaran, maka akan mendapat suatu tujuan dari pengetahuan itu yakni kebenaran ilmiah. Tujuan dari kebenaran ilmiah ini ialah sebagai sarana memahami Al-Quran. Menurut istilah pengetahuan dapat dikatakan ilmiah bila pengetahuan memenuhi empat syarat yaitu memenuhi standar ilmiah.Kata kunci: objektif, metode, sistematik universal