Ananda, Faisar
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pelaksanaan Hukum Cambuk Sebagai Hukuman Ditinjau Berdasarkan Filsafat Hukum Islam Lubis, Syaddan Dintara; Ananda, Faisar; Nurasiah, Nurasiah
Al-Muqaranah : Jurnal Perbandingan Hukum dan Mazhab Vol 3, No 1 (2025)
Publisher : Al-Muqaranah : Jurnal Perbandingan Hukum dan Mazhab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract This study aims to examine the implementation of caning punishment reviewed based on Islamic legal philosophy, as in Islam caning punishment is a punishment for perpetrators of criminal acts where the aim is to provide a deterrent effect for the perpetrators of the crime, the formulation of the problem in this study is how is the implementation of caning punishment in Aceh? And how is the implementation of caning punishment reviewed from Islamic legal philosophy, the research method used in this study is normative legal research. The results of this study are Caning punishment in the review of Islamic legal philosophy can be seen from various perspectives that include the values of justice, welfare, and the main purpose of the application of the punishment itself. In Islam, the law has a very strong basis both in the Qur'an and the hadith, which emphasizes the balance between justice and mercy. Caning punishment, which is included in the category of hudud (punishment clearly stated in the text of the sharia), serves to enforce religious rules while providing a deterrent effect on perpetrators of crimes.Kata Kunci: Hukum Cambuk, Hukuman, Filsafat Hukum Islam Keywords: Caning law, punishment, Islamic legal philosophy
MENCEGAH KDRT: MAQASHID SYARIAH DAN HUKUM PIDANA Siregar, Bismar; Ananda, Faisar; Nurasiah, Nurasiah
AS-SAIS (JURNAL HUKUM TATA NEGARA/SIYASAH) Vol 9, No 1 (2025): AS-SAIS : Jurnal Hukum Tata Negara / Siyasah
Publisher : Hukum tata Negara/Siyasah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/as-sais.v10i1.23373

Abstract

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan masalah sosial yang kompleks dan memerlukan pendekatan multidimensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran Maqashid Syari'ah dan Hukum Pidana dalam mencegah KDRT. Metode penelitian menggunakan pendekatan yuridis-normatif dan analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Maqashid Syari'ah dengan prinsip hifz al-nafs (melindungi jiwa), hifz al-'iyal (melindungi keluarga), dan hifz al-mal (melindungi harta) dapat menjadi landasan efektif untuk mencegah KDRT. Sementara itu, Hukum Pidana dengan ketentuan pasal 44-45 KUHP dan Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga juga berperan penting dalam mencegah dan menindak KDRT. Penelitian ini merekomendasikan perluasan kesadaran masyarakat tentang pentingnya Maqashid Syari'ah dan Hukum Pidana dalam mencegah KDRT
Implikasi Yuridis Ketentuan Pencatatan Perkawinan Siri Dalam UU No. 1 Tahun 1974 Terhadap Status Keperdataan Istri Dan Anak (Analisis Putusan MK NO. 46/PUU-VIII/2010) Anggraini, Anggi Egi; Ananda, Faisar; Turnip, Ibnu Radwan Siddiq
AS-SAIS (JURNAL HUKUM TATA NEGARA/SIYASAH) Vol 9, No 1 (2025): AS-SAIS : Jurnal Hukum Tata Negara / Siyasah
Publisher : Hukum tata Negara/Siyasah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/as-sais.v9i1.25188

Abstract

ABSTRACKMarriage registration as stipulated in Article 2 paragraph (2) of Law Number 1 of 1974 on Marriage is a formal requirement for a marriage to be legally recognized by the state and to produce civil legal consequences. In practice, unregistered marriages, known as siri marriages—those conducted according to religious norms but not officially recorded—remain prevalent in Indonesia. These types of marriages raise significant legal issues, particularly regarding the civil status of the wife and child. The wife in a siri marriage is not legally protected in terms of her marital rights, while the child often has legal ties only to the mother and her family. This research aims to examine the legal implications of the registration requirement on the civil status of wives and children in siri marriages, and to analyze the impact of Constitutional Court Decision Number 46/PUU-VIII/2010 on the legal status of children born outside of officially recognized marriages. The method used is normative juridical research with a statute approach and a conceptual approach. The findings show that while the Court's decision grants civil recognition to children based on biological evidence, the legal position of wives in siri marriages remains unprotected. Legal reform is urgently needed to ensure justice and legal certainty for women and children.Keywords:  Juridical Implications, Registration, Unregistered Marriage ABSTRAKPencatatan perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan merupakan syarat formal agar suatu perkawinan sah secara hukum negara dan menimbulkan akibat hukum keperdataan. Dalam praktiknya, masih banyak terjadi perkawinan siri, yaitu perkawinan yang sah secara agama tetapi tidak dicatatkan pada instansi resmi. Perkawinan siri menimbulkan persoalan hukum serius, terutama terhadap status keperdataan istri dan anak. Istri tidak memperoleh perlindungan hukum atas hak-haknya dalam perkawinan, sedangkan anak yang dilahirkan dari hubungan tersebut kerap kali hanya memiliki hubungan hukum dengan ibu dan keluarganya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implikasi yuridis ketentuan pencatatan perkawinan terhadap status keperdataan istri dan anak dalam perkawinan siri, serta menganalisis pengaruh Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010 terhadap perubahan status hukum anak luar kawin. Metode yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun Putusan MK telah memberikan pengakuan hukum terhadap anak luar kawin yang dapat dibuktikan hubungan biologisnya dengan ayah, posisi hukum istri dalam perkawinan siri masih belum mendapatkan pengakuan yang memadai. Diperlukan pembaruan hukum dan instrumen pelindung yang lebih adil bagi perempuan dan anak dalam sistem hukum nasional.Kata kunci: Impilikasi Yuridis, Pencatatan, Perkawinan Siri, Keperdataan Istri dan Anak,