Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Comparison of Antibacterial Activity of Ethanol Extract and Nanoparticles of Crassocephallum Crepidioides S.Moore Against Staphylococcus Aureus Candrika, Candrika; Dalimunthe, Aminah; Bangun, Hakim
Journal La Medihealtico Vol. 5 No. 2 (2024): Journal La Medihealtico
Publisher : Newinera Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37899/journallamedihealtico.v5i2.1160

Abstract

This research seeks to examine the width of the inhibitory zone of extracts and nanoparticles of Crassocephalum crepidioides leaf simplisia, which have many advantages such as wound therapy, diarrhea relief, anti-inflammatory properties, and antibacterial effects. The antibacterial activity of Crassochepallum crepidioides (Benth) was evaluated by using the ethanol extract and nanoparticles. S. Moore departs. The agar diffusion technique was used to test it on paper plates. 0.1 ml of bacterial inoculum was introduced into a sterile petri dish, followed by the addition of 15 ml of Mueller Hinton agar media at a temperature range of 45-50ºC. Subsequently, multiple paper plates were immersed in a test solution containing a strong leaf ethanol extract and nanoparticles with different concentrations. Characterization reveals that Crassocephalum crepidioides is composed of many bioactive components, including alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, and steroids. The analysis of the extract revealed that it contained 5.92% water, 12.86% total ash, 1.55% acid-insoluble ash, 14.33% water-soluble essence, and 9.34% ethanol-soluble essence. The nanoparticles had a size of 64.37 nm and exhibited antibacterial activity of extract ethanol at a concentration of 50% with a diameter of 12,00 mm. The minor concentration of the extract had a diameter of 3,166 mm, while the nanoparticles showed antibacterial activity at a concentration of 50% with a diameter of 10,53 mm. The minor concentration of the nanoparticle had a diameter of 3,00 mm The activity test results of the ethanol extract of Crassochepallum crepidioides with nanoparticles demonstrated that the inhibitory diameter of the ethanol extraction results remained more strong compared to the nanoparticles of simplisia powder.
Effectiveness Test Of Anti-Acne Emulsigel Preparation Based On Clove Leaf Oil (Syzygium Aromaticum (L.) Merr & Perry) Yoan Dasawanti; Candrika Candrika; Khaira Banu
International Journal of Health and Social Behavior Vol. 2 No. 1 (2025): February: International Journal of Health and Social Behavior
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62951/ijhsb.v2i1.286

Abstract

Acne is a common skin problem caused by the accumulation of oil that blocks the hair follicles. Factors contributing to acne include bacterial colonization by Staphylococcus epidermidis and Propionibacterium acnes, increased sebum production, and follicle disturbances. Generally, acne treatment aims to reduce sebum production, address inflammation, decrease bacterial colonization, and improve skin conditions. The commonly used therapies include antibiotics and retinoids, although challenges such as antibiotic resistance and side effects exist. As an alternative, clove (Syzygium aromaticum) contains eugenol, which has antibacterial properties that are effective against the growth of Propionibacterium acnes. A combination of emulsion and gel (emulsisponge) can be a stable and effective formulation for acne treatment. This study aimed to formulate clove leaf oil into an emulsified gel preparation, evaluate the formulation, and test its antibacterial activity. The study began with distillation of clove leaf oil and its formulation into an emulsion gel. Evaluation of the emulsion included organoleptic, homogeneity, pH, viscosity, particle size, skin irritation, and antibacterial activity tests. The results showed that The emulsified gel was white, aromatic, thick, and homogeneous. The emulsion has pH (4.5-6.5), viscosity (6500-9500 mPa.s), and particle size (8.3-14.1 µm), and remains stable for 12 weeks at room temperature, low temperature, and high temperature, without causing skin irritation. Antibacterial test results indicated that the emulsion exhibited a highly active inhibition zone.
Indentifikasi Senyawa Flavonoid Terhadap Genus Citrus Dengan Metode Spektrofotometri Uv-Vis Natanael Priltius; Candrika Candrika; Fildza Divani; Jenny Arta Sari Nababan; Nanda Fitri; Najla Yumna Arini; Rahmah Indah Sari; Ranisa Ranisa; Eva Diansari Marbun
Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara Vol. 2 No. 3 (2025): JUNI-JULI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman dari genus Citrus dikenal kaya akan senyawa bioaktif, terutama flavonoid, yang memiliki aktivitas biologis seperti antioksidan dan antiinflamasi. Senyawa-senyawa ini banyak ditemukan pada bagian kulit dan sari buah, dan berpotensi dikembangkan dalam bidang farmasi, kosmetik, maupun pangan fungsional. Adapun penyusunan review artikel tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalamnya. khususnya flavonoid, dalam beberapa spesies buah Citrus dari data literatur yang telah dikumpulkan. Artikel review ini disusun dengan metode penelitian Systematic Literature Review (SLR) dengan mengikuti protokol pencarian, seleksi, dan evaluasi literatur, data diperoleh dari Google, Google Scholar, Sciencedirect, ResearchGate, dan Sinta menggunakan kata kunci terkait flavonoid dan spektrofotometri UV-Vis pada genus Citrus dalam rentang tahun 2020–2025 dan kriteria inklusi mencakup jurnal nasional dan internasionak sebanyak 10 jurnal digunakan dalam tinjauan ini. Data dari berbagai artikel penelitian sebelumnya disajikan dalam tabel menunjukkan hasil bahwa seluruh sampel mengandung flavonoid dengan kadar yang bervariasi antar spesies dan bagian buah. kadar flavonoid pada genus Citrus bervariasi baik pada kulit maupun sari buah, dengan nilai tertinggi terdapat pada kulit jeruk nipis (75,329 mg/gr) dan terendah pada kulit jeruk sambal (0,3324 mg/gr). Perbedaan ini dipengaruhi oleh spesies, bagian tanaman, dan kondisi lingkungan. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan metode spektrofotometri UV-Vis terbukti efektif untuk mengidentifikasi dan mengukur kadar flavonoid secara cepat dan akurat.
Indentifikasi Senyawa Flavonoid Terhadap Genus Citrus Dengan Metode Spektrofotometri Uv-Vis Natanael Priltius; Candrika Candrika; Fildza Divani; Jenny Arta Sari Nababan; Nanda Fitri; Najla Yumna Arini; Rahmah Indah Sari; Ranisa Ranisa; Eva Diansari Marbun
Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara Vol. 2 No. 3 (2025): JUNI-JULI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman dari genus Citrus dikenal kaya akan senyawa bioaktif, terutama flavonoid, yang memiliki aktivitas biologis seperti antioksidan dan antiinflamasi. Senyawa-senyawa ini banyak ditemukan pada bagian kulit dan sari buah, dan berpotensi dikembangkan dalam bidang farmasi, kosmetik, maupun pangan fungsional. Adapun penyusunan review artikel tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalamnya. khususnya flavonoid, dalam beberapa spesies buah Citrus dari data literatur yang telah dikumpulkan. Artikel review ini disusun dengan metode penelitian Systematic Literature Review (SLR) dengan mengikuti protokol pencarian, seleksi, dan evaluasi literatur, data diperoleh dari Google, Google Scholar, Sciencedirect, ResearchGate, dan Sinta menggunakan kata kunci terkait flavonoid dan spektrofotometri UV-Vis pada genus Citrus dalam rentang tahun 2020–2025 dan kriteria inklusi mencakup jurnal nasional dan internasionak sebanyak 10 jurnal digunakan dalam tinjauan ini. Data dari berbagai artikel penelitian sebelumnya disajikan dalam tabel menunjukkan hasil bahwa seluruh sampel mengandung flavonoid dengan kadar yang bervariasi antar spesies dan bagian buah. kadar flavonoid pada genus Citrus bervariasi baik pada kulit maupun sari buah, dengan nilai tertinggi terdapat pada kulit jeruk nipis (75,329 mg/gr) dan terendah pada kulit jeruk sambal (0,3324 mg/gr). Perbedaan ini dipengaruhi oleh spesies, bagian tanaman, dan kondisi lingkungan. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan metode spektrofotometri UV-Vis terbukti efektif untuk mengidentifikasi dan mengukur kadar flavonoid secara cepat dan akurat.
EKSPLORASI AKTIVITAS HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETANOL TEMU KUNCI (Boesenbergia rotunda) MELALUI PARAMETER MAKROPATOLOGI ORGAN HATI DAN INDEKS ORGAN PADA MODEL HEPATOTOKSISITAS TIKUS Harahap, Mawandha Sari; Jayanti, Heppy Nova; Silitonga, Desni Rinanda; Candrika
Jurnal Buana Farma Vol. 5 No. 2 (2025): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v5i2.1380

Abstract

Hati merupakan organ paling berperan dalam mayoritas sistem metabolisme pada tubuh. Metabolisme N-acetyl-p-aminophenol (APAP) memiliki metabolit reaktif N-acetyl-p-benzoquinone imine (NAPQI) yang dapat menyebabkan berkurangnya antioksidan glutation hati serta disfungsi mitokondria dan mengakibatkan meningkatnya jumlah radikal bebas dihati, yang pada akhirnya akan merusakkan hati. Antioksidan dibutuhkan guna meminimalisir radikal bebas. Rimpang temu kunci (Boesenbergia rotunda (L.) Mansf) mengandung metabolit sekunder berupa flavonoid yang diketahui memiliki sifat antioksidan sehingga rimpang temu kunci memiliki potensi untuk melindungi hati dari kerusakkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas hepatoprotektif ekstrak etanol rimpang temu kunci terhadap tikus putih jantan yang diinduksi dengan APAP. Tikus putih jantan sebanyak 24 ekor digunakan pada penelitian ini, tikus dibagi dalam 6 kelompok perlakuan yakni kelompok kontrol normal, kontrol negatif diberi CMC-Na 0,5%, kelompok uji diberi ekstrak etanol rimpang temu kunci (EERTK) dosis 250, 500 serta 750 mg/kgBB dan kelompok kontrol positif diberi asetilsistein 200 mg. Selama 10 hari berturut-turut. Pada hari kesepuluh diinduksi dengan APAP 800 mg/kgBB secara oral. Setelah 16 jam, dilakukan pembedahan dan pengambilan organ hati. Organ hati untuk pengukuran indeks relatif organ dan makropatologi organ hati. Data dianalisis menggunakan one way-ANOVA lalu dilanjutkan Post Hoc Turkey HSD. Hasil analisis menjelaskan bahwa pretreatmen dengan EERTK secara signifikan menyebabkan indeks relatif organ hati menurun akibat dari pemberian EERTK, disisi lain EERTK juga memperbaiki makropatologi organ hati.
ASSESSING THE ANTIBACTERIAL EFFICACY OF ETHANOL EXTRACT FROM PEPPERMINT LEAVES (Mentha piperita L.) IN HAND SOAP GEL AGAINST Staphylococcus epidermidis: UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN HAND SOAP GEL EKSTRAK ETANOL DAUN PEPPERMINT (Mentha piperita L.) TERHADAP Staphylococcus epidermidis Candrika, Candrika; Anita Naibaho, Tri; Rinanda Silitonga, Desni; putri aisyia fauzi, Ziza
FORTE JOURNAL Vol 5 No 2 (2025): Edisi Juli 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v5i2.1828

Abstract

In traditional medicine, peppermint leaves (Mentha piperita L.) have been empirically used to treat of illnesses, including cholesterol, gout, hypertension. Peppermint leaves are known to contain a variety of secondary metabolites, including alkaloids, flavonoids, tannins, steroids, saponins, their antibacterial properties have been demonstrated experimentally. It is well known that these substances actively prevent the growth and development of germs. The aim of this study was to evaluate the stability of the formulation of hand soap gel including peppermint leaf ethanol extract, as well as the antibacterial activity of the extract against Staphylococcus epidermidis.Using a 70% ethanol solvent, peppermint leaf ethanol extract was produced by maceration. Diffusion agar method was then used to assess the peppermint leaf ethanol extract's antibacterial activity against Staphylococcus epidermidis. Then, different amounts of 3,6,9% of peppermint leaf ethanol extract were added to Hand Soap gel formulations. the final formulations were examined for preparation properties such as homogeneity, spreadability, foaming power, physical stability at various temperatures, organoleptic testing. The study's findings demonstrated that peppermint leaf ethanol extract can stop Staphylococcus epidermidis bacteria growing. This resulted in an inhibition zone diameter of 17.1 mm at 50% concentration, 16.3 mm at 40%, 15.8 mm at 30%, 14.5 mm at 20%, 13.5 mm at 10% and 6.9 mm at the lowest concentration of 1%. The test profile demonstrates that the diameter of the inhibition zone generated increases with concentration. The Hand Soap Gel formulation satisfied the criteria for evaluating and demonstrated consistent physical stability throughout a 4-week storage period.
KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN IDENTIFIKASI SENYAWA BIOAKTIF PADA DAUN DAN KULIT LEMON (CITRUS LIMON) : PERSPEKTIF KLT DAN FITOKIMIA Eva Dian Sari Marbun; Muhammad Irianto Napitupulu; Yulia Larasanti; Veronika Kabeakan; Natanael Priltius; Candrika, Candrika
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun dan kulit buah lemon (Citrus limon (L.) Burm.f.) kaya akan senyawa bioaktif seperti flavonoid, limonen, dan senyawa fenolik yang bermanfaat untuk kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi simplisia dan mengidentifikasi senyawa bioaktif dalam daun dan kulit lemon menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan uji fitokimia. Hasil menunjukkan bahwa kedua bagian tumbuhan ini mengandung komponen fitokimia signifikan, termasuk flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, dan terpenoid, yang berpotensi sebagai antioksidan dan antimikroba. Analisis KLT memberikan gambaran awal tentang potensi farmakologisnya, mendukung pengembangan lebih lanjut sebagai bahan baku produk kesehatan dan farmasi.