Affandhy, Adhwa'a Kaylla
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Efektivitas Antibiotik Terhadap Durasi Terapi Demam Tifoid Sholih, Mally Ghinan; Mulki, Munir Alinu; Nurhadis, Nurhadis; Akifah, Muthia Nur; Aprillia, Cantika; Maharani, Puteri Rahma; Subekti, Firli Reisya; Affandhy, Adhwa'a Kaylla
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 11 No 1.D (2025): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam tifoid merupakan penyakit yang sering terjadi di Indonesia, disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang menyebar melalui jalur fecal-oral. Prevalensi demam tifoid di Indonesia mencapai 1,60%, dengan prevalensi tertinggi pada anak-anak berusia 5 hingga 14 tahun karena kebiasaan jajan sembarangandan kurangnya perhatian terhadap kebersihan diri . Pengobatan demam tifoid melibatkan pemberian antibiotik yang tepat dan perawatan suportif. Studi ini bertujuan untuk menganalisisefektivitas antibiotik dalam mengurangi durasi terapidemam tifoid, dengan fokus pada antibiotik seperticeftriaxone, cefotaxime, azithromycin, ciprofloxacin, kloramfenikol, dan tiamfenikol. Metode yang digunakan dalam penelitian initermasuk dalam jenis penelitian systematics literature review. Penelitian menunjukkan bahwa ceftriaxone lebih efektif dari pada kloramfenikol dalam mengatasi demam tifoid, dan kombinasi antibiotik seperti tiamfenikol dan ceftriaxone dapat mengurangi lama rawat inap. Azitromisin juga efektif untuk kasus tanpa komplikasi. Penggunaanantibiotik yang tepat penting untuk mengurangi case fatality rate. Terapi kombinasi dapat memperluas spektrumaktivitas antimikroba dan mencegah resistensi. Studi ini memberikan wawasan tentang pengobatan demam tifoiddengan antibiotik yang efektif, seperti ceftriaxone, azithromycin, dan kombinasi antibiotik tertentu. Pentingnya edukasi tentang kebersihan pribadi dan lingkungan juga disorot untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Dengan pemahaman yang lebih baiktentang efektivitas antibiotik dalam pengobatan demam tifoid, diharapkan dapat meningkatkan penanganan kasusdemam tifoid dan mengurangi dampak negatifnya.Kata kunci: Demam tifoid, Lama pengobatan, Terapi antibiotik, Efikasi obat, dan Efektivitas perbandingan
Literature Review: Efektivitas dan Efek Samping PCSK9 Inhibitor (Proprotein Convertase Subtilisin/Kexin Type 9 Inhibitor) dengan Golongan Statin pada Pasien Penderita Kolesterol Affandhy, Adhwa'a Kaylla; Sudarjat, Hadi; Hilmi, Indah Laily; Shadrina, Jahra Almas; Dzannuba, Fadya Laila Dzannuba Laila
Jurnal Sehat Mandiri Vol 20 No 1 (2025): Jurnal Sehat Mandiri, Volume 20 Nomor 1 Juni 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33761/jsm.v20i1.1746

Abstract

Cholesterol is an essential molecule in the human body, but excessive levels can lead to various diseases, including hypercholesterolemia. The management of high cholesterol involves the use of statins and PCSK9 inhibitors. This study aims to compare the effectiveness and side effects of these two drug classes.This study is a literature review conducted from August to September using articles from the PubMed database with keywords related to PCSK9 inhibitors and statins. The data were analyzed through bibliometric analysis using VOSviewer software with keywords such as PCSK9 inhibitor, alirocumab, bococizumab, and evolocumab.The results showed that PCSK9 inhibitors could reduce LDL-C levels by 57-61% with a good safety profile, although side effects such as injection site reactions were observed. In comparison, statins reduced LDL-C levels by 18-55% and increased HDL-C levels by up to 15%, but their side effects included muscle disorders and liver function impairment. PCSK9 inhibitors provide an additional solution for patients who do not respond optimally to statins. Conclusion: PCSK9 inhibitors are effective in lowering LDL-C in patients who have difficulty achieving target levels with statin therapy alone.