Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Sarumpun marriage phenomenon: analysis of Islamic law perspective Yandi, Akmal; Akem, Umar; Dewi, Erna; Netti, Misra; Adrinoviyan, Adrinoviyan
UKAZ: International Journal of Islamic Studies Vol. 1 No. 2 (2024): November
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Solok Nan Indah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minangkabau society, which adheres to a matrilineal kinship system, considers marriage as an important event. In Minangkabau custom, sarumpun marriage is strictly prohibited, and violations are subject to customary punishment. However, in Islamic law, there is no prohibition against sarumpun marriage. This study aims to determine the view of Islamic law in the perspective of 'urf on the prohibition of sarumpun marriage. The method used is a qualitative method with an ethnographic approach with data sources from interviews, observations with traditional leaders and data from related books and articles. The results show that Minangkabau custom prohibits sarumpun marriage, but still considers it valid. In Islam, this marriage is not haram, but makruh. From the perspective of urf, this prohibition is included in the valid urf, because Imam Ghazali stated that sarumpun marriage is makruh. In addition, Islam recommends avoiding marriage with close relatives because it can produce weak offspring, as the opinion of the jurists is that a person's lust tends to be weak towards close relatives.
Studi Analisis Sosio Historis Pergeseran Makna Bid’ah di Kalangan Ulama Yusdian, Desi; Adrinoviyan, Adrinoviyan; Ikhlas, Al; Yelliza, Merri
Indonesian Research Journal on Education Vol. 4 No. 4 (2024): irje 2024
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/irje.v4i4.1402

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah adanya ikhtilāf ulama dalam menginterpretasikan bid’ah, yang mengakibatkan kebingungan dalam kehidupan masyarakat Islam. Penulis tertarik untuk menganalisis ulang pemaknaan terhadap bid’ah berdasarkan alur sejarah bid’ah itu sendiri sehingga diketahui faktor historis yang melatar belakangi perbedaan makna tersebut. Permasalahan yang penulis bahas dalam disertasi ini dapat dijabarkan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut: pertama, Bagaimana konsep bid’ah di kalangan ulama, dimulai dari generasi awal Islam sampai zaman sekarang? dan Kedua, Apa saja faktor sosio historis yang melatar belakangi pergeseran makna bid’ah? Adapun tujuan yang dicapai dalam penelitian ini; pertama, menganalisis konsep bid’ah di kalangan ulama dimulai dari generasi awal Islam sampai zaman sekarang. Kedua, Menganalisis faktor sosio historis yang melatar belakangi pergeseran makna bid’ah di kalangan ulama dari generasi ke generasi. Penelitian ini merupakan studi library research (penelitian kepustakaan). Sumber data dianalisis lalu dikaitkan dan dihubungkan satu sama lainnya, sehingga diperoleh data yang konkrit agar dapat menentukan kesimpulan sebagai jawaban dari masalah yang diteliti. Hasil penelitian ini sebagai berikut: 1) Pemaknaan bid’ah pada masa Khulafā’ al-Rāsyidīn diketahui bahwa pemaknaan bid’ah itu dapat bertransformasi disesuaikan dengan tuntutan kemaslahatan umat ketika itu.  Sedangkan Imam al-Syāfi’ī dan Imam ‘Izzu al-Dīn ibn ‘Abd al-Salām memahami bid’ah secara lafẓi dan lebih umum. 2) Faktor yang melatar belakangi pergeseran makna bid’ah; Pada masa al-Khulafā`u al-Rāsyidīn karena wilayah Islam yang semakin luas sehingga banyak non Arab yang masuk Islam, hingga muncullah kejadian-kejadian baru yang membutuhkan jawaban hukumnya dan pada masa Imam al-Syfi’ī dan ‘Izzudīn abdu al-Salām dikarenakan kondisi sosio kultural masyarakat yang lebih maju dan latar belakang pendidikan.