Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EDUKASI PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI PADA WANITA USIA SUBUR SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DINI KANKER PAYUDARA Puspita, Irma Yudith Ayu; Mulyati, Susi; Mahanani, Dian; Budianto, Eko Teguh; Apriliani, Fauziah; Zulfa, Habibah; Wahidatunnisa, Isda Rahma; Hafizah, Iva; Putri, Kharisma Fadila; Fitri, Raissa Ananda
Mitra Mahajana: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): Volume 6, Nomor 1 Maret 2025
Publisher : LPPM Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/mahajana.v6i1.5392

Abstract

Breast cancer, a malignant tumor, remains the leading cause of cancer-related deaths among women globally. This is supported by data from the World Health Organization (WHO), which reported nearly 1.7 million new cases in 2012, accounting for approximately 12% of all cancer diagnoses and 25% of cancers in women. By 2010, WHO estimated that breast cancer incidence had reached 11 million cases, and global cancer-related deaths were projected to rise to 27 million by 2030. Early detection of breast cancer is achievable through self-breast examination (SADARI). Without regular self-examinations, breast cancer is often diagnosed at an advanced stage, significantly increasing mortality risk. Early detection can reduce mortality rates by 25–30%. Monthly self-examinations are strongly recommended, and individuals should seek immediate medical consultation if a lump is detected. This practice is critical for public health, including adolescents, as 86% of breast lumps are first identified through self-examination. Increased awareness of SADARI positively influences women’s attitudes and behaviors, emphasizing its role in reducing breast cancer risk. Notably, women in early adulthood are more likely to adopt regular self-examinations to monitor breast health proactively. A community service initiative was conducted to educate 30 participants about SADARI. Knowledge levels were evaluated using pre-test and post-test questionnaires. The results showed a significant improvement in understanding, with 23 respondents (76.66%) achieving high post-test scores, demonstrating the effectiveness of the educational outreach.
Hubungan perilaku pola makan pada status gizi ibu hamil untuk pencegahan resiko stunting di Puskesmas Kemayoran Jakarta Pusat tahun 2025 Mulyati, Susi; Mahanani, Dian; Kurniawan, Yang Fajar; Ayu, Irma Yudith; Budianto, Eko Teguh; Sekundaria, Ratna Dewi; Fakhirah, Annisa; Fatimah, Gefira Nur
Indonesian Journal of Health Science Vol 5 No 5 (2025)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v5i5.1755

Abstract

Stunting masih menjadi permasalahan gizi kronis utama di Indonesia dengan prevalensi 21,6% pada tahun 2022 dan target penurunan hingga 14% pada 2024. Kondisi gizi ibu hamil berpengaruh langsung terhadap status gizi janin dan perkembangan anak, sehingga menjadi faktor penting dalam pencegahan stunting. Perilaku pola makan ibu hamil memiliki peran sentral karena ketidakseimbangan konsumsi zat gizi makro dan mikro dapat menyebabkan defisiensi energi kronis, anemia, risiko bayi lahir dengan berat badan rendah, prematuritas, dan stunting. Namun, masih terdapat kesenjangan penelitian terkait hubungan langsung antara perilaku pola makan dan status gizi ibu hamil di wilayah urban, khususnya pada tingkat pelayanan primer. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara perilaku pola makan dan status gizi ibu hamil dalam upaya pencegahan stunting di Puskesmas Kemayoran, Jakarta Pusat, tahun 2025. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif analitik dengan pendekatan cross-sectional dan dilaksanakan pada Mei 2025. Sampel terdiri dari 100 ibu hamil trimester kedua dan ketiga yang dipilih secara purposive sampling. Perilaku pola makan diukur menggunakan kuesioner Food Frequency Questionnaire (FFQ) yang dimodifikasi. Status gizi diukur melalui IMT pra-kehamilan dan Lingkar Lengan Atas (LILA). Hasil menunjukkan adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara perilaku pola makan ibu hamil dengan status gizi mereka (p-value = 0.032). Kelompok dengan pola makan kurang ideal memiliki prevalensi status gizi kurang optimal sekitar 1.5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok pola makan yang lebih baik (PR 1.497; 95% CI: 1.05–2.13). Intervensi gizi berbasis perilaku spesifik di lingkungan urban sangat penting untuk mencegah kasus stunting.