Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengetahuan dan perilaku tenaga kesehatan dalam menggunakan APD di ruang rawat inap Rumah Sakit Hermina Bekasi Mulyati, Susi; Mahanani, Dian
Indonesian Journal of Health Science Vol 4 No 5 (2024)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v4i5.978

Abstract

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Rumah sakit merupakan tempat kerja yang mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit akibat kerja maupun penyakit akibat kecelakaan kerja. Resiko kontak dengan agen penyakit menular, darah, cairan tubuh maupun tertusuk jarum suntik yang berperan sebagai transmisi berbagai penyakit, seperti hepatitis B dan HIV/AIDS. Pengetahuan dan perilaku kepatuhan tenaga kesehatan dalam penggunaan alat pelindung diri sangat mempengaruhi untuk terhindarinya akibat kecelakan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada tenaga kesehatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Hermina Bekasi Tahun 2023. Metode yaitu survey analitik dengan pendekatan cross sectional study. Pengambilan sampel dengan total sampling dan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang alat pelindung diri adalah baik (100,0%) dan perilaku dalam penggunaan alat pelindung diri adalah yang patuh (73,3%) yang tidak patuh (26,7%). Diharapkan pihak rumah sakit dan tenaga kesehatan terus meningkatkan pengetahuan dan perilaku kepatuhan dalam penggunaan alat pelindung diri di rumah sakit.
EDUKASI PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI PADA WANITA USIA SUBUR SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DINI KANKER PAYUDARA Puspita, Irma Yudith Ayu; Mulyati, Susi; Mahanani, Dian; Budianto, Eko Teguh; Apriliani, Fauziah; Zulfa, Habibah; Wahidatunnisa, Isda Rahma; Hafizah, Iva; Putri, Kharisma Fadila; Fitri, Raissa Ananda
Mitra Mahajana: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): Volume 6, Nomor 1 Maret 2025
Publisher : LPPM Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/mahajana.v6i1.5392

Abstract

Breast cancer, a malignant tumor, remains the leading cause of cancer-related deaths among women globally. This is supported by data from the World Health Organization (WHO), which reported nearly 1.7 million new cases in 2012, accounting for approximately 12% of all cancer diagnoses and 25% of cancers in women. By 2010, WHO estimated that breast cancer incidence had reached 11 million cases, and global cancer-related deaths were projected to rise to 27 million by 2030. Early detection of breast cancer is achievable through self-breast examination (SADARI). Without regular self-examinations, breast cancer is often diagnosed at an advanced stage, significantly increasing mortality risk. Early detection can reduce mortality rates by 25–30%. Monthly self-examinations are strongly recommended, and individuals should seek immediate medical consultation if a lump is detected. This practice is critical for public health, including adolescents, as 86% of breast lumps are first identified through self-examination. Increased awareness of SADARI positively influences women’s attitudes and behaviors, emphasizing its role in reducing breast cancer risk. Notably, women in early adulthood are more likely to adopt regular self-examinations to monitor breast health proactively. A community service initiative was conducted to educate 30 participants about SADARI. Knowledge levels were evaluated using pre-test and post-test questionnaires. The results showed a significant improvement in understanding, with 23 respondents (76.66%) achieving high post-test scores, demonstrating the effectiveness of the educational outreach.
Hubungan perilaku pola makan pada status gizi ibu hamil untuk pencegahan resiko stunting di Puskesmas Kemayoran Jakarta Pusat tahun 2025 Mulyati, Susi; Mahanani, Dian; Kurniawan, Yang Fajar; Ayu, Irma Yudith; Budianto, Eko Teguh; Sekundaria, Ratna Dewi; Fakhirah, Annisa; Fatimah, Gefira Nur
Indonesian Journal of Health Science Vol 5 No 5 (2025)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v5i5.1755

Abstract

Stunting masih menjadi permasalahan gizi kronis utama di Indonesia dengan prevalensi 21,6% pada tahun 2022 dan target penurunan hingga 14% pada 2024. Kondisi gizi ibu hamil berpengaruh langsung terhadap status gizi janin dan perkembangan anak, sehingga menjadi faktor penting dalam pencegahan stunting. Perilaku pola makan ibu hamil memiliki peran sentral karena ketidakseimbangan konsumsi zat gizi makro dan mikro dapat menyebabkan defisiensi energi kronis, anemia, risiko bayi lahir dengan berat badan rendah, prematuritas, dan stunting. Namun, masih terdapat kesenjangan penelitian terkait hubungan langsung antara perilaku pola makan dan status gizi ibu hamil di wilayah urban, khususnya pada tingkat pelayanan primer. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara perilaku pola makan dan status gizi ibu hamil dalam upaya pencegahan stunting di Puskesmas Kemayoran, Jakarta Pusat, tahun 2025. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif analitik dengan pendekatan cross-sectional dan dilaksanakan pada Mei 2025. Sampel terdiri dari 100 ibu hamil trimester kedua dan ketiga yang dipilih secara purposive sampling. Perilaku pola makan diukur menggunakan kuesioner Food Frequency Questionnaire (FFQ) yang dimodifikasi. Status gizi diukur melalui IMT pra-kehamilan dan Lingkar Lengan Atas (LILA). Hasil menunjukkan adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara perilaku pola makan ibu hamil dengan status gizi mereka (p-value = 0.032). Kelompok dengan pola makan kurang ideal memiliki prevalensi status gizi kurang optimal sekitar 1.5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok pola makan yang lebih baik (PR 1.497; 95% CI: 1.05–2.13). Intervensi gizi berbasis perilaku spesifik di lingkungan urban sangat penting untuk mencegah kasus stunting.
Pengaruh pemberian pelatihan ergonomi terhadap sikap kerja duduk karyawan LKP Hermina Learning Centre PT Medikaloka Pendidikan Pelatihan di Hermina Tower Kemayoran tahun 2024 Sumiati, Teti; Mulyati, Susi; Hidhayanti, Hayyu Naafi
Indonesian Journal of Health Science Vol 4 No 6s (2024): Mewujudkan Indonesia Sehat: Transformasi Sistem Kesehatan di Era Baru
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v4i6s.1196

Abstract

Setiap pekerja yang bekerja di perkantoran umumnya akan bekerja duduk di depan komputer setiap harinya. Pada posisi kerja duduk yang tidak sesuai dapat menyebabkan posisi kerja yang membungkuk sehingga meningkatkan risiko nyeri pada daerah punggung. Berdasarkan pengambilan data awal di LKP HLC belum pernah diberikan pengetahuan ergonomi tentang sikap kerja duduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pelatihan ergonomi terhadap sikap kerja duduk. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan Quasy Experiment. Sampel dari penelitian ini yaitu karyawan PT Medikaloka Pendidikan dan Pelatihan dengan besar sampel 10 responden. Alat ukur yang digunakan adalah lembar observasi REBA. Uji statistik yang dgunakan dalam penelitian ini adalah uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata – rata sikap kerja duduk sebelum diberikan pelatihan (pre-test) yaitu 9,40 dan nilai rata nilai rata – rata sikap kerja duduk setelah diberikan pelatihan (post-test) yaitu 7. Hasil uji statistik menggunakan Wilcoxon diperoleh nilai Sig 0,006 < 0,05, artinya pelatihan ergonomic berpengaruh terhadap sikap kerja duduk karyawan. Pelatihan ergonomic memiliki pengaruh terhadap sikap kerja duduk karyawan. Diharapkan setelah penelitian ini karyawan dapat menerapkan sikap kerja duduk yang ergonomic selama bekerja dan membagikan pengetahuan yang sudah diperoleh kepada rekan – rekan kerja lainnya yang belum terpapar dengan informasi terkait sikap kerja duduk. Keywords: Ergonomics Training, Work Attitudes  
PENINGKATAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 13 JAKARTA Mulyati, Susi; Mahanani, Dian; Hutapea, Jhon Hendrik Sahat Marasi; Fakhirah, Annisa; Fatimah, Gefira Nur; Masruroh, Siti; Syakuli, Alifah Irdanti; Adriansyah, Moch; Fasa, Sabrina Putri
Mitra Mahajana: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024): Volume 5 Nomor 2 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/mahajana.v5i2.4455

Abstract

Reproductive health is a state of complete physical, mental, and social well-being. It does not merely entail freedom from diseases related to the reproductive system, functions, and processes. Maintaining reproductive health is crucial for adolescents through adopting a healthy lifestyle and consuming vitamins. The age range for adolescents is typically between 10-20 years old, though according to the Indonesian Ministry of Health Regulation Number 25 of 2014, adolescents are defined as those aged 10 to 18 years. Adolescence begins with puberty, marked by physical and physiological changes. Reproductive health education should be introduced early, starting around 2,5-3 years old when children begin to be curious about their bodies. Parental education aims to help children understand reproductive health, emphasising the importance of personal hygiene, especially for adolescent girls. This education focuses on awareness and the importance of reproductive health and equipping children to make informed decisions in various situations. Community service initiatives aim to educate adolescents and improve their knowledge of reproductive health. An outreach activity was conducted on Friday, April 19, 2024, at SMPN 13 Jakarta, reaching 380 respondents directly through educational sessions. Evaluation involved pre-test and post-test questionnaires to measure knowledge levels, with results showing a significant increase in reproductive health knowledge among adolescents. Post-test results indicated high scores for 299 respondents (78.69%).
PENYULUHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN CARA MENJAGA KESEHATAN GIGI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Mulyati, Susi; Hutapea, John Hendrik Sahat M; Mahanani, Dian; Puspita, Irma Yudith Ayu; Rustamadji, Ratna Sekundaria; Kurniawan, Yang Fajar; Putri, Zahra Tania; Priadi, Putri Zahra; Pratiwi, Diana Adi; Destyanti, Annisa A
Mitra Mahajana: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): Volume 6, Nomor 1 Maret 2025
Publisher : LPPM Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/mahajana.v6i1.5423

Abstract

Oral and dental health issues are critical in public health development, particularly among elementary school-aged children. Early dental care prevents enamel damage and supports the strength of children’s developing teeth. Children have a set of evenly aligned teeth at a young age that grow and develop gradually. Introducing oral hygiene habits early is essential. Failure to prevent cavities in school-aged children can hinder their long-term growth if specific measures are not taken, such as addressing dietary habits like consuming chicken and other foods. Such issues may disrupt a child’s developmental process. This community service initiative aimed to educate elementary school children to enhance their oral and dental health knowledge. The activity was conducted on Friday, December 13, 2024, at SDN (Elementary School) Kuningan Barat 01, South Jakarta. The program involved direct educational counselling sessions with 118 participants. Evaluation was performed through questionnaires to measure knowledge levels, assessed via pre-test and post-test results. The findings revealed a significant improvement in the children’s understanding of oral and dental health, evidenced by the post-test results, in which 80 respondents (67.78%) achieved high scores.